linimassa.id – Di era digital, saat informasi apapun bisa didapat melalui perangkat ponsel, keberadaan perpustakaan tetap tak bisa diremehkan. Peringatan Hari Perpustakaan Sekolah International setiap 18 Oktober menjadi momentum memperkenalkan nilai-nilai akan pentingnya perpustakaan sekolah.
Untuk merayakan di 2023 ini, situs resmi International Association of School Librarianship (IASL), tema untuk Hari dan Bulan Perpustakaan Sekolah Internasional 2023 adalah “Perpustakaan Sekolah: Tempat Bahagiaku di mana Kreativitas dan Imajinasi Berkembang” atau “The School Library: My Happy Place where Creativity and Imagination flourish.”
Tema ini dipilih berdasarkan tema Konferensi IASL 2023 yang berjudul “Perpustakaan Sekolah yang Berkembang: Penelitian, Kebijakan, dan Praktik”. Tema tersebut menggarisbawahi pentingnya peran perpustakaan sekolah dalam kehidupan anak-anak dan dapat ditafsirkan dengan berbagai cara.
Laman resmi International School Library Month (ISLM) menyebut, tema ini dilandasi tema konferensi IASL (International Association of School Librarianship) tahun 2023, yaitu Perpustakaan Sekolah Berkembang: Penelitian, Kebijakan, dan Praktik.
Konferensi yang digelar awal Oktober lalu memberikan fakta bahwa, perpustakaan sekolah membuka pintu petualangan dan tempat magis bagi anak-anak.
Perpustakaan tidak hanya menjadi tempat belajar maupun tempat peminjaman buku sekolah. Tempat ini menjadi tempat interaksi bersahabat antara murid dengan buku.
Perpustakaan sekolah mampu menjadi sarana murid dalam mempelajari perbedaan budaya dengan pembaca lain.
Selain memberikan lingkungan yang ceria kepada murid sekolah, perpustakaan sekolah juga diharapkan mampu membina lingkungan perpustakaan dalam mengenalkan dunia kepada murid sekolah.
Sehingga murid akan berjelajah, mendapat ilmu baru, mengasah kreativitas dan menjadi haus akan pengetahuan. Konferensi tersebut mengarahkan perpustakaan sekolah untuk tidak hanya mendidik murid dengan membaca. Tapi juga ikut menumbuhkan daya berpikir kritis dan kreativitas mereka.
Sumber Jawaban
Seperti dijelaskan situs NationalDay, orang-orang mengunjungi perpustakaan untuk mencari sumber dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka hadapi, dalam aktivitas keseharian.
Mereka akan menemui pustakawan untuk menanyakan referensi buku yang bisa menjadi bahan dalam menjawab pertanyaan mereka.
Konsep pustakawan ini secara tidak langsung sudah berubah wujud menjadi mesin pencarian online yang biasa ditemui sekarang.
Ini sesuai dengan ramalan orang-orang di tahun 80-an bahwa perpustakaan akan menjadi ketinggalan zaman di era internet tahun 1990 sampai 2000-an.
Untuk menanggulangi ini, komunitas perpustakaan di dunia yang dihimpun dalam International Assocation of School Librarianship, merancang peringatan Hari dan Bulan Perpustakaan Sekolah International yang dicanangkan oleh Presiden IASL Dr Blanche Woolls pada 1999.
Rancangan ini diresmikan oleh Presiden IASL selanjutnya yaitu Peter Genco pada 2005. Sekolah di seluruh dunia bebas memilih waktu tertentu di bulan Oktober, untuk mengadvokasi pentingnya perpustakaan sekolah.
Peringatan ini menyokong peranan perpustakaan di sekolah, sesuai dengan tujuan Hari perpustakaan Sekolah Internasional.
Gerakan Literasi
Perayaan ini sebagai bentuk gerakan pemerintah Indonesia, dalam meningkatkan angka literasi di lingkungan sekolah. Serta menjadi awal gerakan yang melahirkan sumber daya manusia unggul di masa yang akan datang.
Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, perpustakaan masih tetap menjadi sumber pengetahuan yang tak ternilai harganya.
Perpustakaan memiliki peran penting dalam memberikan akses ke beragam buku dan sumber daya pengetahuan yang mencakup berbagai topik.
Hari Perpustakaan Sekolah Internasional merupakan perayaan yang merayakan pentingnya perpustakaan dalam pendidikan dan perkembangan siswa di lingkungan sekolah.
Siswa, guru, dan staf sekolah bersatu untuk mempromosikan minat baca, menghargai keanekaragaman budaya, dan merayakan kekuatan buku sebagai jendela dunia.
Awal Mula
Menurut informasi dari laman oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Hari dan Bulan Perpustakaan Sekolah Internasional diinisiasi oleh Dr. Blanche Woolls, Presiden International Association of School Librarianship (IASL), pada tahun 1999.
Sejak saat itu, peringatan ini terus dipertahankan dan ditegaskan kembali oleh Presiden IASL, Peter Genco, pada 2005.
Selain memperingati Hari Perpustakaan Sekolah Internasional, bulan Oktober juga dirayakan sebagai Bulan Perpustakaan Sekolah Internasional.
Bulan Perpustakaan Sekolah Internasional diperingati setiap tahun pada bulan Oktober. International Association of School Librarianship (IASL) memilih topik atau tema tertentu yang menjadi inspirasi bagi perpustakaan sekolah di seluruh dunia tiap tahunnya setiap perayaan Hari dan Bulan Perpustakaan Sekolah.
Manfaat
Situs resmi Perpustakaan Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia menyebut, peringatan Hari Perpustakaan Sekolah Internasional memiliki manfaat yang signifikan dalam membangun kesadaran akan pentingnya budaya literasi dan pengembangan perpustakaan sekolah di seluruh dunia.
Perayaan ini memberikan kebebasan bagi sekolah-sekolah di seluruh dunia untuk memilih waktu yang sesuai dengan situasi dan kondisi mereka sendiri guna menunjukkan dan memperjuangkan pentingnya perpustakaan sekolah.
Tujuan utama peringatan ini adalah menciptakan solusi untuk menjadikan kegiatan membaca buku sebagai aktivitas yang menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak dapat disangkal bahwa perpustakaan sekolah menjadi pintu gerbang petualangan dan tempat ajaib bagi anak-anak. Mereka menjalin persahabatan dengan buku-buku, belajar tentang berbagai budaya, berinteraksi dengan pembaca lain, dan membentuk hubungan yang abadi.
Selain menyediakan lingkungan yang menyenangkan bagi anak-anak, perpustakaan juga berperan dalam membina mereka sejak usia dini. Mulai dari eksplorasi, menemukan dunia baru melalui imajinasi, hingga mengembangkan kreativitas, perpustakaan membantu anak-anak menjadi pembaca dan pemikir yang rajin. Dengan demikian, perpustakaan tidak hanya mendidik generasi pembaca yang muda, tetapi juga memupuk ide dan kreativitas mereka. (Hilal)
