linimassa.id – Sebagai lagu kebangsaan, Indonesia Raya menjadi lagu wajib nasional yang kerap dikumandangkan pada acara-acara penting. Antara lain saat upacara 17 Agustus.
Dikutip dari Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), sejarah lagu Indonesia Raya mulanya muncul dari pemikiran para pejuang bangsa, salah satunya Ki Hajar Dewantara pada 1918.
Ia sempat memikirkan kapan sekiranya Indonesia memiliki lagu kebangsaan sendiri. Pemikiran ini kemudian ditanggapi Wage Rudolf Soepratman (W.R Supratman).
Ia memikirkan gagasan tersebut dan mulai menciptakan lagu Indonesia Raya pada 1924. Aransemen lagu ini ternyata bukan perkara mudah.
W.R Soepratman sempat ditangkap oleh Belanda karena mengaransemen lagu kebangsaan yang dapat menggugah jiwa nasionalisme terhadap Indonesia.
Pada buku berjudul ‘Meluruskan Sejarah dan Riwayat Hidup Wage Rudolf Soepratman’ karya C. Hutabarat, lagu ini terinspirasi dari Majalah Timbul, sebuah majalah lokal di Solo, Jawa Tengah.
Setelah rampung, lagu ini diperkenalkan di Kongres Pemuda II di Batavia (kini Jakarta) pada 28 Oktober 1928. Lagu ini kemudian menjadi salah satu katalis penggerak rasa nasionalisme bagi para pemuda Indonesia.
Lirik dan partitur lagu ini mulai dikenal luas setelah Sin Po, surat kabar China berbahasa Melayu menerbitkan lirik tersebut pada 10 November 1928.
Lirik lagu Indonesia Raya yang asli berjudul tiga stanza dengan aransemen yang sama, tetapi liriknya berbeda-beda di masing-masing stanza.
Walau begitu, lirik lagu Indonesia Raya yang banyak dikenal masyarakat hanya satu stanza. Hal ini karena Panitia Lagu Kebangsaan Indonesia menetapkan cukup satu stanza.
Panitia itu diketuai Presiden ke-1 Indonesia Soekarno dan beranggotakan Ki Hajar Dewantara, Achiar, Sudibyo, Darmawidjaja, dan Mr. Oetojo.
Dengan begitu, satu stanza ini wajib dimainkan ketika upacara bendera HUT RI setiap tanggal 17 Agustus bersamaan dengan pengibaran bendera Merah Putih.
Hal ini kemudian ditetapkan pula dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan di suatu acara, maka mereka yang hadir harus menyanyikan lagu tersebut dengan sikap sempurna, yaitu berdiri tegak dan sikap hormat.
Lirik Lagu Indonesia Raya
Berikut lirik lengkap lagu Indonesia Raya 3 stanza dengan ejaan yang disempurnakan.
Stanza I
Indonesia, tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri,
Jadi pandu ibuku,
Indonesia, kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu,
Hiduplah tanahku,
Hiduplah negeriku,
Bangsaku, rakyatku, semuanya,
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Hiduplah Indonesia Raya!
Stanza II
Indonesia, tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya,
Di sanalah aku berdiri,
Untuk selama-lamanya,
Indonesia, tanah pusaka,
Pusaka kita semuanya,
Marilah kita mendoa,
Indonesia bahagia!
Suburlah tanahnya,
Suburlah jiwanya,
Bangsanya, rakyatnya, semuanya
Sadarlah hatinya,
Sadarlah budinya,
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Hiduplah Indonesia Raya!
Stanza III
Indonesia, tanah yang suci,
Tanah kita yang sakti,
Di sanalah aku berdiri,
Menjaga ibu sejati,
Indonesia, tanah berseri,
Tanah yang aku sayangi,
Marilah kita berjanji,
Indonesia abadi!
Selamatlah rakyatnya,
Selamatlah putranya,
Pulaunya, lautnya, semuanya,
Majulah negerinya,
Majulah pandunya,
Untuk Indonesia Raya.
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Hiduplah Indonesia Raya!
Wage Rudolf Soepratman
Awalnya WR Soepratman menulis lagu “Indonesia Raya” dengan tangga nada C dan catatan khusus berbunyi “Djangan Terlaloe Tjepat”.
Perjalanan “Indonesia Raya” Secara musikal, lagu “Indonesia Raya” justru pertama kali diaransemen secara layak oleh orang Belanda bernama Jos Cleber.
Jos Cleber menerima permintaan Jusuf Ronodipuro yang saat itu menjabat sebagai Kepala Studio RRI Jakarta. Jos Cleber pun akhirnya menyusun aransemen baru sekaligus menyempurnakan versi awalnya setelah menerima masukan dari Presiden Soekarno.
Rekaman asli Jos Cleber dari tahun 1950 kemudian direkam kembali secara digital di Australia. Saat ini rekaman asli versi Jos Cleber tersimpan rapi di RRI Jakarta.
Ia lahir pada 19 Maret 1903 di Desa Somongarui, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
WR Supratman juga dikenal sebagai anggota dari grup musik jazz Black and White Jazz Band. WR Supratman mempelajari musik dari kakak iparnya, Willem van Eldik.
Setelah tinggal di Jakarta, WR Supratman membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Tulisan di majalah itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Lagu “Indonesia Raya” kemudian tercipta dari tangan dingin WR Supratman saat sedang tinggal di Bandung.
Ide penulisan lagu Indonesia Raya bermula saat WR Soepratman membaca tulisan di majalah terbitan Solo, Jawa Tengah, bernama Timbul.
Dalam buku tersebut tertulis “Alangkah baiknya jika ada seorang pemuda Indonesia yang dapat menciptakan lagu kebangsaan, karena bangsa-bangsa lain sudah memiliki lagu kebangsaan mereka sendiri.”
Membaca tulisan tersebut, Wage Rudolf Soepratman termotivasi dan mulai menulis teks lagu Indonesia Raya. Lagu Indonesia Raya lahir pada pertengahan tahun 1928. Dan, untuk pertama kali lagu Indonesia Raya dikumandangkan pada tanggal 28 Oktober 1928 tepatnya saat Kongres Pemuda Indonesia II. (Hilal)