SERANG,LINIMASA.ID – Fenomena pagar laut misterius juga terjadi di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang. Para nelayan dan warga mencabut sebanyak 50 bambu secara mandiri.
Sejumlah warga, nelayan dan mahasiswa di Desa Pedalaman, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang melakukan pembongkaran pagar laut yang menancap di laut Kampung Bom, Desa Pedaleman.
Terpantau ada sebanyak 5 perahu yang digunakan nelayan untuk melakukan pembongkaran pagar laut. Saat tiba di lokasi pembongkaran, mereka kemudian turun ke laut dan mencabut satu persatu bambu yang menancap.
Setelah berhasil mencabut beberapa batang bambu, warga kemudian kembali ke kampung bom dan mengumpulkan bambu-bambu yang berhasil mereka cabut.
Terpantau ada puluhan batang bambu pagar laut yang berhasil dicabut. Mereka pun kemudian membawa bambu-bambu tersebut ke kantor Desa Pedaleman.
Pagar Laut Disimpan di Kantor Desa
Tokoh pemuda Desa Pedaleman, Saepi mengatakan, pagar bambu yang menancap di pantai Desa Pedaleman sangat mengganggu aktifitas masyarakat, terutama mereka yang berprofesi sebagai nelayan.
“Nelayan kesusahan kalau mau melaut, mereka harus menempuh jarak yang lebih jauh karena laut yang dipagari,” katanya, Minggu 26 Januari 2025.
Ia pun mengaku sangat mengapresiasi pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam pencabutan pagar laut di Desa Pedaleman. Menurutnya, upaya tersebut sangat membantu para nelayan di Desa Pedaleman.
“Saya meminta kepada siapapun yang terlibat untuk meminta maaf kepada masyarakat karena sudah menyulitkan masyarakat untuk melaut,” ujarnya.
Ia pun berharap kepada pemerintah dan pihak terkait untuk ikut serta dalam melakukan pencabutan pagar bambu yang masih banyak terpasang di Desa Pedalaman. “Semoga banyak pihak yang membantu pembongkaran,” ujarnya.
Saepi mengaku, pihaknya mengaku tidak dapat melakukan pencabutan secara mandiri dan membutuhkan bantuan dari banyak pihak. Ia pin bersama dengan warga dan nelayan kemudian membawa bambu-bambu yang telah berhasil dicabut ke Balai Desa Pedaleman untuk meminta penjelasan.
“Yang dicabut sekitar 50 batang bambu pagar laut, bambunya kita bawa ke kantor Desa Pedaleman agar mereka mengetahui kita mencabut sendiri dan meminta penjelasan,” pungkasnya.
Sementara setibanya di kantor desa, tidak ada pihak desa ataupun kepala desa yang menemui warga. Bambu pun dibiarkan menumpuk di halaman kantor desa sebagai bentuk protes warga.