Tangerang, LINIMASSA.ID – Dalam rangka merumuskan konten diorama sejarah Kabupaten Tangerang, Pemerintah Kabupaten Tangerang atau Pemkab Tangerang melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD).
Diskusi ini menghadirkan narasumber yang koempeten di bidangnya. Seperti dari lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia, Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Barat, sejarawan, budayawan, akademisi, hingga seniman kreatif, untuk merumuskan narasi sejarah yang akurat dan edukatif.
Di tempat yang sama, Asisten Daerah III Bidang Administrasi Umum Pemkab Tangerang Firzada Mahalli mengatakan, sangat pentingnya sebagai media edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
“Melalui diskusi ini, kami ingin menggali perspektif dari para ahli untuk memastikan bahwa diorama yang akan dibuat mampu merepresentasikan perjalanan sejarah Kabupaten Tangerang secara akurat, menarik, dan edukatif,” tutup Firzada.
Firzada menekankan bahwa diorama ini merupakan bagian dari upaya pelestarian nilai-nilai sejarah Kabupaten Tangerang yang telah berdiri selama 392 tahun.
Melalui diorama, masih dikatakan Firzada generasi muda dapat memahami dan menghargai sejarah daerah ini secara visual dan interaktif.
“Ini bukan hanya sarana edukasi, tetapi juga cara untuk menanamkan rasa cinta terhadap daerah serta menjaga warisan budaya sebagai identitas kita bersama,” tambahnya.
Diketahui bahwa penyusunan konten diorama direncanakan pada tahun 2025, sementara penganggaran dan pembangunan fisik diorama akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2026 melalui skema multiyears.
Upaya ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk melestarikan nilai-nilai sejarah sekaligus meningkatkan daya tarik wisata edukasi di Kabupaten Tangerang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tangerang, Nurul Hayati, menjelaskan bahwa proses pembuatan diorama ini melibatkan kolaborasi berbagai pihak. Menurutnya, kolaborasi ini menjadi kunci untuk menghadirkan diorama yang tidak hanya edukatif, tetapi juga inspiratif bagi masyarakat.
“Kami berharap diorama ini dapat menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap identitas lokal, serta menjadi daya tarik wisata edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Nurul.