linimassa.id – Pendidikan tidak lepas kaitannya dengan kebudayaan, pendidikan terjadi karena adanya interaksi manusia pada suatu masyarakat berbudaya.
Pendidikan dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan keterkaitan satu dan lainnya. Tidak dapat dibayangkan apabila adanya suatu masyarakat tanpa budaya dan begitupun sebaliknya. Kebudayaan bersifat dinamis atau berubah-ubah, kebudayaan dapat berkembang dengan adanya proses pendidikan.
Salah satu aspek pendukung dari kebudayaan adalah manusia, meskipun manusia akan mati namun kebudayaan akan diwariskan kepada keturunan- keturunannya. Pewarisan kebudayaan tidak selalu didapat pada keturunan antara orang tua, anak dan cucunya, melainkan didapatkan dari sekelompok manusia dengan manusia lainnya.
Perkembangan zaman yang semakin pesat, kebutuhan manusia pun semakin meningkat. Pendidikan menjadi salah satu solusi untuk mempermudah manusia menghadapi perkembangan zaman. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting pada kehidupan manusia, dapat dibayangkan apabila kehidupan tanpa pendidikan maka tentunya tidak ada makna kehidupan dan pelajaran hidup yang dapat diambil.
Namun, tidak semua manusia dasar akan pentingnya sebuah pendidikan beberapa hanya mengganggap pendidikan merupakan proses pemenuhan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusianya. Padahal kenyataannya hakikat pendidikan itu sangat luas, tidak hanya soal ilmu pengetahuan saja, ada juga akhlak dan budi pekerti didalamnya. Pentingnya bagi manusia untuk memahami makna pendidikan secara utuh, mendalam dan meluas dengan mengkaji beberapa pandangan menurut para ahli.
Pendidikan merupakan salah satu warisan budaya dari generasi ke generasi selanjutnya, agar tertatanya kehidupan manusia identitas kebudayaan harus selalu dipelihara dan dilestarikan keberadaannya. Sosial budaya paling erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia, segala interaksi yang terjadi mengandung unsur sosial budaya.
Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan bergantung kepada manusianya atau individu itu sendiri, akitivitas yang dilakukan didalam dunia pendidikan selalu menjadi upaya sebuah pembinaan manusia. Sarana dan prasarana merupakan pihak kedua yang relevan dengan unsur pendidikan. Tentunya, sarana dan prasarana ini tidak kalah penting dari lingkungan rumah dan masyarakat.
Adanya perbedaan waktu, tempat dan faktor lainnya peranan sekolah mampu mengalahkan peran lingkungan rumah dan masyarakat. Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah dengan tujuan mewujudkan tujuan yang akan dicapai, bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri serta mempersiapkan siswa menjadi generasi muda masa depan yang lebih maju.
Pendidikan di masa mendatang diharapkan mampu mentransformasikan dan mentransmisikan nilai-nilai budaya, sehingga mampu melahirkan manusia-manusia yang beradab dan ‘melek budaya’ terutama kebudayaan di daerah maupun negaranya sendiri.
BUDAYA
Beberapa pengertian budaya menurut para ahli dalam (Setiadi et al., 2017, p. 28), adalah :
- E. B Taylor (1832-1917) Budaya merupakan hal yang kompleks meliputi kepercayaan, moral, pengetahuan, kesenian, hukum, keilmuwan, adat istiadat, kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat dari anggota masyarakat lainnya.
- R. Linton (1893-1953) Kebudayaan dilihat sebagai wujud tingkah laku yang diperoleh dari tingkah laku lainnya, dimana unsur yang membentuknya ialah didorong dan diteruskan oleh masyarakat satu dan lainnya.
- Koentjaraningrat (1923-1999) Kebudayaan ialah suatu hal yang dimiliki manusia dan untuk dipelajari oleh manusia.
- Selo Soemardjan (1915-2003) Kebudayaan adalah hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
- Herkovits (1985-1963) Kebudayaan adalah suatu bagian dari ekologi yang diciptakan dari manusia itu sendiri.
