LINIMASSA.ID – Dosen dan mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau Untirta melaksanakan kegiatan pendampingan UMKM dalam menghasilkan produk mi basah dan mi kering pada warga Tanjung Kulon di Pabuaran, Kabupaten Serang, provinsi Banten.
Kegiatan pelatihan dosen Untirta tersebut merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertema ‘Implementasi Teknologi Pengolahan Mi Berbasis Talas Beneng Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas UMKM Kabupaten Serang’.
Adapun Tujuan dari kegiatan pelatihan dosen Untirta ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan talas beneng sebagai komoditas lokal unggulan provinsi Banten.
Kegiatan pelatihan dosen Untirta ini berlangsung dari bulan Agustus 2024, diawali dengan sosialisasi pembuatan tepung talas beneng yang cocok untuk produk mi dan dilanjutkan dengan praktik pembuatan mi basah dan mi kering yang dipandu oleh mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan bersama 20 orang peserta dari warga Tangjung Kulon.
Sebagai salah satu sentra budidaya talas beneng, Kampung Tanjung Kulon, pemanfaatan talas beneng yang paling besar adalah pemanfaatan daun talas sebagai bahan pengganti tembakau. Sementara itu, pemanfaatan umbi masih terbatas pada produksi tepungnya saja.

Oleh karena itu, para Dosen dan Mahasiswa Teknologi Pangan memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai pemanfataan umbi menjadi tepung yang cocok untuk bahan baku mi basah dan mi kering sehingga pemanfaatan talas beneng menjadi lebih luas.
Ketua tim pengabdian masyarakat, Puji Wulandari, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat khususnya KWT Tanjung Kulon.
“untuk memanfaatkan talas beneng dengan lebih baik, dan Untirta melalui LPPM melalui program PPUPIK (Program Pengembangan Unggulan Produk Intelektual Kampus) telah membuktikan bahwa siap mendampingi masyarakat agar lebih berdaya saing,” ujarnya.

Pembina KWT Tanjung Kulon, Arif, juga menyatakan bahwa Kegiatan seperti ini dapat membantu masyarakat untuk memanfaatkan umbi menjadi produk mi yang lebih bernilai jual sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Beberapa peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu luar biasa yang sangat bersemanngat dalam memanfaatkan talas beneng menjadi produk yang laku di pasaran,” tutur Arif sebagai pembina KWT Tanjung Kulon.
Terakhir kegiatan pelatihan dosen Untirta ditutup dengan evaluasi kegiatan dan pendampingan lanjutan agar implementasi teknologi pengolahan mi ini dapat sepenuhnya dilaksanakan.
Visi dan Misi Teknologi Pangan Untirta

Visi:
Pada Tahun 2030 menjadi program studi yang unggul, berkarakter, berdaya saing, dalam pengembangan IPTEK pangan berbasis sumber daya lokal untuk mendukung food security.
Misi
1. Menyelanggarakan proses pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang unggul dan berkarakter dalam bidang teknologi dan inovasi pangan
2. Melaksanakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat mengarah pada pengembangan IPTEK pangan berbasis sumber daya lokal untuk mendukung food security
3. Menjalin kerja sama yang sinergis dengan pemerintah, stakeholder, ilmuan dan praktisi di bidang pangan dalam forum nasional maupun internasional