Linimass.id – Selama ini julukan kota batik diberikan pada Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Kota ini dijuluki sebagai kota batik karena produksi batik yang cukup besar.
Batik yang diproduksi dari Kota Pekalongan juga memiliki ciri khas tersendiri. Ini membuat batik Pekalongan mempunyai banyak penggemar baik dari dalam maupun luar negeri.
Dalam buku berjudul Untaian Budaya Nusantara, Ismet Zainal Effendi, Wawan Suryana, Setiawan Sabana, dkk menyebut, julukan kota batik diberikan pada Kota Pekalongan sebab kota tersebut memiliki akar sejarah pembatikan yang kuat.
Meskipun Kota Pekalongan bukan daerah penghasil batik yang pertama di Indonesia, namun batik Pekalongan memiliki kualitas tinggi dengan corak dan warna yang berbeda dengan batik keraton Yogya dan Solo.
Pada buku berjudul Modul Batik Monokromatik untuk SD Kelas V, Yeni Fisnani, Adi Prehanto, S. S, M. Pd, LM. Zulfahrin UZ, S.Pd., M.Pd tertera, ciri khas batik Pekalongan adalah warna batik yang didominasi dengan warna-warna pesisir seperti merah, hijau, biru, dan jingga.
Kota di pantai utara Jawa Tengah ini, merupakan salah satu sentra produksi batik terbesar di Indonesia.
Julukan Pekalongan sebagai Kota Batik tidak lepas dari sejarah bahwa produksi batik sudah menjadi nafas kehidupan masyarakat setempat, seperti dikutip dari situs Pemerintah Kota Pekalongan.
Produksi batik dilakukan di rumah-rumah penduduk sehingga batik sudah menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan. Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun diperkirakan warisan budaya tersebut sudah dikenal sejak 1800 di kota ini.
Wisatawan juga bisa menjumpai Museum Batik Pekalongan yang berlokasi di Jalan Jetayu Nomor 3, Panjang Wetan, Kota Pekalongan.
Tidak hanya memamerkan koleksi batik, Museum Batik Pekalongan juga menjadi pusat pelatihan dan pembelajaran seputar batik.
Khas
Batik Pekalongan mempunyai motif atau gambar khas yang bertema alam. Batik ini umumnya penuh dengan corak ornamen garis dan titik.
Batik Pekalongan tidak hanya menggunakan motif fauna saja, namun juga mengombinasikan dengan unsur flora yang diambil dari motif Solo dan Yogyakarta.
Contoh batik motif yang terkenal di Pekalongan antara lain motif buketan, motif terang bulan, motif jlamprang, motif semen, motif pisan bali dan motif lung-lungan.
Motif batik Pekalongan ini dapat ditemukan dalam berbagai bahan garmen. Contohnya seperti kain batik, kemeja pria, atasan wanita, dan masih banyak lagi produk garmen lainnya yang menggunakan motif batik Pekalongan.
Warisan Budaya
Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah mendunia. Bahkan, batik sudah ditetapkan sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu.
Oleh sebab itu, setiap 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Secara historis, batik berasal dari zaman nenek moyang sejak abad ke-17, seperti informasi dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sejarah batik di Indonesia memiliki kaitan erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit serta penyebaran ajaran agama Islam di Pulau Jawa.
Sejumlah kota di Indonesia merupakan produsen batik dengan motif dan ciri khas masing-masing. Selain itu, beberapa kota dikenal sebagai Kota Batik lantaran merupakan sentra batik serta mempunyai batik yang khas dan populer.
Selain menawarkan beragam koleksi batik, masyarakat bisa belajar proses membatik menggunakan canting saat berkunjung ke Kota Batik.
Kota Batik Lainnya
Selain Pekalongan, ada kota batik lainnya di Indonesia. Yakni Yogyakarta. Laman Kompas menyebut, Yogyakarta merupakan kota budaya yang juga merupakan salah satu sentra produksi batik di Indonesia.
