linimassa.id – Banjir adalah fenomena yang terjadi di Indonesia pada setiap musim hujan pasti rumah dan jalan teredam dengan air hujan yang turun dari langit. Tuhan Yang Maha Kuasa menurunkan air hujan sesuai dengan ukuran dan kebutuhan manusia pada setiap wilayahnya, bukan Tuhan yang salah melainkan manusianya yang kurang berfikir dan kurang jernih hatinya serta kurang menggunakan potensi kemampuannya.
Tuhan Yang Maha Adil, kalau seandainya Tuhan menurunkan air hujan dari langit sekaligus di seluruh dunia ini, pasti akan terjadi banjir besar-besaran dan akan terjadi kerugian serta kelaparan dan kesengsaraan manusia. Tetapi Tuhan telah mengatur dengan teliti dan keserasiannya, di sana musim hujan dan di sini tidak hujan, bahkan ada yang panas dan ada yang kemarau, supaya manusia terus berkembang dan terus saling membantu.
Hujan yang terjadi di Indonesia pun, tidak merata dan tidak semuanya hujan, di Jakarta hujan dengan banjir, mungkin di Jawa tidak banjir, bahkan di Sumatra bisa terjadi panas dan lain sebagainya. Karena Tuhan Yang Maha Hebat telah mengatur dengan baik supaya manusia tidak terjadi musibah yang dapat merugikan hambanya. Tuhan berfirman “Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya” [QS. Al-Mu’minun [23: 18].
Air hujan yang diturunkan dari langit itu, sesuai dengan kadar atau ukuran yang dibutuhkan manusia maupun hewan serta tumbuh-tumbuhan. Tetapi fenomenanya adalah terjadi banjir yang melanda perkampungan, perkotaan dan pegunungan, disebabkan karena manusianya yang kurang peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya yang kurang bersih dan kumuh.
Banjir yang mengguyur dengan lebatnya sehingga perkampungan, perkotaan dan pegunungan menjadi banjir karena solokan yang mampet dan sungai terpenuhi dengan tumpukan sampah yang menggunung, tumpukan kayu, tumpukan plastik yang dibuang oleh manusia yang tidak bertanggung jawab, manusia yang kurang cerdas pikirannya, manusia yang kurang sehat akal dan hatinya.
Sampah yang menggunung di sungai sehingga air hujan tidak lancar dan tersumbat sehingga akhirnya menjadi banjir besar yang menimpa kehidupan manusia dan nampak kerugian besar yang dideritanya. Kejadian banjir ini, seharusnya dijadikan sebagai pelajaran yang berharga bagi manusia untuk kenyamanan hidupnya, kenyamanan bisnisnya, kenyamanan pendidikannya, kenyamanan politiknya dan kenyamanan pemerintahnya.
Kejadian banjir di Indonesia ini, bukan satu kali, dua kali, bahkan terlalu sering. Maka seharusnya setiap individu sadar akan lingkungan dan menjaga lingkungannya, terutama solokan dan sungai dijaga supaya tidak menjadi banjir dan jangan membuang sampah di selokan maupun di sungai dengan sembarangan. Selanjutnya masyarakat yang harus sama-sama bergerak dan gotong royong untuk membersihkan lingkungan masing-masing dan saling menjaga dan saling mengingatkan untuk kebaikan bersama.
Begitu pula, pemerintah yang seharusnya memberikan contoh dan teladan yang baik serta membuat program bencana banjir dan uang yang besar untuk menjaga lingkungan yang sehat, bersih, nyaman, indah dan sejahtera dalam kehidupan masyarakatnya.
Pemerintah sangat peduli terhadap lingkungan dan ikut membantu, bukan hanya pada saat terjadinya bencana banjir baru membantunya, seharusnya sebelum datang banjir pihak pemerintah melihatnya dan memantaunya serta membatunya demi keamanan dan kenyamanan masyarakat.
Bencana banjir merupakan tanggung jawab pemerintah yang paling utama karena pemerintah yang telah mengizinkan berdirinya pabrik dan perusahaan lainnya. Dulu tidak pernah banjir sebelum adanya pabrik besar, namun setelah ada berdirinya pabrik dan perusahaan terjadi banjir, bahkan tidak dibuatkan pembuangan air dan tertutup sehingga menyebabkan terjadi bencana banjir.
Terjadinya bencana banjir seharusnya menjadi hikmah dan pelajaran yang berharga bagi semua komponen bangsa yang seharusnya peduli terhadap lingkungannya sehingga menjadi masyarakat dan bangsa yang kuat, sehat, bersih, makmur dan selalu ada dalam ampunan dan lindungan Allah Yang Maha Kuasa.
Penulis: Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Dr. Syafiin Mansyur,. M.A