Kebudayaan merupakan suatu hal yang lahir dari interaksi sosial antara individu dengan individu, kelompok antar kelompok dan dapat juga individu dan kelompok. Kebudayaan hanya dapat tumbuh, berkembang dan hidup jika mengacu kepada kehidupan dan ditransmisikan. Kebudayaan akan menjadi mati jika mengacu kepada benda mati, tidak dijaga dan dilestarikan (Muhammad Farid Abbad, 2021, p. 4)
Sejalan dengan beberapa pendapat di atas kebudayaan juga merupakan simbol pengontrol maupun pengawas tingkah laku manusia yang harus dipahami dan diterjemahkan. Ungkapan simbol tersebut digunakan untuk berkomunikasi menggunakan beberapa tanda. Tanda-tanda tersebut dapat berupa bahasa, gerakan, musik, lukisan, pakaian, ritual keagamaan, adat istiadat, kebiasaan dll. Manusia dapat menerjemahkan setiap simbol yang diungkapkan dari komunikannya dan memberikan makna melalui gagasan, emosi, pikiran dll (Geertz, 1977).
Dengan demikian sejalan dengan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan merupakan suatu hal yang muncul dari kehidupan manusia dan menjadi bagian dari manusia itu sendiri. Kebudayaan dapat tumbuh jika dijaga, dilestarikan dan ditransmisikan kepada generasi penerus. Kebudayaan bukan hanya tingkah laku, kebiasaan maupun adat istiadat, pakaian, bahasa bahkan musik pun merupakan sebuah kebudayaan.
MASYARAKAT
Beberapa definisi masyarakat menurut para ahli, yaitu :
- Menurut Selo Sumarjan (1974) masyarakat adalah kebersamaan manusia dan kebiasaan di lingkungannya yang menghasilkan sebuah kebudayaan.
- Menurut Koentjaraningrat (1994) masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang memiliki adat istiadat yang sama dan berinteraksi secara berkelanjutan antara satu sama lain.
- Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat merupakan sekelompok manusia yang menganggap kesatuan sosial dihasilkan dari hasil keteraturan yang dihasilkan bersama.
- Menurut Karl Marx, masyarakat adalah perpecahan antara kelompok manusia yang terbagi atas perbedaan ekonomi.
- Menurut Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan sekelompok manusia hidup dan berada di dalam suatu lingkungan yang sama dan dalam kurun waktu yang sama pula serta memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang sama (N. Hashim, 2019, p. 46).
Mengutip dari beberapa pendapat di atas bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia yang menempati suatu wilayah, memiliki kegiatan yang sama dan menghasilkan suatu adat istiadat yang dijadikan turun-temurun kepada generasi-generasi selanjutnya.
TRANSMISI KEBUDAYAAN
Transmisi kebudayaan merupakan penerusan kebudayaan dari generasi ke generasi atau dapat juga disebut kebudayaan yang diturunkan secara turun temurun kepada anak, cucu cicit (keturunannya). Namun, kebudayaan ini tidak hanya pada keturunannya saja, dapat juga diturunkan kepada anggota masyarakat lain yang ingin mempelajari dan mendalami suatu kebudayaan itu sendiri.
Unsur-unsur kebudayaan yang ditransmisi menurut (Tilaar, 2002, p. 54) yaitu nilai-nilai kebudayaan, adat istiadat dan pandangan hidup yang dijadikan pegangan pada sebuah kelompok masyarakat. Proses transimisi kebudayaan meliputi imitasi, identifikasi, dan sosialisasi (berkaitan mengenai cara mentransmisikan kebudayaan tersebut). Proses transmisi tentunya diperlukan bimbingan dan role-model atau figur yang akan dicontoh, peran seorang figur tentunya sangat penting untuk menunjang keberhasilan prosesnya.
PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA TRANSMISI KEBUDAYAAN
Pendidikan merupakan proses komunikasi didalamnya mengandung ilmu pengetahuan, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, sikap dan perilaku manusia baik yang berlangsung didalam lingkungan sekolah, diluar sekolah, didalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar (Hasan et al., n.d., p. 2).
Pendidikan ini berlangsung sepanjang masa (long life education) berlangsung secara terus menerus sejak seseorang dilahirkan ke dunia sampai ia meninggal dunia, baik pendidikan yang dilakukan pada pendidikan formal, non formal maupun pendidikan informal. Pendidikan ini bertujuan untuk membentuk kedewasaan individu untuk mempertanggung jawabkan pilihan dan perbuatannya sendiri.
