SERANG, LINIMASSA.ID – Objek wisata Kacida Cibuntu Padarincang, yang merupakan destinasi wisata yang dikembangkan oleh Desa Wisata Padarincang, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, hancur akibat diterjang banjir. Bahkan, berbagai fasilitas pendukung pariwisata tertawa oleh banjir.
Diketahui, banjir yang melanda wilayah tersebut terjadi pada Jumat 7 Februari 2025. yang melanda Kecamatan Padarincang diakibatkan karena curah hujan yang tinggi sehingga menyebabkan sungai Cikalumpang meluap.
Ketua Pokdarwis Macan Ketawa Desa Padarincang, Acep Mahmudin mengatakan, akibat banjir yang melanda Kecamatan Padarincang, membuat objek wisata Kacida Cibuntu Padarincang hancur. Bahkan ada banyak fasilitas yang hanyut akibat banjir.
“Banyak fasilitas yang rusak dan hanyut, karena banjir yang terlalu besar. Ketinggian banjir sekitar empat meter,” katanya, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin 10 Maret 2025.
Ia mengatakan, ada banyak fasilitas di objek wisata Kacida Cibuntu Padarincang yang hanyut terbawa banjir, mulai dari 3 gazebo yang hanyut, sofa, 5 warung boks UMKM, peralatan rafting serta tenda dan gudang penyimpanan yang hanyut terbawa banjir.
“Disimpan di gudang, dibelakang boks UMKM kita ada gudang penyimpanan, gudangnya hancur, isinya juga terbawa. Bahkan jembatan besi juga rusak parah, karena terkena pohon-pohon yang terbawa banjir,” ujarnya.
Ia mengatakan, kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai Rp600 juta. Pasalnya ada banyak fasilitas-fasilitas lain yang juga rusak. “Kita sudah lapor ke BPBD Provinsi dan Kabupaten, karena untuk pembersihannya harus menggunakan alat berat. Lumpur, bebatuan dan batang pohon,” ujarnya.
Rencananya akan dilakukan upaya revitalisasi yakni dengan melakukan perataan dan perbaikan-perbaikan untuk fasilitas yang rusak. Ini dilakukan agar nantinya saat libur idul Fitri, objek wisata Kacida Cibubtu bisa kembali beroperasi.
“Kita coba gunakan alat berat untuk meratakan. Wahana yang bisa digunakan kita akan gunakan. Rencana setelah lebaran kita coba buka dengan kondisi seadanya. Karena metik manisnya setelah lebaran, sebelumnya kita promo gerakan untuk warga kita,” ujarnya.
Diperkirakan, kebutuhan untuk melakukan perbaikan objek wisata Kacida Cibuntu sekitar Rp200 juta. “Kita menunggu respon dari semua yang terlibat, termasuk mitra strategis desa wisata kita. Kita beri tembusan, kita minta masukan apa yang perlu dibenahi,” pungkasnya.
Wisata Kacida Cibuntu Padarincang Rusak Akibat Banjir

Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang mengajak seluruh stakeholder berkolaborasi untuk memperbaiki objek wisata Kacida Cibuntu yang berada di Desa Padarincang, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.
Kepala Diaporapar Kabupaten Serang Anas Dwisatya Prasandaya mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Macan Ketawa, Desa Padarincang terkait kondisi yang menimpa objek wisata Kacida Cibuntu yang rusak akibat diterjang banjir.
“Informasi yang kita terima kerusakannya mencapai 80 persen, yang tersisa hanya bangunan-bangunan permanen saja, sementara untuk gazebo dan bangunan lain yang tidak permanen itu hilang. Bahkan jembatannya juga rusak,” katanya saat ditemui di Setda Pemkab Serang, Senin 10 Maret 2025.
Ia mengaku, akan segera meninjau langsung untuk melihat kondisi kerusakan yang terjadi di desa wisata. Pihaknya juga akan memetakan tingkat kerusakan sekaligus memetakan langkah-langkah untuk perbaikan objek wisata Kacida Cibuntu.
“Besar kecilnya kita belum tahu, yang pasti akan kita tinjau dulu kerusakannya sejauh mana, nanti langkah-langkah apa ang akan diambil, lalu kerusakan apa saja itu akan kita laporkan ke pihak-pihak yang telah memantu,” ujarnya.
Anas mengaku, objek wisata Kacida Cibuntu merupakan salah satu desa wisata yang sedang berkembang. Bahkan, tingkat kunjungan perbulannya sudah cukup tinggi dan ada banyak wisatawan yang kemah di lokasi tersebut.
“Sayang padahal sedang berkembang-berkembangnya, cuman terkena musibah. Kunjungannya sudah lumayan banyak, nantinya memang perlu penataan lebih lanjut,” ujarnya.
Anas mengaku tidak bisa memastikan berapa lama proses perbaikan bisa dilakukan. Namun biasanya untuk perbaikannya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kekuatan anggaran yang dimiliki. “Karena kita bangunnya juga bertahap, dan pembangunan cukup lama. Memang harus ada intervensi dari dana desa dan APBD,” tegasnya.
Ia pun meminta agar pengelola wisata dapat memperhatikan aspek-aspek khususnya keamanan sehingga bisa mengantisipasi terjadinya bencana serupa dan menjaga keamanan wisatawan yang berlibur.
“Perlu ada kewaspadaan dari pengelola wisata. Nanti perlu dilihat lagi apakah di geser ke atas, dilihat potensinya yang paling mendukung,” pungkasnya.