PANDEGLANG, LINIMASSA.ID – Pada libur Lebaran 2025, Pantai di Pandeglang menjadi primadona dan tujuan wisata paling banyak diminati oleh masyarakat.
Terbukti, Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pandeglang mencatat sebanyak 7.000 wisatawan mengunjungi pantai di Kabupaten Pandeglang selama libur Lebaran 2025.
Ketua Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Pandeglang, Agus Taufik Hidayat, menyebut libur Lebaran tahun 2025 ini terjadi lonjakan jumlah wisatawan di Pantai di Pandeglang dibanding tahun lalu.
Wisata Pantai masih menjadi destinasi wisata favorit para pelancong yang ingin menikmati liburan.
“Sejak hari pertama libur Lebaran, kami mencatat kunjungan wisatawan ke Pantai di Pandeglang mencapai sekitar 70.000. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2024,” kata Agus, Jumat 4 April 2025.
Objek wisata yang paling ramai dikunjungi di antaranya Pantai Lagundi dan Pasir Putih di kawasan Carita. Jumlah tersebut merupakan hasil pencatatan Balawista dari 17 objek wisata yang mereka pantau.
“Puncak kunjungan terjadi pada H+2 dan H+3 Lebaran. Dari tanggal 1-3 April kemarin, kepadatan terjadi di sejumlah destinasi yang diawasi personel Balawista,” ujarnya.
Agus memprediksi jumlah wisatawan akan terus meningkat, terutama menjelang akhir pekan ini.
“Mayoritas wisatawan yang datang ke Pandeglang berasal dari daerah sekitar, tapi ada juga dari luar, seperti Bogor,” jelasnya.
Meski jumlah wisatawan meningkat selama libur Lebaran 2025, aktivitas di sejumlah destinasi wisata di Pandeglang tetap kondusif. Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) memastikan sejauh ini tidak ada insiden fatal yang dialami wisatawan.
Agus Taufik Hidayat mengimbau wisatawan tetap berhati-hati, terutama saat beraktivitas di pantai. Wisatawan diminta mematuhi rambu-rambu yang telah dipasang serta mengikuti arahan petugas di lapangan.
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada insiden serius. Kemarin memang ada wisatawan yang terseret ombak, tapi anggota kami sigap menolong dan berhasil menyelamatkannya,” kata Agus.
Untuk memastikan keamanan, Balawista menerjunkan sekitar 40 personel yang disebar ke sejumlah destinasi wisata di Pandeglang. Fokus pengamanan terutama di kawasan pantai, mulai dari Pantai Carita hingga Sumur.
“Kami menyiagakan 40 anggota di 17 titik destinasi wisata. Alhamdulillah cuaca juga cerah, jadi wisatawan bisa menikmati liburan dengan nyaman,” tuturnya.
Selain Pantai di Pandeglang, Okupansi Hotel Juga Tembus 90 Persen

Selain Pantai di Pandeglang, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pandeglang menyebut, tingkat hunian atau okupansi hotel nyaris penuh seiring tingginya kunjungan wisatawan selama libur Lebaran Idul Fitri 2025.
Ketua PHRI Kabupaten Pandeglang, Widiasmanto mengatakan berdasarkan data yang ia peroleh bahwa tingkat okupansi hotel tembus lebih dari 90 persen pada momen libur Lebaran 2025 ini.
“Tingkat okupansi sejak tanggal 1-5 April rata-rata di atas 90 persen, bahkan beberapa hotel mencapai 100 persen. Liburan kali ini jauh lebih baik dibanding libur akhir tahun lalu,” kata Widiasmanto, pada Jumat 4 April 2025.
Widiasmanto menyebut, selain okupansi hotel yang meningkat, lonjakan juga terjadi pada kunjungan wisatawan ke sejumlah objek wisata Pantai di Pandeglang, terutama pantai-pantai terbuka yang menjadi destinasi favorit.
“Alhamdulillah, liburan Lebaran tahun ini tingkat okupansi akomodasi dan kunjungan wisatawan ke pantai terbuka sangat tinggi dan ramai,” jelasnya.
Widiasmanto mengungkapkan mayoritas wisatawan yang menginap di hotel selama libur Lebaran 2025 berasal dari wilayah Jabodetabek dan Bandung. Sementara wisata pantai di Pandeglang terbuka lebih banyak dipadati wisatawan lokal asal Banten dan sebagian Jabodetabek.
“Perbaikan kunjungan wisatawan pada libur Lebaran tahun ini juga didukung cuaca yang bersahabat serta infrastruktur yang kini lebih memadai,” ungkapnya.
Ia berharap tren positif ini menjadi momentum bagi pelaku pariwisata Pantai di Pandeglang untuk terus berbenah. Mulai dari pembenahan tata kelola wisata, menghadirkan inovasi, hingga promosi yang mampu mendongkrak perekonomian daerah.
“Meski okupansi tumbuh positif, tapi masih banyak yang perlu dievaluasi. Mulai dari kualitas produk, sumber daya manusia, tata kelola, hingga fasilitas pendukung lainnya,” tandasnya.