Melansir dari situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pusat porduksi batik tulis khas Keraton Yogyakarta berada di kampung batik tulis Giriloyo. Tepatnya masuk wilayah Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Hampir 90 persen penduduk Kampung Giriloyo berprofesi sebagai perajin batik. Selain memproduksi batik, kampung batik Giriloyo juga menyediakan paket wisata edukasi batik. Selain melihat produksi batik, paket wisata ini menawarkan perjalanan wisata ke rumah-rumah tradisional dan makam raja-raja Mataram di puncak Bukit Imogiri.
Wisatawan juga bisa menjumpai Museum Batik Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Dr. Sutomo 13A, Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta.
Museum yang berdiri pada 25 Mei 1977 ini, menempati area seluas 400 meter persegi, seperti dikutip dari situs Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Museum Batik Yogyakarta memiliki sejumlah koleksi, berupa aneka ragam kain batik dengan motif khas Yogyakarta, Solo, Madura, Bali, Cirebon, dan sebagainya.
Selain itu, terdapat peralatan membatik mulai dari canting, cap aneka motif, bahan pewarna dan parafin (malam).
Selain Yogyakarta, ada Solo . Nama Batik Danar Hadi tentunya sudah familiar di kalangan pencinta batik. Batik Danar Hadi merupakan salah satu merek sekaligus produsen batik terkenal asal Kota Solo, Jawa Tengah.
Selain Batik Danar Hadi, Solo mempunyai beberapa kampung batik yang dapat dikunjungi wisatawan. Salah satu yang paling populer adalah kampung batik Laweyan. Perjalanan industri kriya di Laweyan sudah dimulai sejak abad ke-19, seperti dikutip dari situs Kemenparekraf.
Hingga saat ini kampung batik Laweyan telah memproduksi sekitar 250 motif batik khas dan telah dipatenkan. Sebagian besar penduduk di Laweyan bekerja sebagai perajin dan distributor batik.
Selain bergerak dalam industri kriya, masyarakat setempat juga mengembangkan bisnis pariwisata, yakni dengan menyediakan paket wisata lokakarya membatik.
Cirebon tidak boleh dilupakan jika membahas kota batik. Siapa yang tidak kenal motif batik mega mendung, yang berbentuk menyerupai gumpalan awan? Motif batik mega mendung merupakan motif khas Cirebon, Jawa Barat. Kota Cirebon memiliki sejumlah pusat batik, salah satu yang terkenal adalah Kampung Batik Trusmi.
Mengutip dari laman Indonesia Travel, kampung batik Trusmi memiliki sejarah yang cukup panjang sejak abad ke-14. Nama bbatik Trusmi diambil dari lokasi pembuatan produk batik tersebut, yaitu kampung batik Trusmi.
Selain membeli batik, pengunjung bisa merasakan pengalaman membatik langsung yang telah dilakukan secara turun temurun oleh para perajin batik di Cirebon. Wisatawan juga bisa berkeliling naik becak sembati melihat gedung-gedung bersejarah yang masih terjaga bentuk aslinya di kawasan ini.
Rembang, Jawa Tengah juga disebut sebagai kota batik di Indonesia yang populer dengan karya batik lasem.
Nama batik lasem diberikan lantaran diproduksi di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Berdasarkan informasi dari situs Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, setiap motif batik asal Rembang, merupakan hasil akulturasi budaya China-Jawa. Tak heran, sebab dulunya para pengusaha batik Lasem adalah keturunan China.
Dalam perkembangannya, muncul berabgai motif batik Lasem, seperti motif latohan, Sekar Jagad Tiga Negeri, dan Gunung Ringgit. Berbeda dengan batik lainnya, batik Lasem didominasi warna merah yang merupakan pengaruh dari budaya Tionghoa.
Proses pembuatan batik lasem tergolong rumit, sehingga mebutuhkan waktu minimal sebulan.
Selain Kota Batik di atas, Indonesia masih memiliki sejumlah daerah sentra batik lainnya, seperti Kampung Batik Girli Kliwonan Sragen, Kampung Batik Jetis Sidoarjo, Kampung Batik Putat Jaya Surabaya, Sentra Batik Palbatu Jakarta, Kampung Batik Semarang, dan sebagainya. (Hilal)