PANDEGLANG, LINIMASSA.ID – Menjelang mudik lebaran 2025, marak travel gelap di Pandeglang yang beroperasi. Hal ini dikeluhkan sejumlah sopir angkutan umum, termasuk angkot, bus, dan Elf di Terminal Kadubanen, Pandeglang.
Mereka mengeluhkan masih maraknya travel bodong alias travel gelap yang ikut mengangkut pemudik meski tidak memiliki trayek resmi.
Para sopir menilai keberadaan travel gelap di Pandeglang merugikan mereka karena mengambil penumpang tanpa izin.
Salah seorang sopir bus Elf di Terminal Kadubanen, Endang mengeluhkan maraknya travel gelap selama masa mudik Lebaran yang berdampak langsung pada pendapatannya.
Ia menyebut jumlah penumpang yang menggunakan angkutan resmi semakin berkurang akibat keberadaan travel gelap di Pandeglang atau bodong tersebut.
“Penghasilan berkurang banyak, pusing narik selalu kosong. Apalagi BBM premium sekarang mahal,” ungkapnya, Rabu 19 Maret 2025.
Travel Gelap di Pandeglang Bukan Hal Baru
Menurutnya, keberadaan travel gelap di Pandeglang ini bukanlah hal baru. Ia menuturkan praktik ini sudah berlangsung selama lima tahun terakhir, namun belum ada tindakan tegas dari pemerintah.
“Sudah lima tahun, banyak travel gelap di Pandeglang kita sering lapor ke pemerintah setempat, tapi responsnya cuma PHP (pemberi harapan palsu). Mungkin nanti insyaallah kita akan menghadap ke Polda Banten,” tegasnya.
Ia menjelaskan, travel gelap di Pandeglang yang beroperasi di wilayah Pandeglang berasal dari Jakarta, Tangerang, dan Pandeglang Selatan.
Travel gelap di Pandeglang ini disebut kerap menggunakan minibus dan mengambil penumpang yang seharusnya menggunakan angkutan resmi.
“Biasanya mereka beroperasi siang dan malam. Kalau di terminal jarang ambil penumpang, paling banyak di luar. Kalau ada yang bilang itu rombongan keluarga, saya rasa bohong, karena saya sering lihat,” ujarnya.
Sebagai sopir asal Pandeglang Selatan, ia mengaku bisa membedakan mana penumpang keluarga dan mana yang bukan. Termasuk kendaraan online atau bukan.
Ia pun berharap pihak berwenang segera menindak praktik ini agar persaingan tetap sehat.
“Saya ingin pihak terkait bertindak, kasihan pengemudi angkutan umum. Pendapatan kami turun drastis, yang biasanya bisa setor Rp300 ribu, sekarang Rp150 ribu saja susah,” keluhnya.
Sementara itu, Ketua Organda Kabupaten Pandeglang, Muhamad Alan saat dihubungi melalui sambungan telepon, ia mengungkapkan bahwa aduan terkait maraknya travel gelap di Pandeglang telah diteruskan ke DPD Organda Banten untuk ditindaklanjuti.
“Ya, sudah kami sampaikan ke Ketua Organda Banten Dishub Kabupaten Pandeglang dan juga ke Dishub Provinsi. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya,” kata Alan saat dihubungi melalui sambungan telepon selulernya.