Linimassa.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang baru saja melaksanakan Sosialisasi Kampung Iklim Kota Tangerang Tahun 2024.
Acara ini berlangsung interaktif dan diikuti oleh penggerak Program Kampung Iklim (Proklim) dari berbagai wilayah di Kota Tangerang.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Wawan Fauzi, kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat program pengendalian perubahan iklim yang selama ini berjalan di Kota Tangerang.
Kota ini dikenal berhasil mengembangkan Proklim secara luas, dengan 478 kampung yang telah berhasil dibina selama beberapa tahun terakhir.
“Kami telah mengadakan sosialisasi ini untuk mempersiapkan pembinaan lebih lanjut bagi 31 kawasan RW yang sedang diproses agar bisa dikategorikan sebagai kampung iklim baru di Kota Tangerang,” ujar Wawan, Senin (23/09/2024).
Fokus Integrasi Program Kampung Iklim
Analis Adaptasi Dampak Perubahan Iklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Sugiatmo, menekankan bahwa sosialisasi ini memiliki peran penting dalam mengintegrasikan program pengendalian perubahan iklim agar lebih optimal.
“Sosialisasi ini menjadi momen penting untuk memulai proses perubahan konsep kampung iklim dari berbasis administrasi ke berbasis komunitas, dengan cakupan yang lebih luas,” tambah Sugiatmo, yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut.
Selain menjadi ajang pembinaan masyarakat tentang aksi-aksi berkelanjutan yang dapat dilakukan di kampung iklim, acara ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi untuk menjaga dampak perubahan iklim serta mengurangi emisi gas rumah kaca di Kota Tangerang.
Meningkatkan Ketahanan Masyarakat
Melalui sosialisasi ini, Pemkot Tangerang berharap pengembangan kampung iklim akan semakin efektif dalam mendukung program mitigasi perubahan iklim.
Sugiatmo menyatakan bahwa langkah ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan masyarakat dalam menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan.
“Kami berharap kegiatan ini bisa mendorong semua RW di Kota Tangerang untuk mulai mengimplementasikan program kampung iklim di wilayah masing-masing, sehingga masyarakat dapat lebih siap menghadapi dampak perubahan iklim,” tutup Sugiatmo. (AR)