linimassa.id – Siswa baru kelas X SMA Al-Azhar BSD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dikabarkan menjadi korban kekerasan diduga oleh kakak tingkatnya.
Bahkan, orang tua siswa yang jadi korban kekerasan itu sudah melaporkan ke Polres Tangerang Selatan.
“Laporannya seminggu yang lalu. Tapi pemeriksaanya belum bisa dilaksanakan karena si pelapor masih sakit. Fakta pemeriksaanya belum kita laksanakan, kita belum bisa panjang lebar,” kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel Iptu Siswanto, Rabu (27/7/2022).
“Laporannya itu kekerasan, tapi bentuk kekerasannya seperti apa kita belum tahu. Di saya pasalnya 80 kekerasan,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala SMA Al-Azhar BSD Tangsel Moch Mukrim membenarkan adanya dugaan kasus tindak kekerasan tersebut.
Dia mengetahui hal itu dari orang tua siswa yang diduga jadi korban tindak kekerasan dari kakak tingkatnya.
Tetapi, hasil dari penelusuran dan penggalian fakta, dia membantah semua tuduhan yang ada.
“Saya membantahnya dengan bukti-bukti dong. Saya membuktikan tidak bersesuaian, fakta-fakta di lapangan tidak sesuai yang dilaporkan. Dan saya sudah melakukan pemanggilan, tetapi beliau nggak hadir, kalau sudah dipanggilkan harusnya beliau hadir kan ini tidak hadir,” katanya kepada sejumlah wartawan di ruangannya, Rabu (27/7/2022).
Mukrim menerangkan, ada tiga tuduhan dari salah satu orang tua siswa yang mengaku jadi korban kekerasan.
Pertama yakni soal penendangan pada saat hari pertama MPLS. Pelapor menunggu driver duduk di depan ditendang oleh kakak kelas.
“Padahal saat itu kakak kelas yang masuk adalah kelas 11 sudah pulang dari jam 10 sedangkan kelas 12 mengikuti pembelajaran online. Guru piket kami juga sudah memastikan tidak ada siswa kelas atas yang berada di sekolah ketika siswa kelas 10 pulang,” ungkap Mukrim.
Kedua, terkait dengan dugaan penyiraman di air panas di Taman Kota hari kedua MPLS.
“Berdasarkan saksi kunci yang kami terima, cerita itu tidak terjadi. Setelah kita dalami oleh kepala sekuriti hasil pengakuan dari tukang parkir ternyata tidak ada kejadian penyiraman kopi panas itu. Di cek sama kepala sekuriti,” paparnya.
Dugaan kekerasan ketiga, diduga terjadi malam hari saat pelapor diundang berkumpul dengan teman seangkatan dan kaka tingkatnya di Taman Kota 1.
“Setelah kita dalami minta keterangan dari sejumlah siswa yang diungkapkan orang tua pelapor ternyata tidak terjadi apa-apa dan hanya nongkrong perkenalan biasa adik kelas dengan kakak kelasnya,” ungkap Mukrim. (red)