SERANG, LINIMASSA – Kasus pagar laut di Tangerang ternyata belum sepenuhnya dibongkar, hal ini menjadi keresahaan dan menimbulkan pertanyaan masyarakat.
Seperti kita ketahui, pagar laut viral di media sosial dan memicu respon publik yang cukup besar. Hal ini lantaran adanya keresahan akan dominasi PIK 2 di wilayah pesisir Indonesia.
Pagar laut di Tangerang pun memicu respon keras dari banyak pihak, termasuk nelayan hingga tokoh-tokoh agama di Provinsi Banten.
Dinas Kelautan dan Perikanan atau DKP Provinsi Banten memberikan penjelasan terkait belum dibingkar sepenuhnya pagar laut di wilayah pesisir di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang.
Kepala DKP Banten Eli Susiyanti mengatakan, dalam proses pembongkaran pagar laut di Tangerang, pihaknya dibantu tim gabungan dan nelayan di Desa Kohod.
Alhasil, pembongkaran pagar laut sudah menunjukkan program yang baik, yakni sudah sekitar ratusan meter berhasil dibongkar.
“Sampai dengan kemarin sudah terbongkar di sisi sebelah kanan kurang lebih 850 meter, sementara yang sisi kiri kurang lebih 140 meter,” ujar Eli kepada wartawan, Selasa 22 April 2025.
Eli mengakui, jika masih banyak pagar laut yang belum dibongkar. Dari total 30 kilometer pagar laut di Tangerang, yang sudah dibongkar baru 850 meter, masih tersisa 140 meter lagi.
Alasan Belum Sepenuhnya Pagar Laut di Tangerang Dibongkar

Penampakan citra satelit terkait pagar laut di Tangerang mencatat, luas tersisa dari pagar laut memiliki lebar 150,73 meter, sisi barat bibir pantai ke utara terdata sepanjang sisanya mencapai 787 meter.
Eli beralasan, jika pagar itu belum semua dibongkar karena terdapat beberapa kendala di lapangan, seperti pasang surut air laut hingga cuaca ekstrem. Padahal, pagar laut itu perlu dibongkar dengan menggunakan ekskavator.
“Kemarin cuaca sempet ada badai menyebabkan speedboat mengalami sobek, sementara pembongkaran harus menggunakan alat berat karena kokohnya pagar, personel kurang,” ungkapnya.
Meskipun demikian, pihaknya terus melanjutkan proses pembongkaran dengan menerjunkan Kapal Patroli Latermeria dan rubber boat, dan dibantu oleh Ditjen PSDKP yang mendukung operasional dengan speedboat dan sea rider serta alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banten.
Selain itu, proses pembongkaran pagar laut di Tangerang juga dibantu oleh nelayan yang mengerahkan 5 kapal untuk mengumpulkan bambu yang telah dicabut.
“Kami juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh unsur yang terlibat dalam proses lanjutan pembongkaran pagar laut di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang,” pungkasnya.