linimassa.id – Tesla, salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia, mengambil langkah drastis dengan memangkas harga mobil listriknya di sejumlah pasar kunci, termasuk Amerika Serikat, China, dan Eropa.
Langkah ini diambil sebagai strategi untuk menghadapi penurunan penjualan produknya. Potongan harga mencakup beberapa model, antara lain Model Y, Model S, dan Model X, dengan potongan sebesar 2.000 dolar Amerika (sekitar Rp32,4 juta).
Penurunan Harga di Pasar Utama
Di China, Tesla menurunkan harga Model 3 sebesar 14.000 yuan (sekitar Rp31,3 juta), menjadikannya 231.900 yuan (sekitar Rp519,5 juta).
Di Jerman, pelanggan juga mendapatkan diskon sebesar 2.000 euro (sekitar Rp34,6 juta) untuk Model 3 RWD. Langkah serupa juga diambil di wilayah lain di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah, menurut juru bicara Tesla.
Namun demikian, meskipun menjadi produsen kendaraan listrik terpopuler, Tesla mengalami penurunan penjualan global hingga 8,5 persen pada kuartal pertama tahun 2024.
Perusahaan ini mengirimkan sebanyak 386.810 unit ke pelanggan selama periode tersebut.
Menurut laporan Carbuzz, penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh ancaman kompetitor dari China, seperti BYD, Nio, dan Li Auto, yang mulai memasuki pasar mobil yang sebelumnya dikuasai oleh Amerika Serikat.
Kompetitor-kompetitor ini menawarkan mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau namun tetap berkualitas tinggi.
Selain menurunkan harga mobil, Tesla juga memangkas harga teknologi Full Self-Driving (FSD) dari 12.000 dolar Amerika (sekitar Rp194,8 juta) menjadi 8.000 dolar Amerika (sekitar Rp129,8 juta).
Harga berlangganan bulanan untuk teknologi ini juga turun drastis, dari 199 dolar Amerika (sekitar Rp3,2 juta) menjadi 99 dolar Amerika (sekitar Rp1,6 juta).
Ancaman Terhadap Industri Otomotif Global
Ancaman dari produsen mobil listrik China juga menjadi sorotan, tidak hanya bagi Tesla, tetapi juga bagi produsen mobil dari Amerika Serikat dan Eropa lainnya.
Di Amerika Serikat, Senator Sherrod Brown menyuarakan pendapat bahwa mobil listrik buatan China harus dilarang didistribusikan di sana, karena dianggap mengancam industri otomotif negara tersebut.
Di Eropa, Komisi Eropa sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan tarif terhadap mobil listrik buatan China, meskipun solusi ini dinilai tidak efektif oleh beberapa pihak karena diyakini akan mengganggu industri dalam jangka panjang.
Tindakan Tesla memangkas harga mobil dan teknologi FSD merupakan respons terhadap dinamika pasar global yang semakin kompleks, terutama dengan munculnya kompetitor baru dan perubahan kebijakan perdagangan antarnegara.
Langkah-langkah ini dapat memengaruhi tidak hanya persaingan di pasar mobil listrik, tetapi juga arah perkembangan industri otomotif secara keseluruhan. (AR)