linimassa.id – Bagi generasi 90-an pasti sangat mengenal siapa itu Keluarga Budi. Mulai dari Pak Madi dan Bu Madi, Wati kakak Budi dan Iwan adik Budi. Semuanya dikenalkan di kelas dalam konsep pembelajaran.
Tokoh-tokoh yang dikenalkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia sejak kelas 1 SD untuk mengajarkan para murid piawai membaca ini, pengarangnya adalah Siti Rahmani Rauf.
Buku pelajaran Bahasa Indonesia tingkat Sekolah Dasar (SD) seja era 1980-an ini sangat dasyat pengaruhnya di zaman itu.
Siti Rahmani Rauf yang merupakan seorang guru ini membuat pembelajaran buku paket kelas 1 SD dengan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) bersama rekannya pada 1980-an. Metode itu dipakai dengan memadukan unsur dunia anak-anak dengan materi pembelajaran, tujuannya agar mereka lebih mudah memahami.
Hampir semua sekolah di Indonesia menggunakan pedoman itu dan masih tetap populer sampai sekarang.
Buku yang memakai nama Ani dan Budi sebagai tokoh fiksi ini adalah buku Bahasa Indonesia pertama yang menerapkan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS). Nama Budi dan Ani dianggap cocok dengan metode SAS karena keduanya termasuk mudah dieja, ditulis, dan diingat. Jadi bukan semata-mata karena Budi dan Ani termasuk nama umum kala itu.
Buku “Ini Budi” sangat laris di pasaran dan dijadikan buku wajib belajar Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar dari 1980-an sampai 2000-an. Tentunya dengan melalui proses revisi berulang kali. Meski begitu, nama Budi dan Ani tidak diubah.
Sampai akhirnya pada 2013, dua tokoh fiksi populer itu tidak boleh lagi dipakai dalam buku mata pelajaran apapun. Ketentuan ini berlaku sejak kurikulum 2013
Saat ini nama-nama Budi dan Ani itu justru sudah tidak dipakai lagi sejak 2013 dan diganti nama-nama lain.
Kemendikbud mulai melarang praktik monoton guru dalam mengajar, termasuk “budaya” memasukkan nama Budi di buku-buku pelajaran SD. Ke depannya, tidak akan ada lagi nama-nama lawas yang selalu muncul di setiap cetakan buku paket, seperti Budi atau Ani.
Budi dan Siti
Siti membuat buku Ini Ibu Budi berdasarkan permintaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Saat buku selesai dicetak, ia ditanya ingin meminta bayaran berapa.
Namun, Siti tak mau dibayar dengan uang karena hanya ingin berangkat haji. Ia memang cinta dengan dunia pendidikan dan mengutamakan agama dibanding materi.
Sebelum ada buku dan alat peraga metode baca “Ini Budi”, anak-anak Indonesia membaca dengan metode eja sederhana, seperti ba-ba, ba-bi, ba-bu. Siti Rahmani Rauf (97) kemudian membuat buku dan alat peraga metode “Ini Budi” berdasarkan struktur keluarga.
Maka, jadilah Budi beserta bapak dan ibunya menjadi populer dan ikonik bagi anak-anak Indonesia 80-90-an. Siti jugalah yang membuat ilustrasi ini dan ibu-bapaknya itu dalam buku pelajaran membaca.
Saat itu, sekitar tahun 1980-an, Siti menyanggupi membuat buku metode baca beserta ilustrasinya karena menerima proyek dari Kementerian Pendidikan. Metode yang dibuat Siti, disebut Eni – sapaan Karmeni Rauf- adalah metode Struktur Analisa Sintesa (SAS) yang cocok dengan gaya belajar anak usia 6-7 tahun.
Metode ini mempermudah guru dan mengaktifkan anak untuk beraktivitas, mencari kartu kalimat, tempel, balik lagi. Jadi aktif, anak nggak pasif. Anak bukan duduk diam catat dengar saja. Itu menjadi kelebihan metode SAS.
Tentang Siti
Selama ini (alm) Siti tinggal di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat dan ditemani putrinya yang bernama Karmeni Rauf (63). Wanita kelahiran Padang, 5 Juni 1919 ini juga pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah SD Tanah Abang 5, Jakarta Pusat. Ia memulai karir di dunia pendidikan sejak sebelum 1937.
Pada masa tuanya, semangat membaca Siti tak pernah luntur, ia masih sering membaca novel-novel Belanda.
Biasanya, Siti bangun di tengah malam untuk membaca, lalu tidur di siang harinya.
Siti yang dilahirkan di Sumatera Barat menjadi guru di daerah tersebut mulai 1938 sampai 1953. Kemudian pada 1954, ia pindah ke Jakarta bersama suami dan anak-anaknya.
Meski saat ini Siti dan Budi sudah tiada, namun jasa mereka sang pengarang dan tokoh rekaannya tetap dikenang dan membantu banyak orang dalam mengenal aksara dan angka. (Hilal)