linimassa.id – Kaesang Pangarep menuai sorotan netizen. Hal ini lantaran ia berkaos gambar Prabowo Subianto pada podcast-nya yang diunggah beberapa hari lalu.
Banyak netizen pun berasumsi jika tindakan Kaesang berkaos gambar Prabowo itu sebagai bentuk dukungan kepada Ketua Umum Partai Gerindra itu sebagai capres.
Diketahui, Prabowo diusung oleh Gerindra untuk maju sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
Elektabilitas Prabowo pun di sejumlah lembaga survei jadi yang tertinggi di antara dua kandidat bakal capres lainnya, yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Sementara itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah tak mempersoalkan tindakan Kaesang berkaos gambar Prabowo.
Menurutnya, hal itu merupakan bentuk kebebasan berekspresi yang merupakan hak dari putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut.
“Setiap warga negara, termasuk Mas Kaesang, bebas menggunakan baju bergambar apa pun. Saya kira itu kan hak setiap orang, ya, untuk berekspresi,” kata Basarah kepada wartawan, Jumat (12/5/2023).
Saat disinggung mengenai tindakan Kaesang yang dinilai memiliki konotasi politik, Basarah menyatakan tergantung dengan persepsi masing-masing pihak yang menilai.
“Kalau dari kami prinsipnya menghormati, menghargai ekspresi setiap warga negara, termasuk ekspresi Mas Kaesang untuk menggunakan baju bergambar siapa pun; saya kira itu,” ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka juga ikut mengomentari kaos bergambar Prabowo yang dipakai Kaesang di-podcast.
Gibran menolak jika permasalahan kaos itu ditafsirkan sebagai dukungan sang adik kepada Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.
Gibran menegaskan jika Kaesang memang dekat dengan Menteri Pertahanan tersebut. Namun juga dekat dengan Ganjar Pranowo yang merupakan capres dari PDIP.
“Kalau saya mengidolakan Mas Ibas, kalau Kaesang Pak Prabowo,” ujar Gibran yang juga kader PDIP, Senin (8/5/2023).
Gibran menambahkan, sebelumnya Kaesang juga pernah mengenakan kaos bergambar Ketua DPR RI yang juga putri Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani.
“Mungkin idola juga (Puan). Kalau saya tetap satu,” kata Gibran.