linimassa.id – Lagu Perdamaian, Keadilan, Kota Santri, dan lainnya sangat popular di kalangan masyarakat. Lagu yang pernah dibawakan ulang oleh grup band Gigi ini ternyata dinyanyikan pertama kali oleh grup musik Nasida Ria.
Mereka adalah sebuah band kasidah modern Indonesia yang terdiri dari 9 wanita dari Semarang, Jawa Tengah.
Grup musik ini dibentuk pada 1975. Nasida Ria dikelola dan dibentuk oleh H. Mudrikah Zain, tetapi sekarang dikelola oleh Choliq Zain. Band ini merupakan salah satu kelompok kasidah modern tertua di Indonesia.
HM Zain merupakan seorang guru qira’at; Zain sebelumnya berpengalaman dengan kelompok campur Assabab.
Zain mengumpulkan sembilan siswinya untuk menjadi band: Mudrikah Zain, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah, dan Nur Ain.
Grup ini awalnya hanya menggunakan rebana sebagai alat musik. Kemudian wali kota Semarang Iman Soeparto Tjakrajoeda, yang juga merupakan penggemar mereka, menyumbangkan organ untuk membantu mereka, dan juga memperlancar pelajaran musik mereka. Mereka kemudian mendapatkan gitar bas, biola, dan gitar.
Debut
Album debut Nasida Ria, Alabaladil Makabul, dibuat tiga tahun kemudian dan dipasarkan oleh Ira Puspita Records.
Lagu mereka berdasarkan dakwah dan menarik ilham dari musik Arab Tiga album mereka berikutnya menggunakan tema yang sama dan banyak berbahas Arab.
Saran dari kyai Ahmad Buchori Masruri bahwa lagu mereka akan lebih efektif jika semuanya berbahasa Indonesia, gaya mereka diubah; Masruri juga menulis lagu untuk mereka dengan nama samaran Abu Ali Haidar.
Gaya mereka yang baru ternyata popular, dengan beberapa lagu mereka seperti “Pengantin Baru”, “Tahun 2000”, “Jilbab Putih”, “Anakku”, dan “Kota Santri”, banyak diputar di radio, baik di pedesaan maupun kota.[2] Mereka juga muncul di telivisi nasional dan melakukan tur di seluruh Indonesia.
Internasional
Nasida Ria pernah mengadakan konser di Malaysia untuk merayakan Tahun Baru Islam pada tanggal 1 Muharram. Mereka juga pernah diundang ke Berlin, Jerman untuk bermain di Die Garten des Islam (Pameran Budaya Islam) oleh Haus der Kulturen der Welt.
Pada Juli 1996, mereka kembali ke Jerman untuk Festival Heimatklange, dengan acara di Berlin, Mülheim, dan Düsseldorf.
Mereka kembali membuat geger publik nusantara pada Sabtu, 20 Juni 2022. Nasida Ria tampil membawakan lagu-lagu qasidah andalannya di panggung dunia dalam ajang Opening Week Music Program Documenta Fifteen di Kassel, Jerman.
Mereka tampil dengan menyanyikan beberapa lagu andalan seperti “Dunia dalam Berita”, “Perdamaian”, “Bila Bom Nuklir Diledakkan”, “Kota Santri” dan masih banyak lainnya.
Personel
Setelah tahun 2000, Nasida Ria lebih jarang suksesnya. Beberapa anggota diganti karena telah meninggal atau keluar dari band.
Nasida Ria sekarang dimarkaskan di Semarang. Manajernya adalah Choliq Zain, anak dari HM Zain.[2]
Nasida Ria kini memiliki 14 personil yaitu Rien Djamain, Afuwah, Hamidah, Nurhayati, Nurjanah, Thowiyah, Sofiyatun, Uswatun Khasanah, Titik Mukaromah, Nazla Zain, Alfiatul Khoiriyah, Makhi Shidqia, Hidayatul Faizah, & Elicia Melfy Naofizsa. Selain itu Nasida Ria juga memiliki grup untuk juniornya yang bernama Qasidah ezzurA.
Nasida Ria mencampurkan gaya Arab klasik dengan instrumen Barat modern. Penulis lagu untuk kelompok musik ini sering mengadaptasi irama Arab tradisional.
Lagu mereka, biarpun terkait dengan dakwah, juga menyinggung isu-isu pers, keadilan, lingkungan, bencana, judi, dan perang; Masruri menyatakan bahwa bahkan lagu dengan tema duniawi masih berdasarkan Al-Qur’an.
Gaya busana Nasida Ria menjadi bagian penting dalam setiap pentas yang digelar. Salah satu desainer yang membuat busana Nasida Ria adalah Anne Avantie.
Prestasi
Selain kerap manggung di luar negeri, mereka memenangkan beberapa penghargaan, termasuk dari PWI pada tahun 1989.
Lagu mereka “Perdamaian”, ditulis oleh Masruri, sering ditayangkan di stasiun radio pada musim Lebaran selama berpuluh tahun, dan pernah dikover oleh band Gigi pada album mereka: Raihlah Kemenangan.
“Kota Santri” pernah dikover oleh Krisdayanti dan mantan suaminya Anang Hermansyah.
Nasida Ria diikuti berbagai pemusik kasidah modern pada tahun 1990-an, termasuk Haddad Alwi dan Sulis. Sementara di Malaysia, genre tersebut menjadi terkenal dengan grup seperti Raihan, Rabbani, Hijjaz dan Saujana.
Lagu
Sampai Juli 2011, Nasida Ria telah mengeluarkan 35 album, termasuk dua yang berbahasa Arab. Ini termasuk 350 lagu. Berikut beberapa lagu Nasida Ria:
Maha Pengasih (1978)
Ya Nabi Salam (1979)
Selamat Jumpa (1980)
Sholawat Nabi (1981)
Perdamaian (1981)
Lingkungan Hidup (1982)
Kemana Aku Lari (1982)
Pantun Gembira (1983)
Ingat Hari Depan (1983)
Dunia Dalam Berita (1984)
Merdeka Membangun (1985)
Tahun 2000 (1985)
Wahastuni (1986)
Anakku (1986)
Siapa Bilang (1986)
Manusia Seutuhnya (1987)
Rayuan Judi (1987)
Keadilan (1988)
Masih Banyak yang Halal (1989)
Surga di Telapak Kaki Ibu (1990)
Cita Cita Mulia (1991)
Usaha dan Do’a (1992)
Ucapan Hikmah (1993)
Nabi Muhammad Mataharinya Dunia (1994)
Anugerah dan Karunia (1995)
Sesal Tiada Berilmu (1996)
Reformasi (1998)
HAM HAM HAM (1999)
Tabah (2000)
Nusantara Bersatu (2001)
Satu Juta Satu (2002)
P.R.T (2003)
Air Mata Do’a (2006)
Cahaya Ilmu (2009)
Nasida Ria Reborn (2018)
Ayo Berzakat (2020) [single]
Selamat Lebaran (2020) [single]
Kebaikan Tanpa Sekat (2020)
Selamat Jalan (2021) [single]
Itulah Nasida Ria, grup kasidah asal Semarang, Jawa Tengah yang mendunia setelah eksis lebih dari 40 tahun. (Hilal)