SERANG, LINIMASSA.ID – Momen damai terjadi antara Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, dan seorang siswa berinisial ILP yang sebelumnya terlibat insiden merokok di lingkungan sekolah. Keduanya bertemu langsung di ruang kerja Gubernur Banten, Andra Soni, untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik.
Pertemuan tersebut diinisiasi oleh Gubernur sebagai bentuk mediasi dan upaya mencairkan suasana. Dalam suasana yang penuh kekeluargaan, baik kepala sekolah maupun siswa saling menyampaikan permintaan maaf.
Wali kelas ILP di SMAN 1 Cimarga juga hadir, dan ketiganya kemudian makan siang bersama Gubernur. “Saya minta maaf, Bu,” ucap ILP.
Dini Fitria pun langsung merespons dengan penuh empati. “Ibu terima maafnya. Ibu juga minta maaf atas kata-kata ibu sebelumnya. Semoga tidak menyisakan luka di hati ananda,” ujar Dini, yang juga mendoakan masa depan siswa tersebut agar sukses.
Gubernur Banten, Andra Soni, menegaskan bahwa hubungan antara guru dan siswa SMAN 1 Cimarga kini sudah kembali normal. Ia menilai, penonaktifan kepala sekolah bersifat sementara dan bukan pemberhentian permanen.
“Langkah ini dilakukan demi menjaga keharmonisan di dunia pendidikan. Hubungan antara guru dan siswa harus segera pulih sebagaimana mestinya,” kata Andra.
Mengenal Lebih Dekat Siswa SMAN 1 Cimarga yang Viral
Kasus dugaan kekerasan di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, memicu perhatian publik secara nasional. Peristiwa ini melibatkan siswa kelas XII bernama Indra Lutfiana Putra (17), warga Kecamatan Cimarga.
Insiden bermula saat Indra tertangkap sedang merokok di kantin sekolah saat kegiatan Jumat Bersih (Jumsih). Aksi tersebut diketahui langsung oleh Kepala Sekolah Dini Fitria yang kemudian diduga melakukan penamparan terhadap Indra.
Meskipun dikenal sebagai siswa biasa dan tidak memiliki pencapaian akademik mencolok, peristiwa ini menjadikannya pusat perhatian. Tak terima atas perlakuan yang dialami anaknya, ibu Indra, Indah Tri Alesti, melaporkan kejadian tersebut ke Polres Lebak dengan tuduhan kekerasan terhadap anak.
Kepala Bidang SMA Disdikbud Provinsi Banten, Adang Abdurrahman, menanggapi kejadian ini sebagai pelajaran berharga bagi semua pihak di dunia pendidikan.
“Memang ada pelanggaran dari siswa, tapi kita juga perlu mengkaji tindakan kepala sekolah. Kami harap proses pembelajaran di SMAN 1 Cimarga tetap berjalan dengan kondusif,” ujarnya, Rabu, 15 Oktober 2025.
Adang menambahkan bahwa kegiatan belajar-mengajar telah kembali normal. “Anak-anak sudah kembali masuk kelas seperti biasa. Ke depan, kami ingin memastikan tidak ada lagi tindak kekerasan, baik secara fisik maupun verbal,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa pencegahan kekerasan harus menjadi perhatian bersama, tak hanya di SMAN 1 Cimarga, dimanapun dan bukan hanya dari guru atau tenaga pendidik, tetapi juga siswa sebagai bagian dari lingkungan sekolah.



