linimassa.id – Jika pernah melintasi jembatan dengan rangka baja dan ada semacam rangkaian atap di atasnya, itu dinamakan jembatan Callender Hamilton (CH). Jenis jembatan yang banyak tersebar di Pulau Jawa ini menghubungkan berbagai daerah dalam sistem jaringan jalan nasional dan jalur logistik.
Laman Good News From Indonesia menyebut, Jembatan Callender-Hamilton adalah jembatan yang diciptakan oleh seorang insinyur asal Selandia Baru bernama Archibald Milne Hamilton.
Ia mulai mengembangkan desain jembatannya pada 1927 saat bekerja di Irak dan mematenkannya pada 1935, demikian seperti dicatat laman Engineering New Zealand.
Jembatan CH punya karakteristik berupa tiang penopang yang banyak sebagai rangkanya. Tiang-tiang tersebut menjadi komponen prefabrikasi alias dibuat terlebih dahulu. Dengan demikian, tiang-tiang tinggal dibawa ke lokasi pembangunan jembatan untuk disusun.
Karena sistem prefabrikasinya, Jembatan CH bisa dibangun dengan begitu efisien. Waktu pembangunan jembatan menjadi lebih cepat, dan orang yang tidak terampil pun bisa mengerjakannya.
Di Indonesia, Jembatan CH sudah ada sejak era 1970-an. Dalam Laporan Pengembangan Penentuan Perkuatan Jembatan Callender Hamilton milik Departemen Pekerjaan Umum, terdapat dua tipe Jembatan CH, yakni through-type dan deck-type. Di Indonesia, sebagian besar Jembatan CH adalah yang bertipe pertama.
Perbedaan antara kedua tipe adalah peletakkan rangka bajanya. Rangka Jembatan CH tipe through-type berada di atas lantai jembatan. Sebaliknya, rangka Jembatan CH deck-type berada di bawah lantai jembatan.
Setelah dibangun, Jembatan CH dapat digunakan hingga puluhan tahun. Namun, ada masanya ketika jembatan harus diganti karena terus-terusan dilewati beban kendaraan berat.
Lebih Cepat
Bagi kalangan insinyur, istilah jembatan Callender Hamilton bukan hal yang asing. Ini adalah jembatan truss yang dapat dipasang dan dibongkar dengan cepat.
Secara desain, Jembatan CH terdiri dari rangkaian panel-panel rangka batang, di mana tiap panel mempunyai panjang 4,58 meter. Ini memungkinkan jembatan untuk dipasang dan dibongkar dengan cepat.
Selain itu, pembangunan jembatan CH ini juga dinilai lebih cepat dibandingkan dengan jembatan jenis lain dan dapat dikerjakan oleh teknisi yang tidak terampil karena komponennya dibuat dari pabrik.
Laman Majalah Lintas menyebut, biaya pembangunan Jembatan CH dianggap paling ekonomis, perancangannya dengan banyak tiang penopang dan menumpuk yang dianggap sebagai jembatan bernilai paling ekonomis pada masa itu.
Teknik pembangunan jembatan CH terbukti sangat efektif dan digunakan dalam pengembangan jembatan militer sebelum dan selama Perang Dunia II.
Adapun penggunaan Jembatan CH di Indonesia, dimulai pada pertengahan tahun 1970-an yang direncanakan mampu memikul 100 persen Beban Standar Bina Marga saat itu.
Namun, seiring berjalannya waktu, para ahli konstruksi menemukan indikasi fenomena kelelahan bahan (fatigue) dari baja jembatan. Oleh karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan perkuatan di beberapa bagian jembatan.
Di Pulau Jawa terdapat 37 Jembatan Callender Hamilton yang lokasinya tersebar di beberapa provinsi. Di Banten ada 3 jembatan, di Jawa Barat ada 16 jembatan, di Jawa Tengah ada 9 jembatan, dan di Jawa Timur ada 9 jembatan. Jembatan-jembatan CH tersebut usianya sudah lebih dari 40 tahun sehingga perlu diganti karena sudah melewati usia layanan sehingga rentan runtuh apabila ada beban logistik yang terlalu berat. Presiden Jokowi, pada awal tahun 2024 beberapa sudah meresmikan penggatian jembatan CH.
Asal Mula
Nama “Callender Hamilton” pada Jembatan Callender Hamilton berasal dari nama insinyur yang merancangnya, yaitu Archibald Milne Hamilton.
Archibald adalah Insinyur Teknik Sipil asal Selandia Baru yang mulai mengembangkan desain jembatan ini pada tahun 1927 di Irak. Kemudian, pada 1932, Archibald melahirkan desain Jembatan Callender Hamilton dan mematenkannya pada tahun 1935.
Oleh karena itu, jembatan ini dinamakan sesuai dengan nama belakang sang insinyur, yaitu “Hamilton”, dan “Callender” kemungkinan berasal dari nama keluarga ibunya, yaitu “Callender”. Namun, informasi pasti tentang asal-usul nama “Callender” dalam “Callender Hamilton” memerlukan penelitian lebih lanjut.
Menurut catatan William Baker di https://prezi.com/, Hamilton lahir pada 1898 dan meninggal pada 1972. Hamilton lahir di Waimate, Selandia Baru, putra dari WM dan JS Hamilton, pada 18 November 1898. Ia menempuh pendidikan di Waitaki Boys’ High School. Pada 1924 ia lulus dari Canterbury College dengan gelar Sarjana Teknik (Sipil).
Archibald Milne Hamilton terkenal karena membangun Jalan Hamilton melalui Kurdistan dan merancang sistem jembatan Callender-Hamilton, dan gudang pesawat Callendar-Hamilton pada akhir tahun 1930-an.
Karyanya di Kurdistan menginspirasinya untuk menulis buku Road Through Kurdistan. Secara kebetulan dia merancang jembatan jenis baru, yang memungkinkan segala bentang atau kekuatan jembatan dipasang dengan cepat dari bagian standar.
Kantor Perang mengadopsi jenis jembatan ini untuk operasi pada Perang Dunia II dan sejak itu telah digunakan di seluruh dunia untuk pembangunan dan rekonstruksi jalan dan jembatan. Ia telah bertindak sebagai konsultan bagi pemerintah di beberapa negara, perusahaan konstruksi jembatan, dan insinyur struktur.
Selama pembangunan jalan tersebut, Hamilton menyadari perlunya jembatan yang kuat dan mudah beradaptasi dengan komponen yang dapat dengan mudah diangkut dan didirikan di medan terpencil dan/atau sulit.
Dengan British Insulated Callenders Cables, sekarang Balfour Beatty Power Networks Ltd, Hamilton merancang sistem jembatan Callender-Hamilton, yang pendapatannya membantu menghidupi keluarganya. (Hilal)