linimassa.id – Tahu croissant? Ini merupakan camilan asal Austria yang kerap disangka dari Prancis.
Croissant cukup populer di Indonesia, tersedia di berbagai kedai makan hingga restoran berbintang, bahkan sudah ada versi kemasannya loh yang dijual di minimarket.
Dilansir dari laman UPI, dalam berbagai catatan sejarah, sebagian besar setuju bahwa kue ini berasal dari Austria dengan nama Kipferl yang dibuat dari adonan gandum yang dibuat menjadi roti gulung panggang yang umum di Eropa bagian Tengah.
Sejarah mencatat, Kipferl telah ada sejak abad ke-13, tetapi banyak orang yang percaya bahwa usianya lebih tua.
Banyak mitos populer yang mengaitkan penemuan Kipferl sebagai simbol perayaan kekalahan Kekaisaran Ottoman dalam Pertempuran Wina di mana bentuk bulan sabit melambangkan bulan pada bendera Ottoman.
Kipferl kemudian “bermigrasi” ke Prancis pada abad 19. Pengenalan Kipferl yang tercatat paling awal di Prancis terjadi pada tahun 1839, ketika perwira artileri Austria August Zang mendirikan toko roti Wina di Paris.
Orang Paris jatuh cinta dengan Kipferl dan meniru roti di toko mereka sendiri dan nama “croissant” mulai muncul dalam catatan sejarah, mengacu pada bentuk bulan sabit atau croissant de lune dalam bahasa Perancis.
Pada 1915, Sylvain Claudius Goy mencatat resep Croissant versi Prancis pertama. Goy mengubah resepnya menjadi adonan ragi berlapis.
Laminasi melibatkan melipat mentega dan adonan untuk membuat lapisan kue yang tipis dan bersisik dan jadilah kue Prancis ikonik yang kita kenal sebagai croissant seperti saat ini.
Di Cafe de Musee, kue ini dipadukan dengan cream mushroom yang lembut sehingga memberikan tekstur crunchy di luar namun lembut di dalam.
Saat ini croissant hadir dalam berbagai varian rasa dan bisa dikreasikan dengan bebas. (Hilal)