linimassa.id – Pepatah mabuk kepayang sudah dikenal sejak dahulu. Ungkapan “mabuk kepayang” dalam bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sedang jatuh cinta sehingga tidak mampu berpikir secara logis, seakan-akan habis memakan buah ini.
Buah ini memang benar-benar nyata dan bukan sekadar istilah. Cari tahu yuk.
Kepayang atau keluak merupakan pohon yang tumbuh liar atau setengah liar penghasil bahan bumbu masak sejumlah masakan Nusantara, seperti rawon.
Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung, orang Jawa menyebutnya pucung, kluwak, atau kluwek, orang Minahasa menyebutnya pangi, di Toraja disebut pamarrasan, dan di Minangkabau disebut simanguang.
Biji keluak dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi warna coklat kehitaman pada rawon, daging bumbu keluak, brongkos, serta sup konro.
Zat warna tersebut dapat menjadi pengganti pewarna sintetis seperti Chocolate Brown FH dan Chocolate Brown HT.
Bijinya juga memiliki salut biji yang bisa dimanfaatkan. Bila dimakan dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan mabuk karena beracun sianogenik.
Tanaman buah ini mengandung komponen glikosida sianogenik, yang dapat dengan cepat terhidrolisis menjadi gula, aldehida/keton, dan asam sianida.
Glikosida sianogenik dapat ditemukan pada daun, kulit batang, dan biji tanaman kepayang. Racun pada biji kepayang dapat digunakan sebagai racun untuk mata panah.
Bijinya aman diolah untuk makanan bila telah direbus dan direndam terlebih dahulu. Untuk memunculkan warna hitam, biji yang telah direbus dan direndam akan dipendam dalam tanah (setelah dibungkus daun pisang) selama beberapa hari.
Di samping glikosida sianogenik, terdapat pula beberapa zat lain yang tergandung dalam keluak, seperti asam hidnokarpat, asam khaulmograt, asam glorat, dan tanin. Kayu tanaman ini juga bernilai ekonomi, dengan berat jenis 450 – 1000 kg/m3.
Bentuk
Buah ini berbentuk seperti bola sepak, memiliki permukaan kasar berwarna coklat, & umumnya memiliki panjang 15 – 30 cm.
Ketebalan buah sekitar setengah dari panjangnya, dengan daging buah lunak dan berwarna putih krim hingga kuning pucat. Massa buah dapat mencapai 1 kg lebih, dan setiap buah dapat berisi 1 – 18 biji kepayang.
Biji kepayang berbentuk bulat telur gepeng dan berwarna keabu-abuan. Cangkang biji tebal dan keras, dengan urat-urat menonjol. Biji memiliki panjang 5 cm.
Jika dimakan daging bijinya, akan membuat orang jadi mabuk atau pusing. Buah kepayang memiliki daging lunak berwarna putih. Di dalamnya terdapat banyak biji.
Bijinya bertempurung keras berbentuk bulat tak beraturan. Kira-kira sebesar bola bekel. Di dalam biji ini terdapat daging berwarna putih.
Daging biji inilah yang memabukkan karena mengandung asam sianida dengan kadar yang cukup tinggi.
Untuk menghilangkan racun, biji kepayang harus diperam, yaitu direbus selama satu jam lalu dikubur dalam abu dan tanah selama 50 hari.
Proses pemeraman membuat daging biji kepayang berubah warna jadi hitam dan kadar racun turun hingga tersisa kurang dari 1%. Setelah diperam daging biji kepayang atau kluwek siap dimakan atau dibuat bumbu.
Itulah seputar buah kepayang. Tertarik mencoba? (Hilal)