linimassa.id – Film atau serial animasi sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Naruto, Spongebob, Doraemon dan ratusan bahkan ribuan judul lain dikenal banyak orang. Yuk cari tahu prosesnya seperti apa.
Film animasi atau yang biasa dikenal dengan animasi, diambil dari bahasa Latin yaitu anima, yang memiliki arti jiwa (soul), atau animate yang memiliki arti nafas kehidupan.
Animasi adalah metode memotret gambar, model, atau bahkan boneka secara berurutan, untuk menciptakan ilusi gerakan secara berurutan.
Dalam film animasi tradisional, ilustrasi digambar atau dilukis pada lembaran seluloid transparan untuk difoto.
Kartun tradisional merupakan contoh dari penggunaan metode ini. Kini, sebagian besar film animasi dibuat dengan citra yang dihasilkan komputer atau CGI.
Untuk menciptakan tampilan gerakan yang halus dari ilustrasi yang digambar, dilukis, atau dihasilkan komputer ini, kecepatan frame, atau jumlah gambar berurutan yang ditampilkan setiap detik, menjadi penentu.
Karakter bergerak biasanya menggunakan satu gambar ditampilkan untuk dua bingkai, dengan total 12 gambar per detik.
Dalam film animasi, frame rate 24 frame per detik (fps) sering digunakan untuk menciptakan gerakan yang lebih halus.
DIperlukan proses yang panjang untuk membuat sebuah film animasi. Ada beberapa tahapan produksi yang harus dilalui oleh animator hingga menghasilkan karya yang menarik.
Tahapan produksi film animasi ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
Pra produksi merupakan tahapan paling dasar dalam membuat sebuah film animasi. Tahapan ini merupakan proses pencarian ide, membuat konsep, dan membuatnya menjadi nyata.
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahapan ini adalah pembuatan konsep dan ide, pembuatan story atau scenario cerita, pembuatan storyboard, desain karakter, music dan soundfix, dan pembuatan animatic.
Pada tahap produksi menjadi tahapan yang paling inti dari keseluruhan proses. Tahapan ini akan mempengaruhi visual dan kualitas gambar pada hasil akhir. Ini meliputi; pembuatan asset animasi, pembuatan animasi, pembuatan voiceover, layout, keymotion dan inbetween, background, pembuatan music, scanning, colouring, dan pembuatan sound effect.
Selajutnya pasca produksi yang merupakan tahapan finishing terhadap hasil video yang diberikan. Tahap ini menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus. Beberapa proses dalam pasca produksi yakni composting, dubbing dan sound editing, video editing, final rendering, dan burning to media.
Proses
Ada dua proses pembuatan film animasi, di antaranya adalah secara konvensional dan digital. Teknik konvensional yakni teknik celluloid (kadang-kadang disebut cell saja) ini merupakan teknik mendasar dalam pembuatan film animasi klasik.
Selanjutnya ada teknik digital. Setelah perkembangan teknologi komputer di era 1980, proses pembuatan animasi 2 dimensi menjadi lebih mudah. Yang sangat nyata dirasakan adalah kemudahan dalam proses pembuatan animasi.
Untuk penggarapan animasi sederhana, mulai dari perancangan model hingga pengisian suara/dubbing dapat dilakukan dengan mempergunakan satu personal komputer. Setiap kesalahan dapat dikoreksi dengan cepat dan dapat dengan cepat pula diadakan perubahan.
Itu dia tentang animasi dan prosesnya. Semoga membantu menambah pemahaman ya. (Hilal)