linimassa.id – Setelah sempat ditutup untuk umum sekitar tiga tahun akibat pandemi, Observatorium Bosscha sudah kembali membuka kunjungan untuk umum mulai Juni 2023. Melalui wisata edukasi ini, pengunjung bisa mengetahui soal sejarah observatorium dan melihat astronom mengamati obyek langit menggunakan teleskop Zeiss.
Pengunjung juga bisa melihat matahari menggunakan teleskop, serta berdiskusi tentang matahari sebagai bintang terbesar di tata surya Untuk diketahui,
Observatorium yang diresmikan pada 1 Januari 1923 atas prakarsa K. A. R. Bosscha bersama Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging adalah observatorium astronomi modern pertama di Asia Tenggara.
Dengan itu sains astronomi di Bumi Nusantara memulai kontribusi internasional pada pengembangan astrofisika dalam topik bintang, Tata Surya, dan galaksi. Observatorium ini menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung sejak 1951.
Museum Observatorium Bosscha beralamat di Jalan Peneropongan Bintang, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Setiap hari kunjungan, terdapat dua sesi dengan kuota pengunjung masing-masing sesi sebanyak 50 orang. Sesi 1 pukul 08.30 WIB-10.00 WIB, sedangkan Sesi 2 pukul 10.30 WIB-12.00 WIB.
Informasi keterisian kuota akan terus diperbarui di situs web bosscha.itb.ac.id, dan pengunjung hanya dapat mendaftar pada jadwal dengan kuota yang masih tersedia.
Calon pengunjung yang datang ke lokasi tanpa pendaftaran di awal, dapat diterima selama kuota program kunjungan masih tersedia. Pihak manajemen observatorium berhak menolak pengunjung yang datang ke lokasi tanpa pendaftaran bila kuota kunjungan sudah terpenuhi.
Calon pengunjung yang sudah mendaftar dapat melakukan pembatalan atau penjadwalan ulang dengan mengirim e-mail ke obsbosscha@gmail.com paling lambat 72 jam sebelum waktu berkunjung. Penjadwalan ulang hanya boleh dilakukan sebanyak satu kali.
Ketidakhadiran pada jadwal kunjungan atau pembatalan tanpa penjadwalan ulang akan berakibat tiket hangus dan tidak bisa dilakukan pengembalian dana (refund).
Jika cuaca mendung atau turun hujan, tidak akan bisa melakukan pengamatan matahari melalui teleskop.
Anak-anak berusia hingga 12 tahun wajib didampingi oleh orangtua. Orangtua bertanggung jawab atas pengawasan anak-anak.
Observatorium Bosscha dapat menyesuaikan kunjungan dengan kebutuhan khusus para pengunjung. Sebagian besar fasilitas di Observatorium Bosscha belum dapat diakses kursi roda, oleh sebab itu calon pengunjung dianjurkan berdiskusi dengan pengelola terlebih dahulu sehingga kunjungan dapat diatur sesuai kebutuhan.
Observatorium Bosscha mengoperasikan sekitar 12 teleskop termasuk tiga buah teleskop radio dengan Teleskop Refraktor Ganda Zeiss 0.6 meter sebagai teleskop terbesar yang dipasang di kubah.
Awalnya dibangun pada 1923 oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (NISV) dengan dukungan dana dari Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di Malabar, Observatorium Bosscha diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada 1951 dan saat ini sepenuhnya dikelola oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pada 2004, Observatorium Bosscha ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya. Pada 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital Nasional. Selanjutnya, Observatorium Bosscha ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya tingkat Nasional pada 2017 dan peringkat Kabupaten pada 2021.
Meskipun demikian, Observatorium Bosscha mengalami kesulitan mengamati langit karena adanya polusi cahaya dari aktivitas permukiman di Lembang dalam beberapa dekade terakhir sehingga terancam tutup. (Hilal)