LINIMASSA.ID – Semangat literasi kembali terasa di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten. Mulai 27 November sampai 3 Desember 2025, UPT Perpustakaan UIN bekerja sama dengan Mizan serta lebih dari 30 penerbit nasional menggelar Festival Buku UIN Banten 2025: OOTB Goes to Campus yang berlokasi di Pusgiwa, Convention Hall UIN SMH Banten.
Selama sepekan penuh, mahasiswa dan masyarakat dapat menikmati ribuan koleksi buku, sesi diskusi, pelatihan, hingga bazar buku dengan berbagai promo menarik.
Abdul Ajid, ASM Mizan Media Utama, menjelaskan bahwa acara ini digagas sebagai upaya menghidupkan kembali budaya membaca yang kian meredup akibat dominasi gawai dan media digital.
“Kami ingin memantik kembali minat baca, terutama di kalangan mahasiswa. Di tengah derasnya teknologi, buku fisik sering tersisihkan. Melalui festival ini, kami ingin mengingatkan bahwa membaca punya sensasi tersendiri,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa persiapan kegiatan berlangsung cepat setelah bertemu pihak kampus yang memiliki perhatian besar terhadap dunia literasi.
Lebih dari 30 penerbit—baik dari grup Mizan maupun penerbit independen—ikut berpartisipasi, membawa beragam kategori buku mulai dari bacaan anak, remaja, dewasa, hingga literatur akademik.
Untuk memudahkan akses, para penerbit menawarkan potongan harga besar, sebagian bahkan mencapai 70 persen. “Kami membawa banyak buku dengan harga di bawah seratus ribu.
Harapannya, pengunjung bisa memanfaatkan kesempatan langka ini,” jelas Ajid. Promosi kegiatan dilakukan lewat media sosial, portal berita, dan kanal resmi kampus yang memiliki puluhan ribu mahasiswa sebagai target utama.
Selain bazar, festival ini juga padat dengan agenda edukatif. Setiap hari terdapat pelatihan, diskusi tematik, serta lomba mendongeng dan menggambar untuk pelajar.
Kegiatan tersebut dirancang agar festival tidak hanya menjadi tempat membeli buku, tetapi juga sarana berinteraksi, berekspresi, dan memperluas wawasan. “Kami ingin peserta berdialog langsung dengan pemateri. Tema yang selama ini dianggap rumit bisa jadi lebih mudah dipahami ketika dijelaskan melalui percakapan,” ujar panitia.
Festival Buku UIN Dihadiri 2 Tokoh Literasi
Dua tokoh literasi nasional turut hadir sebagai pemateri utama di Festival Buku UIN ini. Haidar Bagir, pimpinan Mizan, dijadwalkan membahas bukunya “Agama dan Imajinasi”. Ia menilai bahwa UIN Banten memiliki kekayaan tradisi keilmuan yang patut dirayakan.
“Dalam kunjungan saya ke berbagai UIN, Banten selalu punya tempat khusus karena sejarah literasinya sangat panjang,” katanya. Sementara itu, guru besar filsafat spiritual dari Yogyakarta, Rudi Faiz, akan mengisi sesi bedah buku pada 2 Desember bersama akademisi UIN Banten, sebuah diskusi yang diperkirakan menarik minat mahasiswa sastra, filsafat, hingga studi agama.
Festival ini sekaligus menjadi pengingat bahwa Banten merupakan wilayah dengan sejarah literasi kuat—melahirkan banyak ulama, cendekiawan, dan penulis. Panitia berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan. “Kami ingin festival ini terus hadir minimal sekali setahun. Banyak karya dari penulis Banten dan kalangan pesantren yang perlu mendapat ruang,” ujar perwakilan Mizan.
Meskipun demikian, panitia mengakui ada kendala, terutama durasi acara yang dianggap cukup singkat. “Idealnya dua minggu agar masyarakat punya waktu lebih longgar untuk berkunjung. Namun karena padatnya kegiatan kampus dan keterbatasan tempat, tujuh hari ini sudah menjadi langkah awal yang baik,” ungkap penyelenggara.
Platform OOTB (Out of The Boox) dari Mizan menjadi elemen penting festival tahun ini. Konsep “mengeluarkan buku dari gudang” membuat harga-harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari harga toko. Melalui konsep ini, pengunjung bisa kembali merasakan pengalaman memilih dan menyentuh buku secara langsung—sesuatu yang mulai jarang dilakukan di era digital.
Event Organizer, Makbul Sidik, berharap kegiatan ini memberikan dampak nyata bagi mahasiswa UIN Banten. “Buku adalah gerbang ilmu. Jangan sampai mahasiswa hanya tenggelam dalam scroll TikTok. Kami ingin festival ini menjadi pemantik agar mereka kembali akrab dengan buku, bahkan terdorong untuk menulis,” pungkasnya.
Festival Buku UIN Banten 2025 menjadi bukti bahwa semangat literasi tetap hidup dan siap disambut oleh generasi muda.