Semakin meningkatnya kedewasaan seseorang, maka semakin meningkat pula tantangan serta tuntutan yang harus ia hadapi. Maka dari itu pendidikan yang diperoleh menjadi lebih terstruktur, tertata baik itu lembaga persekolahan ataupun kursus-kursus diluar sekolah. Pendidikan ini juga bertujuan untuk menyiapkan individu untuk berinteraksi sosial budaya, menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun masyarakat sekitar serta melestarikan lingkungan serta kebudayaan yang ada.
Implikasi dari pendidikan di atas menurut (Buska & Prihartini, 2019, p. 46) yaitu :
- Selalu adanya keterlibatan dan interaksi sosial budaya antara guru dengan siswa dalam sebuah pendidikan.
- Usaha yang dilakukan dengan sadar dan didalamnya memiliki pesan (tujuan dan bahan) yang dijadikan acuan atau pedoman, proses atau Langkah- langkah yang ditempuh. Kondisi lingkungannya diketahui untuk mengetahui seberapa jauh proses pesan yang tersampaikan dan terwujud dalam diri siswa.
- Seluruh dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik dijadikan acuan sebagai tercapainya tujuan pendidikan.
- Pendidikan dilihat melalui dua aspek: aspek mikro yang terdiri dari interaksi siswa dengan guru dan aspek makro yang terdiri dari konteks efektifitas dan efisiensi.
Dalam arti luas, pendidikan mencakup proses pendewasaan seseorang untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pilihannya, kemampuannya, serta pemecahan masalahnya. Karakter, sikap dan pikiran seseorang dapat berkembang menjadi lebih baik dan maju melalui sebuah proses pendidikan. Proses pendidikan tersebut yang membuat seseorang lebih bijaksana dalam mengambil keputusan serta memiliki cara berfikir untuk melestarikan kebudayaan yang telah dimiliki nenek moyangnya.
Dalam arti sempit, pendidikan merupakan proses untuk mentransfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dilaksanakan secara sistematis dalam sebuah sistem kelembagaan yaitu sekolah.
Kebudayaan dan pendidikan merupakan media transmisi budaya atau tempat untuk pewarisan nilai-nilai budaya. Salah satu tempat untuk transmisi budaya yaitu pendidikan formal atau sekolah. Selain pendidikan formal, pendidikan non-formal atau informal contohnya tempat ibadah, keluarga, lingkungan masyarakat, media masa juga mampu dianggap sebagai media transmisi sosial budaya (Hasibuan et al., 2021, p. 78).
Menelaah pendapat di atas dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan salah satu media transmisi budaya. Maka dari itu pendidikan harus meninjau ruang lingkup kajian antropologi yang mengisyaratkan bahwa pentingnya kerjasama antara antropolog dengan para perancang kurikulum pendidikan untuk memasukkan kebudayaan didalam sebuah materi yang akan diajarkan di sekolah.
Misi pendidikan yang akan dimasukkan kedalam kurikulum sekolah haruslah terdapat misi-misi kebudayaan yang menjadikan kebudayaan sebagai tiang dari setiap sikap yang dimiliki oleh seseorang.
Keberlangsungan proses transmisi dan transformasi budaya secara turun temurun yaitu dengan melalui pendidikan. Tentunya, melalui pendidikan pula kebudayaan dapat bertahan atau punah, kebudayaan dapat terganti, hingga kebudayaan yang mampu berkolaborasi dengan kebudayaan lain. Pendidikan selalu menjadi mediator terbaik dalam setiap prosesnya.
KELUARGA, MASYARAKAT, DAN PROSES TRANSMISI BUDAYA
Keluarga merupakan elemen utama bagi kehidupan setiap manusia, keluarga menjadi kunci utama terdidik dan terbimbingnya setiap anak. Orang tua memiliki peran penting dalam sebuah sistem kekeluargaan. Figur orang tua akan menjadi contoh yang akan ditiru dan diteladani oleh anak. Maka tidak heran, jika ada peribahasa bahwa ‘Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’, karena sebagian besar perilaku dan kebiasaan anak akan meniru dan menurun dari keluarganya.
