linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Reading: Croissant, Camilan Asal Austria yang Disangka dari Prancis
linimassa.idlinimassa.id
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Cari di sini
  • News
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Khazanah
  • Berita Video
Punya akun? Sign In
Follow US
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
linimassa.id > Indeks > Gaya Hidup > Croissant, Camilan Asal Austria yang Disangka dari Prancis
Gaya Hidup

Croissant, Camilan Asal Austria yang Disangka dari Prancis

Hilal Ahmad 21 Juni 2023
Share
waktu baca 2 menit
Croissant kue yang kerap disangka dari Prancis padahal dari Austria.
Croissant kue yang kerap disangka dari Prancis padahal dari Austria.
SHARE

linimassa.id – Tahu croissant? Ini merupakan camilan asal Austria yang kerap disangka dari Prancis.

Croissant cukup populer di Indonesia, tersedia di berbagai kedai makan hingga restoran berbintang, bahkan sudah ada versi kemasannya loh yang dijual di minimarket.

Dilansir dari laman UPI, dalam berbagai catatan sejarah, sebagian besar setuju bahwa kue ini berasal dari Austria dengan nama Kipferl yang dibuat dari adonan gandum yang dibuat menjadi roti gulung panggang yang umum di Eropa bagian Tengah.

Sejarah mencatat, Kipferl telah ada sejak abad ke-13, tetapi banyak orang yang percaya bahwa usianya lebih tua.

Banyak mitos populer yang mengaitkan penemuan Kipferl sebagai simbol perayaan kekalahan Kekaisaran Ottoman dalam Pertempuran Wina di mana bentuk bulan sabit melambangkan bulan pada bendera Ottoman.

Kipferl kemudian “bermigrasi” ke Prancis pada abad 19. Pengenalan Kipferl yang tercatat paling awal di Prancis terjadi pada tahun 1839, ketika perwira artileri Austria August Zang mendirikan toko roti Wina di Paris.

Orang Paris jatuh cinta dengan Kipferl dan meniru roti di toko mereka sendiri dan nama “croissant” mulai muncul dalam catatan sejarah, mengacu pada bentuk bulan sabit atau croissant de lune dalam bahasa Perancis.

Pada 1915, Sylvain Claudius Goy mencatat resep Croissant versi Prancis pertama. Goy mengubah resepnya menjadi adonan ragi berlapis.

Laminasi melibatkan melipat mentega dan adonan untuk membuat lapisan kue yang tipis dan bersisik dan jadilah kue Prancis ikonik yang kita kenal sebagai croissant seperti saat ini.

Di Cafe de Musee, kue ini dipadukan dengan cream mushroom yang lembut sehingga memberikan tekstur crunchy di luar namun lembut di dalam.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Saat ini croissant hadir dalam berbagai varian rasa dan bisa dikreasikan dengan bebas. (Hilal)

Share This Article
Facebook X Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link Print
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
- Advertisement -
Ad imageAd image
16 Agustus 2025
Ad imageAd image

Terkini

Dinkes Kota Tangsel
Dinkes Kota Tangsel Fasilitasi Cek Kesehatan Gratis dan Tes IVA di Kejari
News
Flyover Jalan Haji Sarmah
Pembangunan Flyover Jalan Haji Sarmah Bintaro Disorot, Sudah Sesuai Tata Ruang?
News
Dinkes Tangsel
Dinkes Tangsel Minta Masyarakat Waspada DBD, Ada 487 Kasus
News
PWI Tangsel
PWI Tangsel & Baznas Santuni Anak Yatim dan Dhuafa, Maknai Kemerdekaan dengan Berbagi
Khazanah
Setiawan Chogah
Refleksi Novel Terbaru Setiawan Chogah: Menyimak Pohon, Menyimak Luka
Khazanah
linimassa.idlinimassa.id
Follow US
© 2023 linimassa.id. Designed by dezainin.com
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Redaksi
  • Info Iklan
logo-linimassaid
Selamat datang kembali!

Login ke akunmu

Username or Email Address
Password

Lost your password?