PANDEGLANG, LINIMASSA.ID – Yayasan yang bertanggung jawab atas program Makan Bergizi Gratis atau MBG di Pandeglang, tepatnya di Kecamatan Menes, mengklarifikasi terkait puluhan siswa mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari program tersebut.
Perwakilan Humas Yayasan Dapur Umum Program MBG Kecamatan Menes, Guruh Gunawan membantah membantah terkait puluhan siswa SDN Alaswangi 2 mengalami diare dan muntah usai menyantap makanan dari program tersebut.
Guruh Gunawan mengatakan, bahwa setelah pihaknya selaku Yayasan MBG di Pandeglang melakukan konfirmasi ke sekolah, memang ada beberapa murid yang mengalami diare, tetapi hanya satu siswa yang sempat dirawat.
“Iya, memang setelah kami cek ke SDN Alaswangi 2, ada beberapa murid yang diduga mengalami diare. Namun, hanya satu siswa yang sempat dirawat,” kata Guruh saat diwawancarai Radarbanten.co.id, Jumat 21 Februari 2025.
Ia menjelaskan, siswa yang dirawat tersebut sebelumnya sudah dalam kondisi kurang fit sebelum berangkat ke sekolah, dan akhirnya menyantap menu MBG di Pandeglang.
“Kan yang 1 orang itu sebetulnya sebelum dia ke sekolah itu dalam keadaan tidak fit, kita ada pernyataan dari orangtua murid tersebut anaknya dalam keadaan tidak fit masuk angin, itu hanya mual saja mencret,” ujarnya.
Menurut Guruh, siswa yang sempat dirawat di puskesmas hanya membutuhkan perawatan beberapa jam sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.
“Alhamdulillah, kemarin kami bawa ke puskesmas, dan setelah beberapa jam sudah pulih kembali,” katanya.
Kepastian Yayasan MBG di Pandeglang

Ia menjelaskan, pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab dugaan keracunan makanan yang menimpa sejumlah siswa SDN Alaswangi 2. Pihak yayasan menegaskan, kepastian penyebab kejadian itu baru bisa diketahui setelah hasil uji laboratorium keluar.
“Kami belum bisa memastikan, begitu juga dari pihak BGN. Kami masih menunggu hasil uji laboratorium. Sampel makanan telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Pandeglang untuk diteliti lebih lanjut,” tuturnya.
Guruh menyebut, banyak faktor yang bisa menyebabkan siswa mengalami diare dan mual. Ia meminta agar tidak ada spekulasi liar sebelum ada hasil resmi dari pemeriksaan laboratorium.
“Saya tidak mau menduga-duga karena khawatir ada isu liar yang berkembang di luar,” ujarnya.
Sebagai penyalur makanan bergizi gratis untuk sekolah, Guruh menjelaskan bahwa pihaknya selalu memastikan kualitas bahan makanan. Menu yang diberikan kepada siswa, kata dia, terdiri dari nasi, tumis ayam, tumis buncis, tempe, dan buah semangka.
“Kami akan melakukan evaluasi, terutama terkait standardisasi bahan baku. Semua bahan yang kami gunakan berkualitas super. Jika ada yang kurang layak, langsung kami ganti karena diawasi 24 jam oleh tim SPPI,” katanya.
Guruh juga menegaskan pihaknya berkomitmen menjaga kualitas program ini, termasuk nama baik Presiden Prabowo Subianto sebagai pencetus kebijakan program MBG.
Sebelumnya diberitakan, Puluhan siswa SDN Alaswangi 2 di Desa Alaswangi, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, mengalami mual dan diare setelah menyantap makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sejumlah siswa mulai merasakan gejala tidak lama setelah mengonsumsi makanan tersebut. Beberapa di antaranya mengeluhkan sakit perut dan muntah-muntah.
Kepala SDN Alaswangi 2, Sariful Hayat, membenarkan kejadian tersebut, sebanyak 28 mengalami dugaan keracunan massal. Para siswa mengeluhkan gejala muntah, diare, sakit perut, dan pusing setelah mengonsumsi makanan di sekolah.