linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Kerap Dihadirkan saat Agustusan, Simak Sejarah Panjat Pinang
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Kerap Dihadirkan saat Agustusan, Simak Sejarah Panjat Pinang
Gaya Hidup

Kerap Dihadirkan saat Agustusan, Simak Sejarah Panjat Pinang

Hilal Ahmad 16 Agustus 2023
Share
waktu baca 4 menit
Panjat pinang lomba yang kerap dihadirkan saat Agustusan.
Panjat pinang lomba yang kerap dihadirkan saat Agustusan.
SHARE

linimassa.id – Setiap kali agustusan atau perayaan hari kemerdekaan Indonesia, lomba panjat pinang kerap dihadirkan. Kompetisi yang biasanya diikuti para lelaki ini membuat suasana semakin meriah.

Contents
Dari BelandaDari TaiwanMakna

Panjat pinang adalah perlombaan yang dilakukan dengan memanjat pohon pinang (atau pohon lainnya) yang sudah dikuliti dan diberi cairan pelicin, untuk memperebutkan barang-barang yang digantungkan di atasnya.

Perlombaan ini merupakan salah satu lomba tradisional yang populer pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

Untuk menghadirkan lomba panjat pinang, sebuah pohon pinang atau bambu yang dikuliti haruslah tinggi dan batangnya dilumuri dengan pelumas

Bagian atas pohon, disiapkan berbagai hadiah menarik. Bisa pakaian, perkakas dapur, makanan, bahkan uang. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon yang pada umumnya ialah pohon pinang.

Menyaksikan perlombaan ini tak hanya menegangkan, tetapi sesekali juga kerap mengundang gelak tawa.

 

Dari Belanda

Ternyata, panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu. Lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain. Yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi.

Saat itu, sekitar tahun 1930, para kolonial Belanda mengadakan panjat pinang untuk hiburan saat mengadakan hajatan, seperti pernikahan, kenaikan jabatan, atau pesta ulang tahun.

Hadiah yang digantung pada ujung pohon pinang tersebut berupa makanan, seperti keju dan gula. Ada pula yang berupa pakaian.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Masa itu, hadiah-hadiah seperti itu sangat berarti bagi orang-orang pribumi dan tergolong barang mewah. Sebab itulah perlombaan panjat pinang dulunya hanya diikuti oleh orang pribumi yang ditonton dan ditertawakan oleh orang-orang Belanda.

Para orang pribumi mati-matian memanjat pohon pinang, sedangkan kolonial Belanda menyaksikannya. Namun, bagi keluarga pribumi yang kaya dan merupakan antek kolonial, mereka juga kerap mengadakan perlombaan khas 17 Agustus ini.

 

Dari Taiwan

Seorang pengamat sejarah dan budayawan yang aktif di beberapa mailing list Tionghoa, Rianto Jiang, dalam buku Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal karya Fandy Hutari menyebutkan bahwa panjat pinang merupakan sebuah budaya dari Tionghoa.

Permainan ini, tercatat pertama kali diadakan pada zaman Dinasti Ming. Permainan ini mulanya diberi nama Qiang Gu dan erat kaitannya dengan Festival Hantu.

Dalam budaya Tionghoa, prosesi panjat pinang ini memang populer di Fujian, Guangdong dan Taiwan berkaitan dengan perayaan Festival Hantu.

Ini dapat dimengerti dari kondisi geografis dikawasan itu yang beriklim sub-tropis, yang masih memungkinkan pinang atau kelapa tumbuh dan hidup. Perayaan ini tercatat pertama kali pada masa Dinasti Ming. Biasanya disebut sebagai qiang-gu.

Namun pada masa Dinasti Qing, permainan panjat pinang ini pernah dilarang pemerintah karena sering timbul korban jiwa.

Saat Taiwan berada di bawah pendudukan Jepang, panjat pinang mulai dipraktikkan lagi di beberapa tempat di Taiwan berkaitan dengan perayaan festival hantu. Panjat pinang masih dijadikan satu permainan tradisi di berbagai lokasi di Taiwan.

Cara permainan lebih kurang sama, dilakukan beregu, dengan banyak hadiah digantungkan di atas. Namun bedanya tinggi yang harus dipanjat bukan hanya setinggi pohon pinang, tetapi telah berevolusi menjadi satu bangunan dari pohon pinang dan kayu-kayu yang puncaknya bisa sampai 3-4 tingkat bangunan gedung.

Untuk meraih juara pertama, setiap regu harus memanjat sampai puncak untuk menurunkan gulungan merah yang dikaitkan di sana.

Makna

Fandy dalam buku Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal menuliskan, jika diibaratkan, hadiah panjat pinang tersebut layaknya kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, para pemuda perlu berjuang bersama dengan saling menopang tubuh satu sama lain untuk meraih kemerdekaan itu.

Jika berhasil mencapai puncak pohon pinang tersebut, hadiah yang jika diibaratkan kemerdekaan itu dibagi rata. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
26 November 2025
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image
Ad imageAd image

Terkini

Pedagang pentol cilok
Pedagang Pentol Cilok di Tasikmalaya Jadi Tersangka Penggelapan Rp130 Juta
News
Badak Jawa
Badak Jawa Musofa Mati di Kawasan JRSCA TNUK
News
Ngider Sehat Premium
HKN ke-61, Wali Kota Tangsel Resmikan Layanan Kesehatan Ngider Sehat Premium
News
Kejari Cilegon
Kejari Cilegon Musnahkan Ribuan Gram Narkoba dan Puluhan Barang Bukti dari Beragam Perkara
News
Buruh demo
Ribuan Buruh Demo Kantor Bupati, Tuntut Kenaikan Upah 12 Persen
News
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?