linimassa.id – Di beberapa daerah, masih bisa ditemui keraton. Ini adalah daerah tempat seorang penguasa yakni raja atau ratu, memerintah atau tempat tinggalnya.
Dalam pengertian sehari-hari, keraton sering merujuk pada istana penguasa di Nusantara. Dalam Bahasa Jawa, kata karaton (ke-ratu-an) berasal dari kata dasar ratu yang berarti penguasa.
Kata Jawa ratu berkerabat dengan kata dalam Bahasa Melayu; datuk/datu. Dalam Bahasa Jawa sendiri dikenal istilah kedhaton atau kadhaton yang memiliki akar kata dari datu.
Di Keraton Surakarta istilah kedhaton merujuk kepada kompleks tertutup bagian dalam keraton tempat raja dan putra-putrinya tinggal, sedangkan di Keraton Yogyakarta istilah kedhaton merujuk kepada bagian inti dari keraton yang biasa digunakan untuk upacara besar atau menyambut tamu.
Masyarakat yang tinggal di dalam lingkungan keraton pada umumnya memiliki gelar kebangsawanan.
Jawa
Keraton sangat kental dengan budaya Jawa. Bangunan ini termasuk salah satu peninggalan bersejarah yang mungkin masih terus dipakai sampai saat ini.
Bagi masyarakat Jawa, keraton bukan hanya pusat politkk dan budaya. Sebab, keraton juga menjadi pusat keramat kerajaan. Menurut Ni’matul Huda dalam buku Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (2021), berikut pengertian keraton: “Keraton adalah tempat raja bersemayam yang di dalamnya berisi kekuatan kosmis (berhubungan dengan jagat raya), yang mengalir ke berbagai daerah di sekitarnya.”
Dilansir dari situs Ditjen Kebudayaan – Kemdikbud, keraton adalah kumpulan bangunan yang menjadi tempat tinggal raja dan keluarganya.
Laman Kompas menyebut, salah satu fungsi keraton dalam budaya Jawa, yakni sebagai tempat tinggal raja dan ratu beserta keluarganya.
Fungsi keraton adalah sebagai pusat kebudayaan sekaligus pemerintahan bagi raja atau sultan di Pulau Jawa. Karena menjadi pusat pemerintahan, keraton sering dijadikan lambang pusat kekuasaan raja.
Sehingga tak bisa sembarang orang masuk dalam bangunan ini. Tak hanya menjadi pusat kebudayaan dan pemerintahan, fungsi keraton dalam budaya Jawa lainnya, yakni sebagai pusat spiritual.
Biasanya dalam keraton ada individu yang berperan mengajarkan nilai-nilai spiritual, baik itu ke keluarga kerajaan maupun masyarakat sekitar.
Jika disimpulkan, fungsi keraton dalam budaya Jawa, yakni sebagai tempat tinggal raja dan ratu beserta keluarganya pusat kebudayaan, pusat pemerintahan, pusat spiritual bagi kerajaan dan sekitarnya. Karena fungsi keraton inilah, keraton atau istana dalam budaya Jawa sering dianggap sebagai tempat yang sakral juga adiluhung.
Makna keraton paling umum adalah bangunan kerajaan. Kata keraton sendiri berasal dari keratuan atau tempat tinggal dari seorang ratu atau raja.
Kegiatan Penting
Mengutip buku Sejarah 1 SMP kelas VII, Drs. Anwar Kurnia dan Drs. H. Moh. Suryana (2007), keraton adalah tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting yang menyangkut urusan kerajaan.
Keraton dibangun sebagai lambang pusat kekuasaan pemerintah. Contoh sebagian keraton yang masih ada di Indonesia adalah sebagai berikut.
- Keraton Cirebon
Di Cirebon, terdapat empat buah keraton. Namun, yang terbesar dan mempunyai ciri khusus sebagai keraton adalah Keraton Kasepuhan yang didirikan oleh Syarif Hidayatullah pada tahun 1636.
- Keraton Surakarta
Kerajaan Surakarta terbentuk berkat Perjanjian Giyanti (1755) yang memecah Kerajaan Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Keraton Surakarta dibangun sesuai dengan pola tata kota kerajaan, yaitu berada di sekitar alun-alun dan masjid.
Di alun-alun juga ditanam pohon beringin sepasang (ringin kurung). Di depan pintu gerbang terdapat sepasang patung besar penjaga yang diletakkan di kiri dan kanan jalan masuk ke keraton.
- Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta dibangun sesuai tata kota seperti Keraton Surakarta. Di Keraton Yogyakarta terdapat candrasengkala dalam tulisan Jawa yang menunjukkan tahun pendirian keraton.
Keraton Yogyakarta banyak diminati wisatawan karena pihak keraton mengizinkan untuk melihat berbagai atribut kerajaan dan ruangan-ruangan yang memiliki beragam fungsi.
- Keraton Mangkunegaran
Keraton ini terletak di Kota Solo dengan halaman yang luas. Saat ini Keraton Mangkunegaran sering dipakai untuk aneka kegiatan kesenian, seperti tarian, upacara kerajaan, dan lain-lain.
- Keraton Surosowan Banten
Keraton Surosowan dibangun pada tahun 1526, ketika Sultan Maulana Hasanudin memerintah. Luas Keraton Surosowan 3,8 hektar dan lokasinya dekat dengan Masjid Agung Banten di Kampung Banten, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Serang.
Sisa-sisa kejayaan dan kemegahan istananya masih dapat disaksikan hingga kini, meski hanya berupa bangunan-bangunan tidak utuh, setelah dihancurkan oleh pemerintah Hindia-Belanda. (Hilal)