Keharmonisan dalam sebuah keluarga juga sebagai penentu suatu tatanan sosial masyarakat, jika didalam sebuah keluarga memiliki kebaikan dan kedamaian maka secara otomatis keberlangsungan sosial dan masyarakat pun akan sukses. Begitupun sebaliknya, jika didalam sebuah sistem kekeluargaan dipenuhi cekcok, amarah, emosi serta perdebatan yang tiada henti maka tatanan sosial masyarakat pun akan dipenuhi dengan kekacauan. Keluarga sebagai tempat lahirnya generasi baru, sistem kekeluargaan harus mampu mengajarkan mengenai kebudayaan, dalam arti sempit yaitu mengajarkan bahasa nasional dan juga tata krama yang baik.
Keluarga dibagi kedalam tiga definisi, yaitu : 1) definisi struktural, memfokuskan pada siapa saja yang menjadi bagian dari keluarga serta prespektif ini melihat pada siapa yang lebih tua atau muda. 2) definisi fungsional, yaitu memfokuskan kepada kewajiban yang harus dikerjakan oleh anggota keluarga. Terpenuhinya tugas-tugas dan psikososial. 3) definisi transaksional, sistem yang mengembangkan kedekatan melalui sikap dan perilaku yang menampilkan ciri sebagai keluarga, seperti ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan (Sainul, 2018, p. 86).
Penanaman karakter, nilai dan norma-norma tentang baik atau buruknya sesuatu juga ditanamkan melalui sistem kekeluargaan, hal-hal seperti itu juga merupakan salah satu proses transmisi budaya yang dilakukan di tatanan keluarga. Perlunya penanaman kebudayaan sejak dini pada anak juga dapat menciptakan keluarga teladan yang dipandang oleh masyarakat, merefleksikan perilaku-perilaku yang sesuai norma-norma sosial yang berlaku.
Selain keluarga, masyarakat juga merupakan salah satu agen dari terlaksananya transmisi budaya pada seseorang. Masyarakat teladan akan mensosialisasikan dan memperkenalkan nilai-nilai yang baik kepada anggota masyarakat lainnya. Pendidikan masyarakat memiliki peran sangat penting pada proses transmisi budaya. Tentunya, karena banyaknya interaksi seseorang yang dilakukan diluar rumah maka pembentukkan perilaku dapat dilakukan melalui sosialisasi.
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, tentunya pendidikan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang sangat erat satu dan lainnya. Pendidikan merupakan salah satu proses pembudayaan yang menanamkan nilai dan norma yang ada dalam tatanan sosial, menjadikan manusia makhluk yang berbudaya, berakhlak mulia dan beradab.
Bayangkan, apa jadinya jikalau manusia hidup tanpa berbudaya? ‘Nothing’. Bagaikan memakan makanan tanpa rasa, hambar. Bagaikan pohon yang tak memiliki akar, mati. Budaya merupakan suatu bagian yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsur-unsur budaya yang ada.
Hidup bermasyarakat juga merupakan salah satu wujud kebudayaan, tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat tanpa didasari oleh nilai-nilai kebudayaan yang diakui oleh masyarakat tersebut. Komunikasi dan interaksi sosial yang ada pada suatu tatanan masyarakat sebagai dasar pemberian makna pada suatu konsep kebudayaan. Sistem sosial budaya merupakan sebuah totalitas nilai, tata sosial, perilaku masyarakat yang diwujudkan pada pandangan hidup falsafah bernegara dan bermasyarakat.
Kebudayaan dapat berjalan karena adanya sebuah sistem yang diadopsi oleh masyarakat untuk mendasari semua tingkah laku manusia. Kebudayaan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari pada suatu tatanan sosial masyarakat. Banyak sekali fungsi penting dalam kehidupan masyarakat, yaitu :
- Fungsi dalam keluarga, sebagai usaha untuk mendidik dan membimbing generasi masa depan menjadi generasi manusia seutuhnya yang menjunjung tinggi adab dan kebudayaan.
- Fungsi dalam masyarakat, menjadi sebuah organisasi kemasyarakatan yang berfungsi untuk membentuk masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang harmonis (Widyastuti et al., 2021, p. 59).
Jika setiap manusia menjalankan semua kewajibannya sebagai warga negara yang baik, bertanggung jawab atas dirinya, keluarganya dan negaranya. Memiliki kecintaan terhadap kebudayaan yang dimiliki, maka secara otomatis kebudayaan akan selalu terjaga, terpelihara dan bertransmisi sesuai dengan apa yang diharapkan.
PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA TRANSMISI SOSIAL BUDAYA
Budaya merupakan hasil karya yang diciptakan oleh manusia, diperoleh dari manusia dan juga diperuntukkan untuk manusia. Budaya diartikan sebagai keseluruhan dari sikap, pengetahuan dan perilaku manusia yang diwariskan pada anggota masyarakat tertentu. Budaya memiliki beberapa tingkatan, antara lain :
- Tingkat formal, budaya menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang diturunkan secara turun temurun dari generasi-generasi selanjutnya.
- Tingkat informal, budaya diteruskan oleh sekelompok masyarakat dari generasi ke generasi selanjutnya melalui pendengaran, penglihatan, sesuatu yang dipakai atau dapat juga melalui suatu kegiatan yang dilakukan.
- Tingkat teknis, bukti dan aturan sebagai elemen paling penting. Sehingga terdapat penjelasan-penjelasan yang logis dan masuk akal mengapa sesuatu diperbolehkan dan dilarang untuk dilakukan (Hadirman, 2021, p. 3).
Penanaman nilai-nilai budaya tentunya sangat bergantung kepada proses pendidikan, pendidikan menjadi sebuah media transmisi budaya untuk pembentukkan karakter generasi selanjutnya dimasa mendatang.
Maka dari itu, kesadaran untuk menciptakan karakter seseorang melalui budaya yang dimilikinya. Kebudayaan tersebut ditransmisikan baik dalam pendidikan formal, nonformal maupun informal. Tentunya, jikalau kebudayaan tidak ditransmisikan pada sebuah proses pendidikan. Maka dapat diyakini bahwa kebudayaan akan mengalami marginalisasi dan adanya ancaman kepunahan.
Oleh karena itu, diperlukannya pembaharuan dan kerjasama antara pendidikan dengan kebudayaan sebagai penanda identitas diri sesuai dengan budayanya dan karakter bangsa.
Menurut (Hasibuan et al., 2021, p. 80) setidaknya transmisi kebudayaan yang dilakukan melalui proses pendidikan, Lembaga pendidikan tersebut memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut, diantaranya :
- Seluruh kegiatan sekolah senantiasa mengedepankan etika dan adab pergaulan. Tata tertib serta peraturan yang berlaku, kegiatan proses pembelajaran hingga penataan lingkungannya.
- Mengembangkan metode, media, strategi dan pendekatan pembelajaran mengacu kepada prinsip-prinsip belajar serta mengintegrasikan kebudayaan didalam materi pembelajaran.
Mengedepankan pembentukkan karakter yang berbudi luhur serta berbudaya.
Menumbuhkan budaya religius dalam lingkungan sekolah. - Melibatkan peran orang tua dan masyarakat dalam mendukung tercapaikan tujuan pendidikan.
- Menjamin seluruh proses kegiatan yang ada disekolah berorientasi terhadap meningkatkan mutu pendidikan. Sistem yang dibangun harus didasari oleh standar mutu yang diterima dan diakui oleh masyarakat.
- Mendekatkan pendidikan kepada dunia nyata yang mengedepankan kebudayaan menjadi salah satu upaya yang sangat berarti dalam proses transmisi kebudayaan. Jika setiap individu memiliki kesadaran untuk mentransmisikan kebudayaan, maka dapat dipastikan bahwa ancaman kepunahan kebudayaan tidak akan pernah ada.
Pendidikan merupakan skema yang dapat mempengaruhi perubahan pada sebuah kebudayaan dalam tatanan sosial masyarakat, perubahan kebudayaan tentunya memerlukan sebuah inovasi pula pada sistem pendidikan untuk mendukung berkembangnya suatu kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan merupakan sebuah kolaborasi sempurna, keduanya sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan.
Pendidikan dan kebudayaan terikat pada satu hal yang sama, yaitu mengenai nilai. Dengan kata lain, tidak ada suatu proses pendidikan tanpa kebudayaan dan tidak ada suatu kebudayaan tanpa pendidikan dan masyarakat.
