linimassa.id – Belum genap setahun sejak diresmikan, Yayasan Rehabilitasi Rumah Bertiga Fit 127 kini sudah merehabilitasi ribuan pecandu narkoba. Pasiennya yang didominasi anak muda datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Yayasan rehabilitasi narkoba itu berada di Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Menariknya yayasan tersebut dibangun oleh mantan pecandu narkoba Yusi Imam Mahendra pada Agustus 2021.
Imam bercerita, yayasan tersebut dibangun sebagai salah satu mimpinya untuk membantu para pecandu narkoba terutama anak muda agar bisa bersih dari narkoba dan menjadi penerus bangsa.
“Cita-cita saya memang ingin memiliki rumah rehabilitasi sendiri sehingga apa yang saya lakoni (saat rehabilitasi-red), dulu itu bisa saya implementasikan ketika saya punya yayasan sendiri,” kata Imam kepada linimassa.id.
Imam menuturkan, nama Fit 127 itu diambil dari Fit berarti sehat sedangkan 127 merupakan pasal rehabilitasi narkoba.
“Jadi banyak sekali pengguna narkoba yang hanya pemakai pemula kemudian ditangkap berhadapan dengan resiko hukum maka itu yang kita selamatkan,” tuturnya.
Meski terbilang baru, tetapi yayasan rehabilitasi miliknya memiliki layana rehabilitasi premium. Yakni terdapat dokter, konselor, ustad yang sudah bersertifikat. Layanan rehabilitasi ada dua yakni rawat jalan dan rawat inap.
Jika rawat jalan, kata Imam, pasien akan terlebih dahulu menjalani detoksifikasi tubuh selama 14 hari. Setelah itu baru bisa kembali ke rumah dan rawat jalan.
“Perjanjian mereka menjalani rawat jalan itu tidak boleh ada tes urine nya yang positif. Kalau positif lagi, kita akan kembali lakukan treatment bahkan referal ke tempat rawat inap milik negara,” ungkapnya.
Sedangkan untuk rawat inap, pasien akan tinggal di yayasan selama 2 bulan. Selama itu, mereka akan menjalani berbagai treatment. Mulai dari pembekalan rohani, disiplin shalat, olahraga hingga vokasional. Tujuannya, setelah bersih dari candu narkoba, para pasien memiliki keimanan yang kuat, sehat dan memiliki keterampilan.
“Fasilitas rawat inap. Kamar ber-ac, didatangkan ustad seminggu dua kali, makannya bebas mau milih apa, olahraga juga ada pilihan boxing, yoga atau berkuda. Selama di dalam mereka dapat motivasi dari konselor sehari tiga kali, ada buddies yang menjaga dia 24 jam,” bebernya.
Sejak diresmikannya yayasan hingga saat ini sudah ada lebih dari 1.000 pasien yang melakukan rawat jalan, sedangkan untuk pasien rawat inap saat ini ada delapan orang. Mereka yang rawat jalan dan inap berasal dari berbagai daerah di antaranya dari Makassar, Jambi, Cilegon, Indramayu, Depok, dan lainnya.
Di tempat yang sama, Ibnu, salah satu konselor di Yayasan Rehabilitasi Rumah Bertiga Fit 127 itu mengatakan, pasien yang masuk ke yayasan tak sembarangan. Pihaknya harus melakukan pemeriksaan dan pengawasan ketat agar tempat rehabilitasi tak menjadi tempat penyelundupan narkoba.
“Pertama yang kita lakukan spot cek untuk memastikan tak ada penyelundupan barang. Tujuannya jangan sampai kebobolan bisa pakai narkoba di tempat rehabilitasi narkoba. Kita clear-kan di awal itu paling penting,” ungkapnya.
Ibnu menerangkan, ada berbagai aktivitas yang dilakukan para pasien yang menjalani detoksifikasi candu narkoba. Mulai dari aktivitas rutin seperti olahraga, juga ada seminar dan latihan keterampilan.
“Ada program seminar yang dilakukan tiga kali dalam seminggu, ada program religi. Kemudian ada juga vokasional. Misalnya ada limbah drigen bekas sabun itu dikreasikan jadi kerajinan tangan seperti pot bunga, membuat asbak dari tanah liat, bingkai dari bibit kertas dan lainnya,” paparnya.
Menurutnya, menjadi konselor pecandu narkoba tak mudah. Tetapi hal itu dia jalani juga sebagai salah satu upaya dirinya agar bersih dari narkoba lantaran dirinya juga belum lama bersih dari narkoba.
“Bagi para pecandu narkoba meski sudah bersih, tetapi ada resiko orang tersebut bakal kecanduan lagi. Selain niat dari diri sendiri, dukungan kelurga dan lingkungan juga penting,” pungkasnya. (red)