linimassa.id – Ternyata 10 November bukan hanya diperingati sebagai Hari Pahlawan namun juga diperingati sebagai Hari Ganefo.
Ganefo merupakan singkatan dari Games of The New Emerging Forces atau Hari Pesta Olahraga Negara Berkembang.
Pencetusan ini dilatarbelakangi salah satu peristiwa bersejarah. Saat itu Presiden Soekarno menolak tegas hegemoni Barat melalui arena olahraga.
Saat itu, situasi politik luar negeri terpusat pada dua negara yang berseteru dalam perang ideologi perebutan hegemoni. Antara Blok Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat dengan Blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet.
Inilah alasan Soekarno ingin mengubah tatanan dunia dengan mengemukakan konsepsi baru yang selaras dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia. Konsepsi baru itu melawan imperialisme-kolonialisme menggunakan konfrontasi.
Selain dalam ruang lingkup permasalahan politik, Soekarno juga mengeluarkan kebijakan konfrontasi bidang olahraga. Kegiatan dalam kancah internasional tersebut pernah digelar Indonesia. Itu menjadi suatu kebanggaan pada tahun 1963.
Asal Mula
Dilansir dari jurnal berjudul Ganefo Sebagai Wahana Dalam Mewujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri Soekarno 1963-1967 oleh Bayu Kurniawan dan Septina Alrianingrum, secara garis besar terdapat sejumlah faktor penting yang melatarbelakangi penyelenggaraan Ganefo, yaitu sebagai berikut:
- Situasi Politik Internasional
Saat itu, terjadi perang dingin antara negara-negara maju dengan negara berkembang untuk menumbuhkan imperialisme. Sistem imperialisme bagi negara maju, terutama dunia Barat, mulai tampak pada pelaksanaan beberapa kegiatan olahraga, seperti Olimpiade dan Asian Games.
Fakta di lapangan, Komite Olimpiade Internasional (IOC) justru tidak menindak tegas terhadap beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh Perancis dan AS. Sehingga muncul anggapan bahwa pihak IOC tidak berani menentang negara-negara anggota Blok Barat.
- Skorsing IOC kepada Indonesia
Indonesia mendapatkan skorsing dari IOC karena telah melarang kehadiran Taiwan dan Israel ke Asian Games IV di Jakarta, sebagai wujud solidaritas dan menjaga hubungan baik terhadap negara-negara Arab dan RRT. Maka dari itu, pelaksanaan Ganefo diharapkan dapat mengangkat nama bangsa Indonesia dan membuka mata dunia bahwa Indonesia merupakan salah satu kekuatan baru di Asia.
- Situasi Politik Dalam Negeri Indonesia
Setelah Indonesia mendapatkan skorsing oleh pihak IOC, Soekarno membangkitkan nasionalisme masyarakat Indonesia untuk melawan salah satu bentuk imperialisme di bidang olahraga, dan mewujudkan konsepsi politik luar negerinya.
- Konsepsi Politik Luar Negeri
Melalui pidato yang disampaikannya, Ganefo merupakan salah satu upaya mewujudkan konsepsi Soekarno mengenai pembagian dunia menjadi dua blok, yakni Nefo dan Oldefo. Oldefo meliputi negara-negara dengan paham kapitalisme dan kolonialisme, sedangkan Nofe meliputi negara-negara dengan paham antikapitalisme dan antikolonialisme.
Resmi
Pada 10 November 1963, Soekarno membuka Ganefo secara resmi di Gelora Bung Karno Jakarta, dengan melibatkan 47 negara sebagai partisipan dalam upacara pembukaan Ganefo I. Komite Nasional Ganefo telah menyusun daftar 20 cabang olahraga yang akan dimainkan.
Melalui kegiatan itu, Indonesia berhasil membuktikan bahwa atlet mereka dapat bersaing dengan negara kuat lainnya. Kemudian, pada tanggal 22 November 1963, Ganefo I Jakarta resmi ditutup dengan Indonesia sebagai tuan rumah keluar sebagai runner-up dengan meraih 81 medali.
Even ini bisa dianggap sebagai olimpiade tandingan bentukan Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Pembentukan Ganefo didasari sikap tegas Presiden Soekarno yang menentang imperialisme barat. Semuanya pun bermula dari hukuman skors yang diberikan Komite Olimpiade Internasional (IOC) kepada Indonesia.
Skors ini diberikan karena saat itu Soekarno menolak mengundang Taiwan dan Israel ke Asean Games di Jakarta pada 1962.
Menurut Soekarno, mengundang kedua negara tersebut dapat mengganggu hubungan baik Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah dan RRT yang sama-sama menentang imperialisme barat. Karena Indonesia tidak boleh mengikuti olimpiade lagi, Presiden Soekarno akhirnya membentuk Ganefo.
Dengan memanfaatkan olahraga, Ganefo pun dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap imperialisme barat.
Setelah melalui persiapan yang cukup panjang, Ganefo pertama akhirnya digelar pada 10-22 November 1963 di Jakarta dan diikuti oleh 51 negara.
Kesuksesan Ganefo pertama ini pun menjadi pukulan telak bagi IOC. Ganefo II diketahui sempat diselenggarakan di Kamboja pada 25 November – 6 Desember 1966, sayangnya event ini adalah gelaran Ganefo yang terakhir. Akibat mencampuradukkan olahraga dan politik, organisasi Ganefo pun runtuh dan pesta olahraga tersebut tidak pernah dilanjutkan lagi. (Hilal)