Pendidikan merupakan sebuah proses transmisi budaya dari generasi ke generasi penerus. Pendidikan dapat memberikan ilmu pengetahuan dasar dan kebudayaan dapat memberikan bekal untuk menjalankan kehidupannya. Mengintergrasikan pendidikan dengan kebudayaan dapat tercipta apabila faktor pendidikan di atas yaitu pendidikan formal seperti kurikulum, guru, proses pembelajaran, siswa dan non formal seperti keluarga dan masyarakat difiguri dengan nilai-nilai budaya, baik yang berasal dari nilai-nilai agama maupun nilai-nilai adat.
DAFTAR PUSTAKA
Buska, W., & Prihartini, Y. (2019). Pendidikan Sebagai Proses Transmisi Sosial Budaya. Nazharat: Jurnal Kebudayaan, 25(1), 37–52. https://doi.org/10.30631/nazharat.v25i1.12
Geertz, C. (1977). The Interpretation Of Cultures (Basic Books Classics). http://www.amazon.com/Interpretation-Cultures-Basic-Books-Classics/dp/0465097197
Hadirman. (2021). Sinergitas Budaya Dan Pendidikan Islam Dalam Pembentukkan Karakter Bangsa.
Katoba: Jurnal Pendidikan, Sosial, Budaya, Dan Agama, 1(1), 1–10.
Hasan, M., Harahap, T. K., & Inanna. (n.d.). Landasan Pendidikan (M. Hasan (ed.); Cetakan pe, pp. 1– 241). Tahta Media Group. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=X5RCEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq
=pengertian+pendidikan&ots=7kSf7uGHNR&sig=ZX5BcOauDdj55mdKk4B3oJiW_nk&redi r_esc=y#v=onepage&q=pengertian pendidikan&f=false
Hasibuan, L., Anwar, K., & Nazirwan, U. (2021). Pendidikan dan Perubahan Kebudayaan Transmisi Budaya dan Perkembangan Institusi Pendidikan. Jurnal Literasiologi, 5(2), 6.
Muhammad Farid Abbad. (2021). Otoritas , Nilai Dan Transmisi Pengetahuan Islamic Boarding Schools and Social Change : Culture , Authority , Values and Knowledge Transmission. ASNA: Jurnal Kependidikan Islam Dan Keagamaan, 3(1), 1–12.
N. Hashim, A. J. et all. (2019). PENGANTAR ANTROPOLOGI Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi
(T. A. Creative (ed.)). CV Anugerah Utama Raharja.
Sainul, A. (2018). Konsep Keluarga Harmonis Dalam Islam. Jurnal Al-Maqasid, 4(1), 86–98.
Sari, M., & Asmendri. (2018). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam Penelitian Pendidikan IPA, 2(1), 15. https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/naturalscience/article/view/1555/1159
Setiadi, E. M., Hakam, K. A., & Effendi, R. (2017). Ilmu sosial dan budaya dasar (Suwito (ed.); Edisi ke 3). KENCANA.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=RcNoDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq
=sosial+budaya+menurut+para+ahli&ots=DUyWqeEQ8q&sig=9XYoqmd_GpOSEEnEpFs mKbjx-2E&redir_esc=y#v=onepage&q=sosial budaya menurut para ahli&f=false
Tilaar. (2002). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia (Mukhlis (ed.); Cetakan ke). PT Remaja Rosdakarya.
Widyastuti, M., Program, D., Pendidikan, S., Inggris, B., & Inggris, F. B. (2021). Peran Kebudayaan Dalam Dunia Pendidikan THE ROLE OF CULTURE IN THE WORLD OF EDUCATION. 1(1), 54–64.
Penulis:
Hendi Iswanto
(Fakultas Ilmu Pendidikan, Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) hendiiswanto12berkah@gmail.com
(Fakultas Ilmu Pendidikan, Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) hendiiswanto12berkah@gmail.com
Ratu Tiara Savira
(Fakultas Ilmu Pendidikan, Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) tiarasavira1009@gmail.com
(Fakultas Ilmu Pendidikan, Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) tiarasavira1009@gmail.com
Lukman Nulhakim
(Fakultas Ilmu Pendidikan, Pascasarjana, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) lukman.nulhakim@untirta.ac.id
(Fakultas Ilmu Pendidikan, Pascasarjana, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) lukman.nulhakim@untirta.ac.id