linimassa.id – Beternak atau budidaya lebah trigona menjadi pekerjaan yang bisa dilakoni saat ini. Trigona adalah salah satu genus lebah tanpa sengat terbesar.
Secara eksklusif terdapat di Dunia Baru, dan sebelumnya mencakup lebih banyak subgenus daripada kumpulan saat ini; banyak dari subgenera sebelumnya telah diangkat ke status generik.
Lebah Kalulut, banyak orang menyebut dengan kelulut, klancing, klanceng, lonceng, teuweul (Sunda), gala-gala (lilin lebah) dll, dengan nama ilmiahnya Apis Trigona. Ini merupakan jenis lebah madu yang paling banyak dipelihara secara tradisional oleh masyarakat pedesaan sekitar kawasan hutan se-Indonesia.
Penelitian menunjukkan, ada hampir lima ratus spesis Lebah Madu Klanceng Trigona yang tersebar di seluruh dunia. Yang mudah dikenali adalah Trigona Itama, Trigona scaptotrigona, Trigona laeviceps,Trigona apicalis dan Trigona thorasica.
Lebah ini banyak ditemukan di kawasan tropis atau subtropis diantaranya Australia, Afrika, Asia Tenggara dan kawasan Amerika Tropis.
Di daerah tropis Indonesia, yang berdekatan dengan garis khatulistiwa dengan hutan hujan dihuni lebih dari 29 spesies Trigona.
Lebah ini mempunyai fisik yang kecil bila dibandingkan dengan lebah lain. Bahkan lebah ini tidak mempunyai sengat.
Mungkin karena tidak mempunyai sengat, lebah terkesan tidak ganas seperti lebah-lebah yang lain. Lebah ini menyukai bunga-bunga kecil. Karena bentuknya yang kecil, lebah klanceng bisa dengan mudah masuk ke bunga-bunga kecil di sekitar koloninya.
Ukuran
Lebah Madu Klanceng Trigona pekerja berwarna hitam, berkepala besar dan berahang tajam untuk menggigit musuh bila diganggu. Sedangkan Ratu leba Madu Klanceng bisa dibedakan dari bentuk fisik perut lebah ratu yang sangat besar dengan sayap pendek.
Ukurannya sebesar 3-4 kali lebah pekerja. Karena sangat gemuk dan tidak pandai terbang, lebah ini tidak suka berpindah-pindah tempat kecuali bila sarangnya terlampau tua dan buruk atau lilinnya keras.
Secara alami, Lebah Madu Klanceng Trigona membuat sarang di lubang-lubang pohon, celah-celah dinding dan lubang bambu di dalam rumah yang agak gelap.
Untuk keamanan, tempat keluar masuk biasanya berbentuk lubang kecil sepanjang 1 cm yang diselimuti zat perekat.
Sarang Lebah Madu Klanceng Trigona tersusun atas beberapa bagian untuk menyimpan madu, tepung sari, tempat bertelur dan tempat larva.
Di bagian tengah ada karangan bola berisi telur, tempayak dan kepompong. Di bagian sudut ada bola-bola kehitaman sebagai penyimpan madu dan tepung sari.
Lebah Madu Klanceng Trigona banyak diternak secara tradisional. Sarangnya biasanya menggunakan gelodok yang pembuatannya meniru rumah-rumah lebah yang ada di ronga-ronga batang pohon besar atau gua yang terlindung dari terik matahari dan hujan. Rumah tiruan Lebah Madu Klanceng Trigona dibuat dari batang kelapa (pucuk), kayu randu (kapuk), kayu pucung atau batang pohon lain yang berkayu lunak.
Lebah ini menghasilkan madu dan lilin dalam jumlah yang sangat kecil, rasanya asam dan sering dipakai untuk obat sariawan. Sedangkan lilinnya dipakai untuk membatik.
Beternak
Warga Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung beternak lebah trigona di perkotaan. Sementara umumnya budi daya lebah madu biasanya di hutan atau areal hijau yang luas. Namun ternyata di tengah Kota Bandung ada peternakannya.
Di Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal terdapat 50 kotak ternak lebah. Sementara di Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Sukajadi. Di sana terdapat 30-40 kotak ternak lebah.
Ketua Kelompok Tani Hutan Tamalago, Risna Iriantina Lesmana merupakan salah satu orang yang berada di balik ini. Ia membantu masyarakat dengan pelatihan dan pendampingan Urban Bee.
Di tengah kota pun kita bisa melakukan budi daya lebah ini karena tidak membutuhkan lahan luas seperti hutan atau kebun. Ini bisa menjadi lahan ekonomi produktif untuk masyarakat.
Budi daya lebah ini termasuk aman dan mudah. Sebab, lebah yang diternak merupakan lebah trigona yang tidak menyengat. Sehingga, tidak berbahaya untuk masyarakat, terutama anak kecil.
Selain tidak perlu lahan luas, pinggir-pinggir rumah bisa ditanam tanaman rambat yang berbunga terus untuk pakan lebah.
Di lahan 50-100 meter pun sudah bisa budi daya lebah trigona. Hal yang terpenting adalah perbandingan populasi dengan vegetasinya adalah 1:3. Jadi, satu kotak lebah diberikan pakan dari tiga pohon.
Beberapa jenis tanaman yang mengandung getah, seperti mangga, nangka, dan sukun bisa digunakan untuk pakan lebah trigona.
Selain itu, bisa juga menanam tanaman yang menghasilkan nektar, seperti jambu dan air mata pengantin.
Madu ini bisa panen tiap tiga minggu sekali saat musim panas dan tiga bulan sekali di musim hujan.
Sekali panen bisa 400 gram atau 0,4 ons per kotak lebah. 1 kg madu jenis trigona harganya bisa sampai Rp350.000. Berarti 0,4 ons itu bisa Rp150.000. Jadi memang nilai ekonominya termasuk tinggi. (Hilal)