SERANG, LINIMASSA.ID – Kasus penyakit kusta di Banten pada triwulan II Tahun 2025 cukup mencengangkan, jumlahnya sangat tinggi dan menjadi ancaman bagi kesehatan.
Kabupaten Tangerang menjadi wilayah dengan jumlah tertinggi di Provinsi Banten yakni sebanyak 399 kasus pasien kusta pada triwulan II ini.
Hal itu berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten terkait penyakit kusta di Banten, di posisi kedua ada Kabupaten Serang dengan 204 kasus.
Kemudian ada Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang yang masing-masing terdapat 94 kasus pasien dengan penyakit kusta yang tercatat berdasarkan penanganan di satuan pelayanan kesehatan di setiap daerah.
Jika dihitung secara total, jumlah kasus kusta di Banten mencapai 933 kasus, jumlah ini meningkat dari tahun 2024 yang hanya sebanyak 864 kasus.
Dari jumlah tersebut, Prevalensi kusta di Provinsi Banten tercatat per 10 ribu penduduk masih di bawah target nasional <1. Namun, Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang menunjukkan angka prevalensi di bawah target nasional, yakni 1,18 dan 0,99.
Kusta di Banten, Ini Kata Kadinkes Banten

Terkait kasus kusta di Banten, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten dr Atu Pramuji Hastuti mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah penanggulangan.
“Kami sudah melaksanakan pemeriksaan kusta melalui program Pemeriksaan Kesehatan Gratis atau PKG,” kata Ati, Jumat 15 Agustus 2025.
Selain itu, lanjut Ati, pihaknya juga melakukan pencarian kasus kusta di Banten secara aktif di sekolah, pemeriksaan pada kontak serumah dan sosial, dan pemberian obat kemoprofilaksis bagi kontak.
“Bahkan kami juga melakukan optimalisasi promosi dan pencegahan yang massif,” ujarnya.
Diungkapkan Ati, selain dua daerah dengan kasus kusta di Banten terbanyak, wilayah lain yang juga mencatat jumlah pasien kusta antara lain Kabupaten Pandeglang 68 kasus, Kota Serang 66 kasus, Kabupaten Lebak 57 kasus, dan Kota Cilegon 11 kasus.
“Proporsi kasus kusta pada anak di Banten tercatat 10 persen, jauh di atas target nasional <5 persen,” ungkapnya.
Ati menegaskan pentingnya deteksi dini untuk mencegah kecacatan akibat kusta. “Kami terus mengedukasi masyarakat agar segera memeriksakan diri jika ada gejala, sehingga pengobatan bisa dimulai sejak awal,” katanya.