linimassa.id – Saat ini ayam geprek sangat gampang ditemukan. Makanan ayam goreng tepung khas Indonesia yang diulek atau dilumatkan bersama sambal bajak ini seketika menjadi favorit masyarakat. Bagaimana awal mulanya?
Sebagian sumber menyebut bahwa hidangan ayam geprek bermula di Kota Yogyakarta, hasil kreasi Ruminah atau dikenal sebagai Bu Rum.
Pada 2003, Bu Rum awalnya menjual lotek, soto, dan ayam goreng tepung di warung makannya. Ia kemudian diminta seorang mahasiswa asal Kudus untuk menambahkan sambal ulek di atas ayam goreng tepungnya dan melumatkannya menggunakan ulekan.
Warung Ayam Geprek Bu Rum tetap bertahan. Warung tenda tetap dipinggir jalan tetap dipertahankan hingga saat ini. Para pelanggan harus mengantre untuk menyantap ayam geprek lantaran tak pernah sepi pengunjung.
Uniknya, antrian dilakukan langsung di depan tenda berkonsep semi prasmanan itu. Setiap orang yang datang mesti antri mengambil makanan. Nasi dan sayur dapat diambil sesuai selera.
Pelanggan dapat memilih ayam goreng tepung serta tambahan tahu dan tempe. Ayam langsung geprek saat itu juga ditambah dengan sambal. Pelanggan akan ditanyai jumlah cabai rawit yang diinginkan. Semakin banyak, akan semakin pedas.
Pelanggan dapat duduk di meja panjang bersama dengan pelanggan lainnya menyantap kelezatan ayam goreng Bu Rum. Ayam geprek pedas ini cocok dimakan dengan es teh manis.
Hidangan ayam goreng tepung yang dilumat bercampur sambal ini awalnya sempat pula disebut sebagai “ayam ulek” atau “ayam gejrot”.
Ayam geprek ayng dikenal saat ini adalah ayam berlapis tepung tipis (bukan fried chicken) dan digoreng. Setelah digoreng ayam ini akan digeprek dan dicampur dengan sambal ulek. Geprek sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti dipukul atau ditekan. Hasilnya, ayam goreng tepung yang sudah ditumbuk akan hancur sehingga lebih mudah dimakan.
Asal tahu, ayam geprek menjadi populer di Indonesia sekitar tahun 2017. Banyak restoran lain di seluruh Indonesia yang turut menyajikan hidangan ini.
Beberapa gerai yang menjual ayam geprek juga menyediakan variasi baru, seperti menambahkan keju mozzarella dan kol goreng.
Dipukul
Dalam Bahasa Jawa, geprek adalah istilah yang berarti “dipukul”, “ditekan”, atau “dilumatkan”, maka ayam geprek berarti “ayam yang dipukul”. Hidangan ini mirip dengan masakan Jawa tradisional ayam penyet, karena keduanya adalah sama-sama ayam goreng yang dipukul dan ditekan menggunakan ulekan dan dicampur dengan sambal.
Perbedaannya, ayam penyet adalah ayam goreng tradisional Jawa yang diungkep dengan bumbu kuning, kemudian digoreng rendam dalam minyak goreng panas. Sementara ayam geprek lebih mirip dengan ayam goreng gaya barat (lazim disebut fried chicken Amerika), yakni ayam goreng tepung yang renyah yang dilapisi dengan adonan tepung terigu sebelum digoreng.
Selain berbeda jenis ayam gorengnya, cara penyajiannya pun berbeda. Ayam penyet dipukul dan ditekan menggunakan ulekan sampai pipih, kemudian sambal dilumuri di atas ayam tersebut.
Sementara ayam geprek tidak hanya dipukul dan ditekan, namun diulek hingga dagingnya terlepas dari tulangnya dan bercampur bersama dengan sambalnya. Sehingga proses penyajian ayam geprek persis dengan proses pembuatan sambal-sambal tradisional seperti sambal tempe.
Ayam geprek jadi perbincangan lantaran putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak gugatan Ruben Onsu dalam perebutan merek dagang Geprek Bensu dengan I am Geprek Bensu.
Rasa yang nikmat serta kehadiran media sosial membuat ayam geprek viral. Banyak pegiat kuliner ikut membuat gerai ayam geprek, termasuk I am Geprek Bensu dari Benny Sudjono dan Geprek Bensu ala Ruben Onsu.
Di balik perebutan merek dagang ayam geprek itu, asal usul ayam geprek bukanlah dari Geprek Bensu. Ayam geprek adalah salah satu makanan kekinian yang populer beberapa tahun terakhir.
Tak dimungkiri, makan ayam memang sedikit ribet jika dimakan menggunakan garpu atau sendok. Dengan digeprek, daging ayamnya akan jadi lembut dan mudah dicabik dengan garpu. (Hilal)