Linimassa.id – Ibu-ibu di Indonesia menjadikan daster sebagai pakaian kebanggaan yang dipakai hari-hari saat di rumah. Padahal dahulu kala, baju yang mereka pakai ini adalah baju yang dikenakan para koboi loh. Kok bisa?
Daster adalah baju tidur wanita yang biasanya dikenakan di rumah. Daster memiliki potongan longgar dan biasanya terbuat dari bahan katun atau linen.
Daster bisa berlengan panjang atau pendek, dan panjangnya bisa selutut, sebetis, atau semata kaki.
Kata daster berasal dari kata duster yang populer di Amerika pada abad ke-18. Daster pada saat itu berbentuk jubah longgar yang terbuat dari bahan ringan.
Daster dulunya dipakai oleh para koboi untuk melindungi pakaian mereka dari debu dan juga sebagai jas hujan.
Pada masa itu di Amerika Barat sering kali terkena angin kencang, hujan badai, dan berdebu. Sehingga para peternak dan koboi yang bekerja di luar ruangan memerlukan pakaian yang dapat melindungi mereka dari elemen-elemen cuaca yang ekstrem.
Daster inilah yang menjadi pilihan ideal karena potongan panjangnya hingga mata kaki serta longgar yang memungkinkan gerakan bebas dari yang memakainya. Daster dulunya dirancang untuk melindungi pakaian dalam dari debu dan kotoran yang melimpah di Amerika.
Dengan memakai daster, mereka dapat menjaga pakaian dalam mereka tetap bersih.
Laman RRI menyebut, baru pada abad ke-19, perempuan mulai mengadopsi penggunaan daster.
Tujuan utamanya tetap tidak berubah, yakni untuk melindungi pakaian mereka dari debu, terutama karena mobil-mobil yang digunakan pada abad ini masih memiliki desain yang terbuka, jadi daster berfungsi sebagai pakaian luar yang mudah untuk dibersihkan oleh perempuan ketika mereka sedang berpergian
Kemudian di abad ke-20 daster mendapatkan popularitas baru, daster menjadi pakaian yang sangat dinginkan di antara masyarakat Amerika Serikat, karena pada saat itu beberapa film terkenal dari Amerika seperti The Good, The Bad and The Ugly (1966) dan Once Upon a Time in the West (1968), mengadopsi daster sebagai salah satu pilihan busana utama bagi para pemerannya.
Dan hampir semua film dengan genre heroic yang berlatar abad ke-20 juga menampilkan daster sebagai bagian dari kostum karakter-karakternya.
Ketika memasuki tahun 1950-an, desain daster menjadi lebih sederhana. Awalnya daster hanya memiliki panjang hingga lutut dan masih memiliki aksen kancing di bagian depan agar dapat digunakan sebagai pakaian luar.
Namun pada tahun ini para perempuan mulai menggunakannya saat sedang berkegiatan di dalam rumah, seperti memasak atau membersihkan rumah.
Hingga saat ini, daster masih digunakan sebagai pakaian ibu rumah tangga, khususnya di Indonesia. Daster sudah memiliki berbagai model yang berbeda.
Variasi panjang daster juga berbeda, secara umum ibu rumah tangga sering menggunakan daster dengan panjang hingga di bawah lutut sampai ke mata kaki, sementara perempuan muda cenderung memilih daster yang panjangnya di atas lutut yang mirip dengan mini dress. (Hilal)