linimassa.id – Suku Melayu bukan hanya bisa ditemui di Indonesia, melainkan juga Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dan Thailand.
Suku Melayu merupakan salah satu kelompok etnis di wilayah Austronesia yang menempati wilayah pesisir timur Sumatra, Semenanjung Malaka, dan beberapa wilayah di Kalimantan.
Selain itu, kelompok etnis ini juga dapat dijumpai di pulau-pulau kecil yang tersebar diantara wilayah besar tersebut. Wilayah-wilayah persebaran ini seringkali disebut sebagai dunia Melayu.
Wilayah-wilayah tersebut pada masa sekarang merupakan bagian dari negara Malaysia, Indonesia (Sumatra bagian timur dan selatan, serta pesisir pantai Kalimantan), bagian selatan Thailand (Pattani, Satun, Songkhla, Yala, dan Narathiwat), Singapura, dan Brunei Darussalam.
Terdapat beberapa perbedaan unsur bahasa, kebudayaan, kesenian, dan keberagaman sosial diantara sub-kelompok turunan dari bangsa Melayu.
Hal ini dikarenakan suku Melayu inti menyebar ke berbagai penjuru wilayah dunia Melayu, sehingga terjadi asimilasi sub-kelompok turunan Melayu dengan beberapa kelompok etnis daerah tertentu di wilayah Asia Tenggara Maritim.
Secara historis, populasi suku Melayu merupakan turunan langsung dari orang-orang suku Austroasiatik Austronesia yang menuturkan bahasa-bahasa Melayik yang menjalin kontak dan perdagangan dengan kerajaan, kesultanan, ataupun pemukiman tertentu, terutama dengan kerajaan Brunei, Kedah, Langkasuka, Gangga Negara, Chi Tu, Nakhon Si Thammarat, Pahang, Melayu dan Sriwijaya.
Terbesar
Perkembangan dan pendirian Kesultanan Malaka pada abad ke-15 menyebabkan revolusi besar-besaran pada sejarah bangsa Melayu.
Ini terjadi karena kesultanan tersebut membawa perubahan yang sangat signifikan pada tata kebudayaan dan kesultanan tersebut meraih kejayaan pada masa tersebut.
Permulaan penggunaan nama Melayu diduga berasal dari Kerajaan Malayu, kerajaan yang pernah ada di kawasan Sungai Batang Hari, Jambi.
Kerajaan Malayu tersebut dalam perkembangannya takluk kepada kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dan membuatnya berada dikuasa Kerajaan Sriwijaya tersebut.
Dari peristiwa tersebut, istilah Melayu mulai dikenal luas oleh masyarakat bahkan tidak hanya di kawasan Sumatra saja. Melainkan sudah meluas ke kawasan Jawa dan Kalimantan.
Konon penyebaran bangsa Melayu juga didukung oleh adanya prasasti Keping Tembaga Laguna yang menyatakan jika pedagang Melayu telah melakukan perdagangan di wilayah Asia Tenggara dan ikut serta menyebarkan kebudayaan Melayu.
Karena hal tersebut, bahasa Melayu pun lama kelamaan menjadi bahasa yang paling banyak digunakan menggantikan bahasa Sansekerta.
Masa keemasan Kerajaan Sriwijaya juga dinilai sebagai masa emas peradaban Melayu terutama di Nusantara. Bahkan, peradaban Melayu tersebut masih terus berlanjut hingga era Kerajaan Dharmasraya dan Kesultanan Malaka di abad 14.
Karakteristik
Masyarakat suku Melayu termasuk dalam suku yang mempunyai ciri khas yang cukup kentara bila disandingkan dengan suku-suku yang lain.
Karakteristik paling menonjol ada pada dialek bahasanya yang begitu khas. Selain itu, masyarakat Melayu juga terkenal sebagai masyarakat yang kebanyakan beragama Islam serta menjunjung tinggi adab dan sopan santun.
Akibat adanya pengaruh agama Islam yang kuat di kalangan masyarakat Melayu, hal tersebut membuat banyak kata serapan yang diambil dari bahasa Arab.
Karakteristik ini semakin menunjukkan jika masyarakat Melayu memang mempunyai keunikan yang berbeda dari suku lainnya.
Kebudayaan
Dalam hal kebudayaan, masyarakat suku Melayu mempunyai berbagai kebudayaan khas yang terwujud dalam bentuk bahasa, rumah adat, pakaian adat, dan aspek kebudayaan lainnya.
Seperti nama suku ini, bahasa yang digunakan pun dijuluki dengan bahasa Melayu. Bahasa tersebut mempunyai ciri khas dari segi dialek atau cengkoknya dan saat ini bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa nasional di Malaysia dan Singapura.
Di beberapa negara lain seperti Filipina, Myanmar Selatan, Thailand Selatan, Timor Leste, Papua Nugini, Kamboja, serta Srilanka juga ditemukan penggunaan bahasa Melayu. Ini membuktikan jika pengaruh suku Melayu di negara-negara Asia Tenggara cukup besar.
Untuk rumah adatnya yang terbagi dalam beberapa jenis. Jenis rumah adat Melayu ini mempunyai bentuk yang berbeda serta fungsinya yang berbeda pula.
Ada Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar di wilayah Provinsi Riau, Limas Potong, Lipat Kajang, dan Rumah Singgah Sultan Siak.
Sebagai masyarakat dengan dominasi menganut agama Islam, pakaian adat suku Melayu pun menyesuaikan dengan hukum Islam. Nama pakaian adat suku Melayu ini disebut dengan baju kurung dengan karakteristiknya yang longgar saat dipakai.
Penggunaan bentuk baju yang longgar ini dikarenakan untuk menghindari terlihatnya bentuk tubuh dari pemakainya, mengingat hal tersebut tidak dianjurkan dalam agama Islam.
Umumnya, pemakaian baju kurung juga disertai dengan pemakaian kaing songket khas Melayu. Jika dulu baju kurung lebih sering dipakai untuk upacara adat, sekarang sudah cukup banyak masyarakat yang menggunakannya untuk pakaian sehari-hari.
Suku Melayu juga menyimpan beberapa kebudayaan lainnya seperti tari tradisional, sastra Melayu, dan alat musik. Dalam hal tari tradisional, suku Melayu mempunyai tarian Zapin, tari Tandak, tari Makyong, hingga tari Joged Lambak.
Sastra Melayu juga masih terus dilestarikan oleh suku Melayu terutama suku Melayu di kawasan Riau dan Sumatra Selatan.
Untuk alat musiknya sendiri, suku Melayu mempunyai 3 ragam alat musik yang terbagi dalam alat musik Melayu asli, Melayu tradisional, dan Melayu modern. (Hilal)