Linimassa.id – Kepolisian Daerah (Polda) Banten akan menurunkan 5.000 personel untuk mengamankan Pilkada kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam Operasi Mantap Praja.
Pengamanan dimulai saat pengumuman pendaftaran pasangan calon pada 24-26 Agustus 2024 dan berlanjut saat pendaftaran pasangan calon pada 27-29 Agustus 2024.
“Untuk Simpam Kota (simulasi pengamanan kota) kami melibatkan 2.000 personel. Namun, saat pelaksanaan Pilkada kami akan menurunkan 5.000 personel,” kata Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto di Kota Serang, Selasa (06/08/2024).
Kapolda Banten mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memetakan potensi kerawanan Pilkada 2024.
Salah satu langkahnya adalah mengidentifikasi kantong-kantong pendukung bakal pasangan calon. “Kami sudah petakan kerawanan misalnya di kantong-kantong pendukung,” kata Kapolda.
Perbedaan pilihan calon kepala daerah berpotensi menimbulkan gesekan di masyarakat. Untuk itu, Polda Banten membuat klaster tempat pemungutan suara (TPS) dengan kategori sangat rawan dan rawan.
“Kami juga sudah klaster TPS yang rawan dan sangat rawan. Kami akan konsentrasikan pengamanan di TPS yang rawan dan sangat rawan,” tambahnya.
Antisipasi Potensi Konflik dan Teror
Berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya, Polda Banten akan mengantisipasi berbagai potensi konflik dan ancaman teror.
“Sispam Kota ini untuk melihat kesiapan personel yang akan terlibat dalam pengamanan tersebut, khususnya dari gangguan teror,” jelasnya.
Ketua KPU Provinsi Banten, Muhammad Ihsan, menyebutkan bahwa jumlah TPS pada Pilkada Banten berkurang sebanyak 16 ribu dari Pemilu Legislatif dan Pilpres 2024, yang sebelumnya tercatat sebanyak 36.893 TPS.
Pengurangan ini disebabkan perbedaan jumlah pemilih di setiap TPS, dimana untuk Pilkada, jumlah pemilih di setiap TPS hanya 300, dibandingkan dengan 600 pada Pemilu.
“Kalau di Pilkada ini jumlah pemilih di TPS bisa 600. Akhirnya ini yang mengakibatkan TPS kita berkurang sekitar 16 ribu atau setengah dari Pemilu kemarin,” katanya.
Selain itu, pertimbangan lainnya adalah jumlah surat suara di Pilkada yang hanya dua, berbeda dengan Pemilu yang memiliki lima surat suara. “Jumlah TPS kita berkurang.
Karena berbeda dengan Pemilu kemarin banyak surat suara, ada 5 dan jumlah pemilih di TPS di angka 300,” ungkapnya. (AR)