linimassa.id – Penyakit satu ini menular dari hewan ke manusia. Infeksi ini ditularkan oleh hewan yang terinfeksi penyakit rabies.
Hewan utama sebagai penyebab penyebaran rabies adalah anjing, kelelawar, kucing dan kera. Di Indonesia rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu masalah yang mengancam kesehatan masyarakat.
Rabies alias penyakit anjing gila adalah penyakit menular akut, menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh Lyssavirus.
Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan atau cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies, hewan yang berisiko tinggi tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.
Rabies adalah infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf manusia. Virus rabies yang bernama Lyssavirus menular ke manusia melalui gigitan hewan. Itulah mengapa penyakit ini termasuk penyakit zoonosis.
Di Indonesia, penyakit ini terkenal dengan nama penyakit anjing gila. Hal ini karena hewan yang paling sering menyebabkan rabies adalah anjing.
Meski begitu, ada banyak hewan lain yang juga bisa menyebabkan penyakit ini, seperti kucing, kelelawar dan kera.
Hewan yang terinfeksi bisa menularkan virus penyakit tersebut melalui air liur, gigitan, atau cakaran dan jilatan pada kulit seseorang yang terluka.
Biasanya, hewan yang berisiko tinggi menularkan rabies adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.
Gejala
Gejala masa inkubasi virus rabies berkisar antara 4 – 12 minggu, setelah masa inkubasi orang yang tertular virus rabies akan mengalami gejala mirip flu, demam otot melemah, kesemutan atau merasa terbakar di area gigitan, sakit atau nyeri kepala, demam, mual dan muntah, merasa gelisah, bingung atau terancam tanpa ada penyebab, hiperaktif, halusinasi, insomnia atau gangguan tidur, kesulitan menelan ketika makan atau minum serta produksi air liur berlebih.
Gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap dimulai dengan gejala awal yang mirip flu lalu berkembang menjadi gangguan neurologis yang parah. Meski bisa berakibat fatal, pasien tetap berpeluang sembuh asal segera diobati setelah terpapar virus rabies.
Beberapa cara penanganan luka gigitan hewan penularan rabies pada manusia cuci luka gigitan secepatnya dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit lalu diberikan antiseptic, segera dibawa ke rumah sakit untuk kembali dilakukan pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR), penanganan luka sesegera mungkin efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.
Tindakan-tindakan pencegahan terinfeksi virus rabies adalah dengan mengurangi faktor-faktor risiko dengan cara :
- Melakukan vaksinasi rabies pada hewan peliharaan.
- Mendapatkan vaksin rabies untuk diri sendiri.
- Menjaga kontak dari hewan yang berpotensi memiliki virus rabies.
- Menjaga hewan peliharaan agar tidak berinteraksi dengan hewan liar atau asing.
- Melaporkan ke petugas kesehatan apabila menemui seseorang atau hewan yang mempunyai gejala rabies.
- Cegah hewan-hewan lain yang berpotensi menyebarkan rabies masuk kedalam rumah.
Penyebab
Penyebab rabies adalah infeksi virus Lyssavirus. Virus ini menyebar melalui air liur hewan yang terinfeksi. Hewan yang terinfeksi dapat menyebarkan virus melalui gigitan hewan atau orang lain.
Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat menyebar ketika air liur hewan yang terinfeksi masuk ke dalam luka terbuka atau selaput lendir, seperti mulut atau mata. Hal ini bisa terjadi jika hewan tersebut menjilat luka terbuka di kulit kamu.
Semua hewan mamalia bisa menyebarkan virus rabies. Namun, berikut hewan yang paling umum menularkan penyakit tersebut:
Hewan peliharaan dan ternak, seperti kucing, sapi, anjing, musang, kambing, kuda.
Hewan liar, seperti kelelawar, berang-berang, rubah, monyet, rakun, sigung.
Program pengendalian T Rabies memberikan contoh yang bagus untuk mengoperasionalkan One Health – membangun struktur dan kepercayaan yang sangat penting untuk membangun sistem untuk penyakit zoonosis lainnya, termasuk penyakit yang rentan terhadap pandemi.
Menjamin akses yang adil terhadap layanan kesehatan dan profilaksis pasca pajanan rabies bagi masyarakat yang kurang terlayani tidak hanya menyelamatkan nyawa tetapi juga memperkuat sistem kesehatan nasional.
Menyebar
Rabies menyebar di 26 provinsi di Indonesia. Penyebaran rabies di Indonesia cukup mengkhawatirkan, karena rabies cenderung menyebar ke berbagai wilayah yang semula bebas Rabies.
Rabies juga merupakan masalah kesehatan kompleks, karena tidak hanya terkait dengan aspek kesehatan namun terkait juga dengan aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya penanggulangan secara terpadu, lintas sektor secara berkesinambungan.
Rabies atau lebih dikenal dengan Penyakit Anjing Gila, merupakan penyakit zoonosis yang sangat ditakuti nomor 1 di dunia, dan merupakan penyakit penting di Indonesia karena bersifat fatal dan menimbulkan kematian bagi manusia yang terpapar.
Karena sifat penyakit yang sangat berbahaya maka WHO mencanangkan Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day, sering disingkat WRD) diperingati setiap tanggal 28 September. Peringatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pencegahan dan pengendalian penyakit rabies.
Tidak ada yang harus mati karena rabies. Dengan peringatan Hari Rabies Sedunia mari tingkatkan kesadaran tentang penyakit ini agar tetap sehat dan aman. Selamat memperingati Hari Rabies Sedunia. (Hilal)