SERANG, LINIMASSA.ID – Wakil Bupati Serang, Muhammad Najib Hamas, meminta agar truk ODOL di Kramatwatu atau over dimension over loading pengangkut material tambang tidak lagi melewati jalur utama Serang–Cilegon dan diarahkan langsung masuk ke jalan tol.
Permintaan itu disampaikan Najib saat menemui massa aksi di Jalan Raya Serang–Cilegon, tepatnya di kawasan Alun-Alun Kecamatan Kramatwatu. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menandatangani lembar tuntutan yang diserahkan oleh mahasiswa.
Menurut Najib, aksi tolak truk ODOL di Kramatwatu yang digelar di Kramatwatu merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap kondisi lalu lintas di wilayah tersebut, yang semakin padat akibat banyaknya truk tambang melintas. Kondisi itu, katanya, berpotensi menimbulkan bahaya bagi pengguna jalan lain.
“Masyarakat tidak ingin lagi ada korban jiwa akibat lalu lintas padat, salah satunya disebabkan oleh truk ODOL,” ujar Najib, Selasa, 28 Oktober 2025.
Najib menjelaskan bahwa kehadirannya menemui massa aksi tolak truk ODOL di Kramatwatu merupakan langkah spontan setelah menerima laporan dari pihak kepolisian. Ia pun berjanji akan menindaklanjuti seluruh aspirasi masyarakat yang disampaikan dalam aksi tersebut.
“Kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk Ketua DPRD Provinsi Banten dan Dinas Perhubungan (Dishub) Banten, untuk meneruskan aspirasi para mahasiswa,” katanya.
Najib menambahkan, di jalur Kramatwatu sebenarnya sudah diberlakukan pembatasan jam operasional truk, yaitu mulai pukul 22.00 hingga 05.00.
Namun, ia menyoroti bahwa berdasarkan pernyataan Gubernur dan Kapolda Banten, seharusnya seluruh truk ODOL di Kramatwatu wajib masuk tol, bukan melintasi jalur Kramatwatu.
“Hal ini perlu menjadi perhatian agar peraturan gubernur nantinya selaras dengan aspirasi warga serta arahan dari Gubernur dan Kapolda. Tujuannya agar truk ODOL di Kramatwatu tidak lagi melewati jalur Kramat, sehingga tidak menimbulkan kemacetan maupun risiko kecelakaan,” pungkasnya.


