LEBAK, LINIMASSA.ID – Pemerintah Kabupaten Lebak menggelar upacara peringatan HUT ke-196 Lebak di Alun-alun Rangkasbitung pada 2 Desember 2024.
Di umur hampir 2 abad ini, permasalahan infrastruktur masih jadi masalah utama di Lebak, salah satunya jalan serta jembatan rusak yang hampir tersebar di seluruh kecamatan.
Tercatat berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak, di HUT ke-196 Lebak ada 50 jembatan gantung tersebar di Lebak dan kondisinya yang rusak ada 12 jembatan rusak sesuai dengan usalan ke DPUPR Lebak untuk diperbaiki. Sementara kondisi jalan kabupaten di Lebak yang rusak masih ada 180 kilometer dari total keseluruhan 750 kilometer.
Bupati Lebak Gunawan Rusminto menyampaikan, bertepatan dengan momen hari jadi ke-196 Pemerintah Kabupaten Lebak selalu berkontribusi dalam pembangunan. Menurutnya, terbukti dengan kondisi jalan kabupaten di Lebak yang semakin membaik di masing-masing daerah.
“Ini sudah masuk HUT ke-196 Lebak. Usia yang bukan muda lagi, bahkan sudah sangat tua. Tetapi setiap tahunnya Lebak selalu berkontribusi dalam hal pembangunan pemerintahan dan kemasyarakatan. Terbukti bahwa status jalan kita sudah berkurang yang rusak. Jumlah status jalan mantap bertambah, dalam artian berkurang lebih baik dan lebih mantap lagi,” kata Gunawan saat berada di Alun-alun Rangkasbitung.
“Begitu pun jalan-jalan poros desa yang kewenangannya desa sudah ditindaklanjuti oleh desa dan ada beberapa ruas jalan yang memang sudah diintervensi oleh kami dan Provinsi Banten. Itu membuktikan bahwa terjadi proses pembangunan di Kabupaten Lebak menuju arah lebih baik lagi. Memang betul kita tidak bisa secara instan untuk merubah semua itu dengan cepat,” sambungnya.
Lebih lanjut, Gunawan menjelaskan alasan tersebut karena ketergantungan biaya kita di Lebak sangat rendah. Sehingga proses pembangunan di Lebak harus disesuaikan sesuai prioritas.
“Ini sudah masuk HUT ke-196 Lebak. Usia yang bukan muda lagi, bahkan sudah sangat tua. Tetapi setiap tahunnya Lebak selalu berkontribusi dalam hal pembangunan pemerintahan dan kemasyarakatan. Terbukti bahwa status jalan kita sudah berkurang yang rusak. Jumlah status jalan mantap bertambah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala DPUPR Lebak Irvan Suyatupika menyampaikan, bahwa saat ini kondisi jalan rusak di Lebak masih ada 180 kilometer tersisa dari keseluruhan panjang 750 kilometer. Menurutnya anggaran yang harus disediakan untuk membangun jalan cukup besar dalam pembangunan jalan.
“Butuh anggaran besar dalam membangun jalan, sedangkan anggaran di Lebak per tahunnya hanya mencapi 20 miliar, angka tersebut hanya mampu membangun 7 kilometer jalan per tahunnya dengan anggaran 3-4 miliar,” terang Irvan.
Stan Pangan Murah Pameran HUT ke-196 Lebak Diserbu Emak-Emak
Pemetintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menggelar kegiatan pengendalian inflasi dan menjaga ketersediaan pangan melalui Gerakan Pangan murah (GPM).
Digelarnya GPM ini bertujuan menyediakan bahan pokok berkualitas dengan harga terjangkau menjelang Natal dan Tahun Baru 2025.
Berbagai komoditas seperti beras, minyak goreng, gula, telur, dan sayuran segar ditawarkan dengan harga yang terjangkau.
Dalam GPM ini harga pangan atau sembako yang dijual berada dibawah pasaran. Seperti minyak goreng kemasan ukuran 2 liter Rp 16 ribu, telor ayam Rp 23,500 per kg, beras 25 kg Rp 310 ribu dan cabe rawit Rp 18 ribu per kg.
Pangan maupun sembako ini dihasilkan dari petani binaan Dinas Ketahanan pangan Lebak dan Dinas Pertanian Lebak.
“Ya, harganya memang dijual di bawah harga pasar. Tujuannya kan untuk meringankan beban warga dan memeriahkan HUT Lebak,” kata Lastri pedagang telur di temui di stand pameran HUT ke-196 Lebak, Senin 2 Desember 2024.
Menurutnya, semua harga pangan dan sembako yang dijual merupakan barang-barang berkualitas dan laik konsumsi. Sehingga, masyarakat aman mengkonsumsi pangan dan sembako yang di beli di stand.
“Tentunya, selain harganya murah juga keamanan pangannya terjaga. Karena memang kita telah diperiksa keamanannya oleh dinas ketahanan pangan,” tururnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lebak Rahmat mengatakan, GPM menjadi langkah nyata pemerintah meringankan beban masyarakat sekaligus memperkuat solidaritas dan mendukung kemandirian.
“Dalam GPM ini Disketapang hamya fasilitator. Untuk barang dari Bulog dan rekanan dinas ketapang yang siap menyediakan bahan untuk dijual. Petani ada juga yang kita berdayakan untuk mensuplai pangan, sembako dsn sayur mayur,” kata Kepala Dinas Pertanian Lebak ini.