linimassa.id – Dadu yang selama ini kita kenal untuk bermain, ternyata sudah ada sejak 8 ribu tahun lalu. Dadu tidak hanya digunakan untuk bermain, tetapi punya peran bagi masyarakat pada zaman dahulu.
Belum bisa dipastikan siapa manusia pertama yang melempar dadu, tetapi arkeolog memperkirakan dadu tertua di dunia dibuat pada 8.000 tahun lalu. Ini diungkap laman Neatorama.
Versi lain menyebut, diduga, dadu kubus dengan pendandaan praktis serupa adadu modern sudah ada sejak tahun 600 SM, bahkan 2000 SM, berdasarkan bukti berupa beberapa dadu yang ditemukan saat ekskavasi makam di Cina dan mesir. Sedangkan di India, sejak lebih dari 2000 tahun silam, sudah ada catatan tertulis pertama tentang dadu dalam epik berbahasa Sansekerta, Mahabharata.
Dadu ini terbuat dari kerikil, kerang dan lubang buah. Beberapa dadu terbuat dari tulang pergelangan kaki binatang berkuku, seperti lembu dan domba.
Orang Yunani menyebutnya “astragali” dan memiliki bentuk seperti balok.
Ada empat sisi yang bisa mendarat di tanah dan dua sisi yang tidak bisa karena bidang permukaannya sempit dan tak rata. Zaman dulu, melemparkan dadu sama seperti bertaruh dengan leluhur.
Saat ini, dadu dilempar untuk menentukan siapa pemain yang berhak jalan terlebih dahulu. Pada zaman dulu, pelempar dadu pertama adalah para dukun atau paranormal.
Mereka memakai dadu untuk meramal dan menceritakan tentang masa depan dengan menafsirkan tanda-tanda dari dewa, jelas laman Neatorama.
Bukan hanya dadu, para dukun ini memakai batu, tongkat dan isi perut binatang untuk meramal. Contoh ramalannya adalah, jika dadu mendarat dengan sisi pendek di bagian bawah, maka kita harus berburu ke arah selatan.
Jika tidak, maka kita harus berburu ke arah utara, ujar David Schwartz dalam buku Roll the Bones: The History of Gambling.
Pada 7 ribu tahun yang lalu, bangsa Mesopotamia memodifikasi astragali dan membuat wujudnya menjadi kubus.
Dalam bentuk ini, dadu bisa mendarat di enam sisi, sama seperti dadu modern yang kita jumpai sekarang, tutur laman Neatorama. Bahan pembuatan dadu menjadi lebih beragam, mulai dari kayu, gading hingga tulang ikan paus.
Sekarang, dadu dibuat dalam bentuk heksahedron alias kubus dengan enam sisi. Di setiap sisi ada titik-titik kecil yang menunjukkan nilainya.
Konon, paranormal adalah yang pertama membuat tanda atau titik di sisi dadu. Biasanya, sisi dengan angka 1 berlawanan dengan 6, angka 2 berlawanan dengan 5 dan angka 3 berlawanan dengan 4.
Setelah 1.000 tahun sebelum masehi, dadu mulai menyebar ke Yunani, Tiongkok dan India. Di Roma, penjudi akan memakai dadu sambil memanggil nama dewi Fortuna dan ini merupakan pemandangan yang wajar, terang laman Neatorama. Mereka harus bermain diam-diam karena permainan dadu ilegal dilakukan di Roma.
Ini tidak berlaku untuk para pemimpin Romawi. Misalnya Mark Antony, Claudius, Commodus, Nero hingga Caligula yang terkenal curang saat bermain.
Pengecualian lain, dadu boleh dimainkan saat festival Saturnalia, festival khas Romawi kuno untuk menghormati dewa Saturnus yang jatuh pada tanggal 17 Desember di kalender Julian.
Dadu dimainkan untuk keperluan rekreasi dan ramalan, terutama pada suku-suku dan masyarakat adat di Amerika dan Afrika, jelas laman Neatorama. Di abad ke-12, dadu adalah inspirasi untuk menciptakan domino yang dianggap sebagai dadu yang rata.
Menurut Sophocles (495-406 SM), dadu ditemkan oleh seorang yunani saat penyerangan ke Troya. sedangkan Herodotus (484 425 SM ) berpendapat, bangsa Lydia, kerajaan kuno di sebelah barat Asia kecil di masa pemerintahan Raja Atys sebagai pencetus ide pembuatan dadu.
Tapi dua pendapat itu ditolak arkeolog. Menurut penemuan meraka, dadu sudah di pakai di peradabanlebih awal. Termasuk dalam kelompok itu adalah suku Indian Amerika Utara, Aztec dan Maya.
