linimassa.id – Pernah tahu mi kangkong? Pernah menyantapnya? Ini adalah hidangan Indonesia berupa mi berkuah kental yang disajikan dengan kangkung, biasanya juga termasuk bakso dan jamur.
Hidangan ini adalah hidangan khas Betawi dari Jakarta, Indonesia. Mi telur kuning ini disajikan dalam kuah kental berwarna cokelat yang gurih, dibuat dari kaldu ayam atau kaldu daging sapi, dikentalkan dengan tepung tapioka atau tepung maizena, dibumbui dengan campuran bawang putih dan kecap manis.
Bahan tambahan lainnya termasuk bakso, tauge, jamur, telur burung puyuh, dan ditaburi bawang goreng dan perasan jeruk nipis atau jeruk sambal, serta sambal.
Istimewa
Mi kangkung punya tempat istimewa bagi masyarakat Betawi. Setiap hari perayaan hari besar, seperti Lebaran, mi kangkung menjadi hidangan ”wajib”.
Di dalam semangkuk mi kangkung bertemu dua budaya. Satu dari sedikit penjual mi kangkung Betawi yang masih tersisa adalah Mi Kangkung Betawi Ariyani di Jalan Kemang Pratama Raya, Bekasi Timur.
Mi yang merupakan kuliner pengaruh China ini diberi sentuhan Betawi dengan menambahkan rebusan sayur kangkung.
Supaya enak disantap, hanya kangkung muda berusia tiga minggu yang dipetik untuk bahan baku mi kangkung.
Agar tersaji dalam kondisi masih segar, hijau, dan terasa kriuk-kriuk, kangkung hanya dicelup 5 menit dan langsung disantap.
Resep rahasia Jika dulu warga Betawi memasak mi kangkung dengan arang dan tungku tembikar, sekarang beralih menggunakan kompor gas.
Halal
Salah satu penyedia mi kangkong terkenal ada di Glodok, Jakarta Barat yakni di Gang Gloria. Namanya mi kangkung Si Jangkung.
Berbeda dengan hidangan di sekitarnya yang non halal, mi kangkung ini hadir sebagai makanan halal. Tapi ternyata dulunya mi kangkung ini juga non halal.
Mi kangkung ini punya sejarah yang panjang karena awal berjualan sang pemilik memikul dagangannya keliling daerah Petak Sembilan hingga Pancoran, Jakarta Barat.
Dulunya mi kangkung ini non halal karena disajikan menggunakan potongan daging babi. Namun akhirnya diganti pakai ayam.
Mi kangkung ini ternyata jadi langganan istana saat era Presiden Soeharto. (Hilal)



