linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Kisah Kapal Perang Yamato dari Jepang yang Tak Bisa Tenggelam
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Pendidikan > Kisah Kapal Perang Yamato dari Jepang yang Tak Bisa Tenggelam
Pendidikan

Kisah Kapal Perang Yamato dari Jepang yang Tak Bisa Tenggelam

Andra 10 Oktober 2024
Share
waktu baca 6 menit
Kapal Perang Yamato
Penampakan kapal perang Yamato yang tak bisa tenggelam. Sumber foto Pinterest / i.pinimg.com
SHARE

LINIMASSA.ID – Kapal perang Yamato adalah salah satu kapal tempur paling terkenal dalam sejarah, bukan hanya karena ukurannya yang besar, tetapi juga sebagai simbol kekuatan militer Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II.

Kapal perang Yamato dibangun dengan tujuan mendominasi lautan Pasifik, pada waktu itu, Jepang membuat dua kapal perang, yakni Yamato dan kapal kembarannya, yakni Musashi.

Selain Kapal perang Yamato, Musashi, adalah kapal tempur terbesar yang pernah dibuat. Dengan bobot 72.800 ton dan memiliki senjata utama yaitu meriam kaliber 460 mm, Yamato dirancang untuk melawan kapal-kapal perang Amerika yang lebih kecil dan lemah.

Namun, meskipun dibangun dengan teknologi dan kekuatan luar biasa, kapal perang ini berakhir tragis di perairan Okinawa.

Kapal perang Yamato dikenal dengan julukan Kebanggaan dan Simbol Kekaisaran Jepang atau The Unsinkable Battleship (kapal perang yang tak dapat tenggelam).

Julukan ini diberikan karena Yamato adalah kapal perang terbesar dan terkuat yang pernah dibangun. Dilihat sebagai lambang kekuatan angkatan laut Jepang dan simbol nasionalisme selama Perang Dunia II.

Meskipun akhirnya tenggelam dalam Pertempuran Okinawa, Yamato tetap menjadi ikon sejarah maritim Jepang dan lambang kebesaran militer Jepang pada masa itu.

Dibangun pada tahun 1937 dan diluncurkan pada 1940, Kapal perang Yamato adalah bagian dari upaya besar Jepang untuk mengimbangi kekuatan angkatan laut Amerika Serikat.

Kapal ini menjadi puncak dari visi maritim Laksamana Isoroku Yamamoto, yang percaya bahwa kapal tempur besar seperti Yamato akan menjadi tulang punggung pertahanan Jepang di laut.

Dalam bukunya Yamato: The Last Battleship, Jan Morris menjelaskan bahwa Yamato adalah hasil dari obsesi Jepang untuk membangun kapal terkuat dan terbesar, yang diharapkan bisa mengubah keseimbangan kekuatan di Pasifik.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Namun, meskipun Kapal Perang Yamato adalah kebanggaan angkatan laut Jepang, ia jarang terlibat dalam pertempuran langsung selama tahun-tahun awal perang.

Yamato lebih sering digunakan sebagai kapal komando dan tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk menggunakan kekuatan tempurnya sepenuhnya.

Sementara kapal-kapal induk dan pesawat terbang semakin mendominasi medan perang di Pasifik, kapal tempur seperti Yamato mulai kehilangan relevansi. Pada pertempuran di Midway dan Guadalcanal, kapal induk terbukti lebih efektif dalam menghadapi ancaman musuh.

Nasib tragis Yamato akhirnya tiba pada Pertempuran Okinawa pada April 1945. Dengan perang yang semakin mendekati wilayah Jepang, Yamato diperintahkan untuk melakukan misi bunuh diri dalam operasi Ten-Go, yang bertujuan untuk menghancurkan armada Amerika di Okinawa.

Kapal perang Yamato ini diberangkatkan tanpa perlindungan udara yang memadai, sebuah langkah yang menggambarkan betapa putus asanya situasi Jepang pada akhir perang.

Sebagaimana dijelaskan oleh Jan Morris, misi Yamato adalah tindakan nekat Jepang yang mencerminkan keputusasaan mereka untuk mempertahankan wilayah terakhirnya.

Pada 7 April 1945, armada Amerika mendeteksi keberadaan Yamato dan segera melancarkan serangan udara masif. Lebih dari 300 pesawat dari kapal induk Amerika menyerang kapal perang raksasa tersebut.

Meski Kapal perang Yamato memiliki lapisan baja tebal dan senjata yang kuat, ia tidak bisa bertahan menghadapi serangan udara yang terus-menerus. Setelah menerima serangkaian serangan torpedo dan bom, Yamato akhirnya tenggelam di Laut Cina Timur, membawa lebih dari 3.000 pelautnya ke dasar laut.

Tenggelamnya Yamato menandai berakhirnya era kapal tempur besar dalam sejarah perang laut. Jan Morris mencatat bahwa kematian Yamato menunjukkan bagaimana perang laut telah berubah secara drastis selama Perang Dunia II, di mana pesawat terbang dan kapal induk menjadi senjata yang lebih penting daripada kapal perang besar.

Yamato, yang pernah dianggap sebagai simbol kekuatan laut Jepang, akhirnya menjadi bukti kegagalan strategi militer Jepang yang tidak mampu beradaptasi dengan teknologi modern.

Sejarah Kapal Perang Yamato

Kapal Perang Yamato
Ilustrasi Kapal Perang Yamato. Foto tangkapan layar

Bagi Jepang, hilangnya Yamato adalah pukulan berat, tidak hanya secara militer tetapi juga secara psikologis. Kapal ini adalah simbol kebanggaan nasional, dan kehilangannya menunjukkan betapa putus asanya posisi Jepang di akhir perang.

Kapal perang terbesar di dunia tenggelam tanpa memberikan dampak signifikan terhadap jalannya perang, mencerminkan kejatuhan kekuatan Kekaisaran Jepang.

Meski tenggelam, Yamato tetap menjadi bagian penting dalam warisan sejarah maritim Jepang. Hingga saat ini, Yamato diingat bukan hanya sebagai kapal perang terbesar, tetapi juga sebagai lambang keberanian para pelaut yang mengawakinya.

Kisah Kapal Perang Yamato sering diceritakan dalam budaya populer Jepang, dari film hingga buku, yang mengenang kapal ini sebagai pahlawan tragis di akhir kekuatan maritim Jepang.

Kisah Yamato adalah pengingat bahwa ukuran dan kekuatan tidak selalu menentukan hasil dalam perang. Seperti yang ditunjukkan oleh Jan Morris dalam Yamato: The Last Battleship, meskipun Yamato memiliki teknologi canggih dan persenjataan berat, perang modern telah bergeser ke arah yang tidak bisa ia imbangi.

Kapal Perang Yamato menjadi saksi bisu dari perubahan zaman, di mana pesawat terbang dan kapal induk mengambil alih peran dominan dalam peperangan laut.

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

Menu MBG
Pengujian Menu MBG Bakal Diperketat
News
Warga Lebak
132 Ribu Warga Lebak Belum Punya Rumah
News
HUT ke-499 Kabupaten Serang
HUT ke-499 Kabupaten Serang, Momen Penting Menuju Terwujudnya Serang Bahagia
News
Jalan di Lebak
5 Ruas Jalan di Lebak Berpotensi Terjadi Longsor
News
Reklame raksasa di Tangsel
Dua Reklame Raksasa di Tangsel Roboh: Ibu dan Anak Luka, 5 Rumah Hancur
News
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?