LINIMASSA.ID – Doom spending menjadi fenomena baru di kalangan generasi z atau Gen Z dan milenial. Doom spending merupakan tren yang dinilai menjadi kebiasaan buruk di kalangan anak muda, tren doom spending juga bisa mengakibatkan seseorang jatuh miskin.
Doom spending merupakan istilah di kalangan gen z atau milenial yang merujuk pada perilaku belanja secara impulsif. Misalnya, seseorang yang belanja dengan tidak berpikir panjang atau hanya ingin menyenangkan diri sendiri. Bahkan, tren doom spending juga disebut dengan pengeluaran uang yang sia-sia.
Biasanya, mereka yang melakukan doom spending menghabiskan uangnya dengan membeli barang-barang mahal, barang-barang yang sedang populer, atau barang-barang yang bisa membuat seseorang terlihat mewah.
Bahkan, mereka juga tak ingin ketinggalan membeli barang-barang yang sedang tren atau terbaru. Orang-orang seperti ini biasanya disebut dengan fomo.
Seseorang yang mengalami doom spending biasanya dipicu karena rasa pesimisnya terhadap perekonomian di masa depan.
Lalu, apakah kamu termasuk seseorang yang mengalami doom spending?
Masih ingat dengan tren boneka labubu yang digandrungi anak muda hingga dewasa beberapa waktu lalu? Karena kepopuleran boneka dari pop mart tersebut, membuat banyak orang membelinya, meskipun tidak begitu menyukainya.
Mereka yang ikut membeli boneka labubu tanpa memiliki kecintaan terhadap barang tersebut, biasanya karena tidak ingin tertinggal dengan yang lainnya.
Jika kamu menjadi salah satu dari mereka, maka kamu mengalami doom spending.
Apabila kebiasaan ini terus menerus dilakukan, maka akan berakibat buruk pada finansial di masa depan.
Selain karena memiliki rasa pesimis terhadap perekonomian di masa depan, doom spending juga bisa dipicu karena psikologis.
Belanja impulsif atau doom spending bisa terjadi saat seseorang sedang mengalami emosional yang buruk seperti, bosan, sedih, stress, bahkan marah.
Sebelum terlalu jauh, yuk segera atasi kebiasaan doom spending agar kamu tidak jatuh miskin.
Kamu bisa mulai mengatasi doom spending dengan tidak fomo terhadap sesuatu yang sedang tren. Selain itu, mulai memilah belanjaan yang berguna.
Memiliki kenyamanan emosional juga penting untuk menghindari kebiasaan doom spending. Hal ini karena sebagian besar kebiasaan doom spending diakibatkan seseorang mengalami emosional yang tidak.
Doom spending mungkin bisa membuat kamu senang, namun itu hanya sesaat. Disisi lain, doom spending akan memberikan efek jangka panjang terhadap finansialmu.
Tips Agar Kamu Tidak Doom Spending
![Doom Spending, Tren Gen Z dan Milenial yang Bikin Miskin 2 Doom Spending](https://linimassa.id/wp-content/uploads/2024/10/Belanja-300x240.jpeg)
1. Biasakan Mencatat Pengeluaran
Dengan mencatat pengeluaran per bulan, kamu bisa mengetahui berapa banyak uang yang keluar, sehingga kamu bisa memastikan dan menekan biaya dalam perbulannya. Hal ini penting bagi finansialmu agar tidak terlalu banyak menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak terlalu penting.
2. Membuat List Kebutuhan
Dengan mencatat apa saja kebutuhan per bulan atau perminggu, kamu jadi bisa menekan angka pengeluaran dan tidak terlalu boros. Hal ini juga berguna untuk meminimalisir budget dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Biasakan Menabung di Awal Gajian
Saat mendapatkan gaji bulanan, sebaiknya kamu langsung memotong untuk ditabung. Jangan menyisakan uang untuk tabungan. Karena biasanya, uang gaji pasti langsung habis jika dipotong diakhir untuk tabungan, ini sangat tidak efektif dalam membangunan finansial yang lebih baik.
4. Hapus Aplikasi Jual Beli di Ponsel
Dengan menghapus aplikasi jual beli di ponsel, kamu tidak akan berpotensi membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Karena terkadang, seseorang membeli sesuatu di aplikasi jual beli bukan karena kebutuhan, tapi hanya karena rasa tertarik dan memuaskan keinginan.