linimassa.id – Golongan dara pada manusia membantu mengidentifikasi dan menolong siapapun yang membutuhkan darah secara tepat. Tahukah Anda siapa penemunya?
Penemuan sistem golongan darah manusia ABO ini oleh seorang ahli biologi dan dokter Austria Karl Landsteiner pada 1901. Ia menentukan pendonor yang terbaik dalam transfusi darah.
Untuk menegnang jasanya, hari lahir Karl Landsteiner pada 14 Juni dipilih sebagai Hari Donor Darah Sedunia.
Ia dianggap sebagai pendiri transfusi darah modern atas penelitiannya dalam menemukan berbagai jenis dan membaginya menjadi beberapa golongan yakni A, B, AB, dan O.
Ini memungkinkan adanya praktik transfusi darah antara orang-orang dengan golongan darah yang cocok, sehingga membantu memodernisasi dan meningkatkan keamanan transfusi darah.
Pada tahun 1900 Karl Landsteiner menemukan bahwa darah dua orang dalam kontak menggumpal, dan pada tahun 1901 ia menemukan bahwa efek ini disebabkan oleh kontak darah dengan serum darah.
Akibatnya ia berhasil mengidentifikasi tiga golongan darah A, B dan O, yang ia sebut C, darah manusia.
Landsteiner juga menemukan bahwa transfusi darah antara orang-orang dengan golongan darah yang sama tidak menyebabkan kerusakan sel-sel darah.
Berdasarkan temuannya, pada tahun 1907 transfusi darah pertama berhasil dilakukan oleh Reuben Ottenberg di Rumah Sakit Mount Sinai di New York.
Atas penelitiannya dalam mengklasifikan golongan darah, Landsteiner memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1930.
Pada 1937, bersama dengan Alexander S. Wiener, dirinya mengembangkan sistem modern klasifikasi golongan darah dan mengidentifikasi faktor Rhesus, yang memungkinkan dokter untuk melakukan transfusi darah tanpa membahayakan nyawa pasien.
Penemu
Karl Landsteiner (14 Juni 1868 – 26 Juni 1943) adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Austria-Amerika.
Lahir sebagai seorang Yahudi, Karl Landsteiner mengubah kepercayaan agamanya menjadi seorang Katolik Roma pada tahun 1890.
Ialah tokoh yang menemukan bahwa darah manusia terbagi menjadi 4 jenis golongan yang sekarang dikenal dengan golongan darah O, A, B, dan AB. Dengan penemuannya tersebut, orang dapat mentransfusi darahnya dengan aman dan tidak sembarangan dalam mentransfusi darah
Setelah berhasil mengelompokkan golongan darah, Landsteiner mengembangkan penemuannya lewat metode transfusi darah bersama Alexander S. Wiener pada 1937, Landstainer berhasil melakukan percobaan transfusi darah ini tanpa membahayakan pasien.
Meski penemuan Karl Landsteiner saling berkesinambungan, tetapi satu yang paling ditandai dunia adalah transfusi darah.
Setelah meninggal, Landstiner dijuluki sebagai bapak transfusi oleh sebagian besar pihak. Meski sudah berkontribusi banyak, tetapi Landsteiner tak lantas puas.
Dalam perjalanannya mengabdi di dunia kesehatan, ia bersama Constantin Levaditi dan Erwin Popper menemukan virus polio pada tahun 1909. Tak heran dengan rentetan prestasi gemilang, lelaki yang tutup usia di New York, Amerika Serikat ini kebanjiran penghargaan.
Setelah mendapat nobel prize di bidang fisiologi pada 1930, ia juga memperoleh Lasker Award pada 1946.
Itulah seputar golongan darah dan penemunya. Andai saja tidak ada penggolongan darah, tidak terbayang dengan cara apa transufi darah dilakukan agar bisa tepat sasaran? (Hilal)