linimassa.id – Setiap 3 Maret diperingati sebagai Hari Satwa Liar Sedunia atau World Wildlife Day. Hari Satwa Liar diperingati untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap satwa maupun tumbuhan liar di dunia dan kontribusi yang mereka berikan untuk kehidupan manusia maupun kesehatan planet bumi.
Dilansir dari laman World Life Day, Hari Satwa Liar Sedunia telah diperingati sejak 20 Desember 2013. Pada Sidang ke-68, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) menetapkan tanggal 3 Maret sebagai Hari Satwa Liar Sedunia.
Hari Satwa Liar Sedunia kini telah menjadi hari peringatan global terpenting yang didedikasikan untuk melindungi satwa liar di berbagai penjuru dunia.
Melansir dari situs resminya, PBB memperingati Hari Margasatwa Sedunia 2024 dengan tema “Menghubungkan Manusia dan Planet: Menjelajahi Inovasi Digital dalam Konservasi Liar”, mengakui dampak intervensi digital terhadap ekosistem dan masyarakat dunia agar semakin terhubung.
Tema tersebut berfokus pada inovasi digital dan menekankan bagaimana teknologi dan layanan konservasi digital dapat mendorong konservasi satwa liar, perdagangan satwa liar yang berkelanjutan dan legal, serta keoksistensi manusia dan satwa liar.
Tema ini dipilih untuk mengeksplorasi inovasi digital dan menyoroti bagaimana teknologi bisa mendorong konservasi.
Teknologi bisa membantu banyak kebutuhan manusia. Nah, teknologi juga harus bisa membantu satwa liar. Inovasi teknologi bisa memudahkan penelitian, pelacakan, hingga analisis DNA dalam konservasi satwa liar.
Teknologi memainkan peran penting dalam mendorong konservasi satwa liar melalui beberapa cara, antara lain:
– Pemantauan dan pengawasan lewat citra satelit dan drone.
– Membantu analisis data.
– Pendanaan dan penggalangan dana konservasi.
– Mendorong gerakan anti perburuan dan penegakan hukum.
– Mengedukasi masyarakat.
– Mendorong keterlibatan masyarakat dalam observasi dan konservasi.
Pertukaran
Hari Margasatwa Sedunia 2024 berfungsi sebagai platform pertukaran lintas generasi dan pemberdayaan generasi muda. Melalui seni, presentasi, dan diskusi, acara ini berfokus pada peluang konservasi satwa liar digital yang berkelanjutan.
Hal ini mendorong eksplorasi inovasi digital yang ada, mengatasi kesenjangan yang saling terkait, dan membayangkan konektivitas digital yang inklusif untuk semua orang dan planet ini.
Melansir dari situs United Nations, ada lebih dari 8.400 spesies fauna dan flora liar yang terancam punah. Hari Satwa Liar pun diharapkan menjadi momentum untuk memberikan dukungan terhadap keberlangsungan hidup satwa liar.
Apa Itu Satwa Liar?
Secara umum, satwa liar adalah hewan-hewan yang tidak dipelihara. Habitat aslinya ada di alam bebas.
Laman Bobo menyebur, satwa liar ini memiliki kebutuhan yang kompleks, mencakup lingkungan, pola makan, hingga kebebasan.
Lewat peringatan ini, masyarakat dunia diingatkan tentang tantangan yang dihadapi oleh satwa liar di dunia.
Dengan begitu, satwa liar yang hidup di alam bebas tidak alami kepunahan dan bisa terus hidup serta lestari.
Meski pertama kali diperingati pada 2014, ternyata ide tentang Hari Satwa Liar Sedunia sudah ada sejak 2013.
Pada 20 Desember 2013, Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan adanya Hari Satwa Liar Sedunia ini.
Penetapan ini dilandasi oleh usulan dari negara peserta CITES Sixteenth Conference of the Parties (COP16). COP16 adalah konferensi yang diadakan Konvensi Perdagangan Internasional di Bangkok pada 3-14 Maret 2013.
Konferensi ini membahas peran penting Konvensi Perdagangan Internasional dalam kegiatan Perdagangan Internasional. Kegiatan ini tak boleh mengancam kelangsungan hidup spesies fauna dan flora liar yang terancam punah.
COP16 menghasilkan beberapa keputusan, salah satunya penetapan Hari Satwa Liar Sedunia pada 3 Maret. Hasil keputusan ini kemudian disampaikan kepada PBB dan berhasil disetujui di penghujung tahun 2013.
Badan PBB dan organisasi lain di dunia terus bekerja untuk upaya konservasi hewan dan tumbuhan liar.
Sejak saat itu, Hari Satwa Liar telah jadi acara tahunan di seluruh negara dalam rangka menjaga satwa liar. (Hilal)