linimassa.id – Anggota Komisi VI DPR RI, Luluk Nur Hamidah, menyuarakan dugaannya terhadap keterlibatan kartel beras yang diduga menjadi penyebab kenaikan harga beras belakangan ini. Ia menekankan pentingnya pemerintah untuk mengungkap dan menindak hukum para pelaku kartel beras.
“Saya kira hadirlah pemerintah di tengah masyarakat (untuk) melakukan operasi pasar dan kalau memang ditengarai ada kartel beras yang ini udah berpraktek sekian tahun bahkan satu dekade ya dibongkarlah,” ujar Luluk Nur Hamidah, politisi dari PKB.
Namun, dugaan Luluk tersebut mendapat penolakan dari Kementerian Perdagangan. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Isy Karim, menyatakan bahwa anggapan tersebut terlalu dini. Menurutnya, kenaikan harga beras disebabkan oleh ketidakseimbangan antara ketersediaan dan permintaan.
“Dari kacamata saya sih ini masih terlalu jauh kalau kita langsung men-judge ada kartel,” ujar Isy Karim dalam acara bertajuk, “Persiapan Ramadan, Kondisi Harga Bahan Pokok” di Jakarta.
Faktor-faktor Penyebab Kenaikan Harga
Isy Karim juga menjelaskan bahwa kenaikan harga beras tidak hanya dipengaruhi oleh ketersediaan dan permintaan, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti peningkatan harga input seperti pupuk dan biaya tenaga kerja.
“Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan jangka pendek untuk mengatasi tingginya harga pupuk, yakni menambahkan anggaran pupuk sebesar Rp14 triliun,” kata Isy Karim.
Pengaruh Harga Internasional
Lebih lanjut, Isy Karim menyebut bahwa harga beras di dalam negeri juga dipengaruhi oleh harga internasional, terutama akibat faktor cuaca seperti El Nino. Negara-negara pengekspor beras seperti Vietnam dan India bahkan membatasi ekspor mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Jadi, saya kira, mungkin, terlalu jauh (dugaan) ada kartel. Lebih karena memang situasi dan kondisi beras ini sedang mengalami kenaikan,” kata Isy Karim. (AR)