TANGERANG, LINIMASSA.ID – Polemik pagar laut di Tangerang seolah tak ada habisnya, setelah viral hingga memicu respon publik nasional, kini sisa patahan pagar laut rusak perahu nelayan.
Para nelayan di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang mengaku resah dan terganggu dengan keberadaan pagar laut.
Pasalnya, pagar laut di Tangerang ini menghambat jalur perahu nelayan yang hendak mencari ikan. Nelayan harus mencari jalur baru dengan menempuh jarak cukup jauh untuk menghindari pagar.
Akibatnya, aktivitas mencari ikan menjadi terganggu, biaya solar untuk bahan bakar perahu pun bertambah lantaran nelayan harus ke tengah lautan agar bisa mendapatkan hasil sesuai harapan.
Terbaru, sisa patahan pagar laut di Tangerang merusak perahu nelayan. Hal ini terjadi lantaran ketika nelayan hendak melaut, ia tak sengaja melintasi jalur yang masih ada sisa pagar sehingga membuat perahunya tersangkut.
Para nelayan menilai, meskipun pagar laut sudah dibongkar baik oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI maupun Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten, namun pembongkaran belum maksimal.
Belum maksimalnya pembongkaran pagar laut di Tangerang, menurut nelayan, karena bambu yang berada di bawah yang tertancap banyak yang belum terangkat.
“Kalau di bongkar sudah sih bang, tapi bambu bawahnya banyak yang belum terangkat juga,” ujarnya, Kamis 24 April 2025.
Pagar Laut di Tangerang Rusak Perahu
Meskipun katanya pagar laut di Tangerang tersebut ditancapkan secara manual, namun tetap saja bambu tersebut sudah menancap kuat didasar laut.
“Dicabut lagi secara manual pun bisa bang asal bambu bawahnya itu ikut tercabut,”katanya.
Keluhan nelayan terkait pagar laut di Tangerang, karena jika air laut dalam keadaan surut maka bekas patahan bambu tersebut bisa membocorkan perahunya.
Bahkan, banyak para nelayan yang menjadi korban, perahunya tersangkut bambu bekas pagar laut sehingga perahu menjadi rusak.
“Teman-teman saya sesama nelayan sudah ada yang terkena juga bang, tersangkut bekas pagar laut tersebut, yang menjadikan perahunya bocor,” terangnya.
Kondisi ini diperparah lantaran cuaca ekstrem juga membuat nelayan tidak melaut, nelayan lebih banyak diam di rumah.
“Kalau kondisinya begini terus menerus, jelas kami mendapat kerugian materi yang cukup besar,” keluhnya.