Masyarakat kepulauan sekitar Pasifik, Eskimo dan Afrika. mereka punya permainan dengan dadu dari berbagai materi, bentuk dan cara penandaan yang aneh.
Pada peradaban selanjutnya di Yunani dan Romawi, meski dadu umumnya terbuat dari tulang dan gading, ada yang bermterikan perunggu,serta aneka batu-batuan mulai marmer, akik, kristal oniks, porselen, dan lain-lain.
Bentuknya pun tak hanya kubus tetapi juga piramida, penthahedral, dan octahedral dengan sejumlah variasi permukaan. Pada masyarakat primitif dadu semula alat untuk meramal masa depan. biasanya, terbuat dari tulang pergelangan kaki domba yang ditandai di empat bidangnya.
Lalu, dadu jadi alat permainan tua. jenis permainannya pun banyak dan bervariasi. Salah satu kelompok masyarakat yang senang permainan dengan dadu adalah bangsa Romawi kuno.
Hal itu tampak pada gambar-gambar dinding sebuah kedai minuman di Pompeli tentang beberapa orang yang tengah bermain dadu. Kota Pompeli terkubur akibat letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79, bangsa Romawi menyebut dadu nya tesserae.
Dadu itu ada yang berasal dari biji buh prem dan persik, biji-bijian, tulang rusa dan lembu, tanduk rusa kulit biji walnut, kelereng, keramik, serta gigi berang-berang dan tikus tanah.
Populer
Popularitas dadu semakin meningkat di Eropa pada Abad Pertengahan. Permainan bernama hazard sedang populer dimainkan, baik oleh kalangan bangsawan atau rakyat jelata.
Namun permainan dadu menghadapi tantangan baru, yaitu larangan dari gereja Katolik. Pihak gereja menyebut dadu adalah penyebab perjudian.
Secara kreativitas mulai berkembang, dadu pun mulai dibuat dalam wujud beragam. Di Mongolia, ada dadu yang dibuat dari pergelangan kaki domba. Ada pula dadu yang memiliki 30 angka, ujar laman Neatorama.
Uniknya, ada Zocchihedron, dadu bersisi 100 yang dibuat oleh seseorang bernama Lou Zocchi. Bentuknya menyerupai bola.
Ada pula dadu berbentuk prisma, barrel (silinder dengan permukaan datar), dadu huruf (dengan alfabet di setiap sisinya, seperti dalam permainan Boggle), dadu polihedron asimetris, dadu tiga sisi dan lain sebagainya. Sementara, para astrolog membuat dadu dengan 12 sisi yang setiap sisinya memiliki lambang zodiak.
Di luar itu, ada dadu yang bertanda pada empat sisi yang disebut tali. Beberapa tesserae ditemukan di Herculaneum. Dalam bermain, angka yang keluar pada dadu sulit diduga, Namun ada yang mencoba mengaturnya secara curang. Dadu curang ini pernah di temukan di kuburan Kuno Mesir. Asia Timur, serta pemakaman Amerika Utara dan Selatan.
Dadu itu berupa kubus yang dibuat tidak sempurna dengan mengiris salah satu atau lebih bidangnya sehingga bentuknya lebih mirip batu bata. Alhasil, dadu akan sering mendarat pada permukaan yang lebih luas, dan angka di sebalik nyalah yang sering keluar. teknik ini memang sering dipakai.
Cara lainnya adalah memberikan beban tambahan tepat dibawah permukaan salah satu bidang. Akibatnya, bidang sebaliknya akan lebih sering muncul.
Dalam perjalanannya, dadu berbentuk kubuslah yang terus dipakai hingga saat ini, bahkan tersebar luas ke berbagai belahan bumi. Dadu zaman sekarang biasanya dari plastik. jenisnya ada dua, yang sempurna dan tidak sempurna.
Jenis yang sempurna paling sering dipakai di kasino. Pada dadu sempurna siku garis pertemuan dua sisinya tajam, ukurannya pun harus tepat. Toleransi yang bisa diterima dari ukuran standart adalah 0,0013 cm.
Saat ini, ada banyak permainan papan (boardgame) yang masih menggunakan dadu. Misalnya, monopoli, ular tangga, yahtzee, stack dan lain sebagainya, ungkap laman Instructables Living.
Di zaman sekarang, rata-rata dadu dibuat dari plastik termoset yang ringan. Ada pula yang bereksperimen membuat dadu dari batu, akrilik, dan resin.
Kalau diperhatikan, titik-titik di dua bidang yang berhadapan selalu berjumlah 7. Misalnya titik 1 berpasangan dengan titik 6, titik tiga berpasangan dengan titik 4, dan tiitk 2 berpasangan dengan titik 5. Itulah dadu yang menyimpan hukum probabilitas matematika. (Hilal)