LINIMASSA.ID – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) resmi mengeluarkan larangan game Roblox bagi anak-anak usia sekolah.
Kebijakan ini diambil untuk mencegah dampak negatif dari game tersebut. Imbauan ini ditujukan kepada orang tua dan pihak sekolah.
Alasan larangan game Roblox pada anak-anak karena kontennya dinilai belum sepenuhnya aman untuk anak-anak. Roblox memungkinkan pengguna membuat dan bermain game sendiri. Namun, banyak laporan adanya konten tidak pantas dalam platform tersebut.
Beberapa anak mengalami perubahan perilaku setelah kecanduan bermain Roblox. Dari sulit fokus belajar hingga mulai bersikap agresif. Maka, larangan Roblox dianggap langkah pencegahan yang penting.
Mendikdasmen menilai anak-anak belum mampu menyaring informasi digital secara mandiri, terutama di Game Roblox. Orang tua dan guru perlu mendampingi mereka saat berinternet.
Oleh karena itu, larangan Game Roblox harus dibarengi edukasi digital yang aktif. Pemerintah juga mengusulkan game edukatif lokal sebagai solusi.
Game Roblox, Tantangan dan Tanggapan Masyarakat
Dengan larangan game Roblox, anak-anak diharapkan lebih memilih permainan yang aman dan mendidik. Ini juga menjadi langkah awal membangun ekosistem digital yang sehat.
Sebagian orang tua mendukung kebijakan ini, tapi ada pula yang tidak setuju. Mereka berpendapat edukasi lebih penting daripada melarang. Pendekatan dialogis dinilai lebih efektif.
Guru dan pakar pendidikan mengakui bahwa Roblox sudah jadi bagian dari keseharian anak. Maka, kebijakan ini harus dibarengi solusi nyata. Literasi digital perlu masuk dalam kurikulum sekolah.
Beberapa komunitas orang tua mulai melakukan kampanye edukasi online. Mereka ingin anak-anak tetap bisa bermain tapi dengan pengawasan. Larangan tanpa pengawasan dianggap kurang efektif.
Kebijakan ini juga memberi sinyal ke pengembang game agar meningkatkan keamanan platformnya. Perlindungan digital menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah, pengembang, dan keluarga harus bekerja sama.
Larangan Game Roblox bukan sekadar pelarangan, tapi langkah awal membentuk budaya digital yang sehat. Pemerintah ingin anak-anak tumbuh dengan akses teknologi yang positif. Game bisa menjadi alat belajar jika digunakan dengan bijak.