linimassa.id – Tepat esok hari, diperingati sebagai Isra MIraj. Kehadiran momen ini menjadikan bulan Rajab merupakan satu di antara bulan yang dimuliakan.
Isra Miraj merupakan sebuah peristiwa luar biasa dalam sejarah Islam. Isra Miraj tersebut terjadi pada suatu malam tanggal 27 Rajab.
Isra dan Miraj merupakan dua peristiwa berbeda. Namun, karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu bersamaan, disebutlah Isra Miraj.
Perjalanan ini menjadi peristiwa penting bagi Nabi Muhammad. Pada peristiwa ini Nabi Muhammad saw. mendapatkan perintah untuk menjalankan salat lima waktu dari Allah Swt.
Isra Miraj juga menyiratkan pesan tentang pentingnya ketaatan dan kedisiplinan dalam menjalani ibadah. Melalui kisah ini, umat Islam diajak untuk memahami bahwa ketaatan kepada perintah Allah adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Isra Miraj bukan sekadar cerita biasa, melainkan peristiwa yang memegang peran penting dalam meneguhkan keimanan umat Islam dan mengungkapkan kebesaran Allah Swt.
Penting
Peristiwa Isra Miraj sendiri terjadi pada tanggal 27 Rajab di tahun ke-8 kenabian. Di tahun 2023, Isra Miraj akan jatuh pada Sabtu (18/2). Kisah Isra Miraj ini terdapat dalam Al-Qur’an surat Al Isra.
Kisah Isra Miraj penting diketahui umat Islam karena terjadi banyak hal pada peristiwa ini. Peristiwa Isra Miraj dikenal sebagai perjalanan agung Nabi Muhammad menuju langit ketujuh untuk menerima perintah salat dari Allah Swt.
Kejadian yang berlangsung pada 27 Rajab di tahun kedelapan kenabian ini merupakan peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW. Dilakukan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina, hingga naik ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh dalam satu malam.
Ini merupakan peristiwa maha dahsyat karena tidak pernah dialami oleh manusia-manusia sebelumnya. Rasulullah SAW menempuh perjalanan secepat kilat lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.
Isra atau sara ‘سرى’ artinya adalah perjalanan di malam hari. Secara istilah, Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Peristiwa ini disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an :
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah mempertahankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS Al Isra:1)
الـمِعْـــــرَاجُ : هُوَ صُعُوْدُ النَّبِيِّ ﷺ إِلَى الْعَالَـمِ الْعُلْوِيِّ وَ فِيْهِ فُرِضَتِ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ
Mi’raj secara bahasa artinya naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha. Dalam Al Qur’an, Miraj ini disinggung dalam surat An-Najm.
وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ ١٤ عِندَهَا جَنَّةُ ٱلۡمَأۡوَىٰٓ ١٥ إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ ١٦ مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ ١٧ لَقَدۡ رَأَىٰ مِنۡ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلۡكُبۡرَىٰٓ ١٨
Artinya: “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,(yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputi ya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS An-Najm:13-18)
Hikmah
Jika biasanya wahyu untuk Nabi Muhammad SAW disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril, kali ini Allah SWT memberikan perintahnya langsung.
Isra merupakan peristiwa perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan mengendarai Buraq.
Sementara Miraj merupakan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Bumi menuju langit ke-7 dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah mendirikan salat secara langsung. Perintah ini diberikan untuk Nabi Muhammad dan umatnya.
Awalnya, Rasulullah diperintahkan untuk menjalankan 50 kali salat.
Namun, karena takut umatnya tak bisa menjalankan salat sebanyak 50 waktu, Rasulullah meminta keringanan hingga hanya perlu menjalankan perintah salat 5 waktu dalam sehari semalam.
Pertemuan dengan Nabi Terdahulu
Dalam kisah singkat Isra Miraj ini, Rasulullah bertemu dengan beberapa nabi terdahulu pada setiap langit yang dilewatinya. Pada langit pertama, Rasulullah bertemu dengan nabi pertama, Nabi Adam AS.
Setelah sampai di langit kedua, Rasulullah kemudian bertemu dengan dua nabi, yakni Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS. Perjalanan Rasulullah berlanjut ke langit ketiga dan bertemu dengan Nabi Yusuf AS.
Setelah bertemu dengan Nabi Yusuf AS, Nabi Muhammad kembali melanjutkan perjalanannya ke langit ke-4 dan bertemu dengan Nabi Idris. Di langit ke-5, Rasulullah bertemu dengan Nabi Harun.
Jika sebelumnya pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu dipenuhi kebahagiaan, hal berbeda justru terlihat saat ia bertemu dengan Nabi Musa AS.
Kesedihan Nabi Musa saat bertemu dengan Rasulullah terjadi pada langit keenam. Nabi Musa menangis saat Nabi Muhammad hendak melanjutkan perjalanannya ke langit ketujuh, seperti dilansir dari NU Online.
Nabi Musa dikisahkan menangis karena melihat sosok Nabi Muhammad yang jauh lebih muda namun memiliki jumlah umat yang lebih banyak masuk surga dibandingkan dengan umatnya.
Nabi Musa menyesal karena tidak bisa memaksimalkan usianya yang jauh lebih panjang untuk bisa berdakwah pada umatnya agar bisa patuh seutuhnya kepada Allah SWT. (Hilal)